ACARA MAULID 19 Maret 2008


Pada hari Selasa 19 Maret 2008 telah diadakan acara Maulidirrosul XVII, seperti acara lain yang selalu diadakan ma'had, seperti Istihlal, masyarakat berbondong2 datang menuju ma'had untuk mengikuti acara ini.
Di tengah gerimisnya hujan, jamaah tetap antusias mengikuti jalannya acara yang alhamdulillah berjalan lancar dan sukses. Acara dimulai dengan penampilan Bilal Group (yg beranggotakan santri Haromain sendiri) yang membacakan qosoid. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan2, baik dari panitia, tokoh masyarakat, pengurus ma'had dan aparat pemerintahan. Ada penyampaian dari ust. A. Shomad tentang profil ma'had, kemudian dilanjutkan dengan mauidhoh yang disampaikan oleh KH. Abdul Qoyyum dari Sarang Jawa Tengah.

Setelah sholat Dhuhur berjamaah, dilanjutkan dengan Tausiah dari aby Ihya Ulumiddin, berikut materi Tausiahnya:

Kesaksian Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam


”Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rosul) dari tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Nabi Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu). QS. An Nisa’ : 41

Salah satu agenda penting hari kiamat yang harus diimani adalah proses perhitungan amal (Hisab). Alloh berfirman, “Sungguh, kepada Kami mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka.” QS. Al Ghosyiyah: 25-26.

Selanjutnya untuk menegakkan keadilan dalam hisab, diadakan tinbangan amal, “Kami akan memasang timbangany ang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun…” QS. Al Anbiya’: 77. Alloh juga berfirman: “Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan) …” QS. Al A’roof: 7.
Sungguh Allah telah memberitahukan kepada manusia bahwa Dia menugaskan para malaikat guna mencatat apa yang telah dilakukan oleh manusia, “Sungguh atas kalian ada para malaikat penjaga yang mulia-mulia lagi para penulis. Mereka mengetahui apa yang kalian lakukan.” QS. Al Infithor: 10-11. Kelak manusia akan menerima catatan-catatan amalnya dari buku yang ditulis oleh malaikat tersebut. Lalu Allah memerintahkan supaya manusia membaca dan memeriksa catatan itu. Dia berfirman, “… dan Kami keluarkan baginya (manusia) pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al Isro’: 13-14). Menyaksikan betapa detail Kitab itu memaparkan segaa yang telah dilakukan, maka para manusia pendosa terperanjat dan merasa sangat kaget, seperti dijelaskan oleh Alloh, “Dan diletakkan kitab (catatan amal), lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) didalamnya, dan mereka berkata, ‘Aduhai, celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka mendapat apa yang mereka kerjakan (tertulis)…” (QS. Al Kahfi: 49)

Betapapun jelas dan detail kitab catatan amal memaparkan semua yang pernah dilakukan oleh manusia, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dari masih terjadinya pengingkaran manusia pada saat itu. Karena itulah dalam mengantisipasi hal ini Alloh mempersiapkan saksi-saksi berupa pengelihatan, pendengaranm kaki dan kulit manusia itu sendiri. Sementara mulut mereka terkunci. Alloh berfirman, “Sehingga ketika mereka sampai di (neraka), pendengaran, pengelihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhapad mereka tentang apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Fushshilat: 20). “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka, dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65).


Saksi Para Nabi,
Rasulullah SAW dan Umat Akhir Zaman

Selain anggota tubuh yang berbicara, persaksian juga diperkuat lagi oleh Para Nabi yang tampil menjadi saksi bagi umat – umat mereka. “...dan didatangkanlah para nabi dan saksi – saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil...”QS az Zumar: 69. Kendati demikian, ternyata persaksian para nabi masih saja dibantah oleh umat – umatnya yang kafir sehingga kesaksian para nabi tersebut masih harus lagi dikuatkan oleh saksi – saksi lain yaitu Umat akhir zaman dan nabi mereka Rasulullah SAW seperti dalam Hadits yang artinya, “Pada hari kiamat Nuh dipanggil lalu dikatakan kepadanya, “Apakah kamu telah menyampaikan (Risalah)?” Ia menjawab, “Ia” kaumnya lalu dipanggil dan dikatakan kepada mereka, “Apakah ia (Nuh) telah menyampaikan (Risalah) kepada kalian?” mereka menjawab, “Tak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami dan tak ada seorangpun yang datang kepada kami” ditanyakan kepada Nuh, “Siapa yang bersaksi untukmu?” Nuh menjawab, “Muhammad dan umatnya” HR Ahmad Bukhori Turmudzi Nasa’i Ibnu Majah. Dalam riwayat lain dituturkan bahwa ketika umat akhir zaman memberikan kesaksian maka ditanyakan kepada mereka, “Bagaimana kalian bisa mengetahui?” mereka menjawab, “Nabi kami (Rosululloh SAW) datang dan memberitahukan kepada kami bahwa para utusan telah menyampaikan (Risalah)...”HR Ahmad. Posisi umat akhir zaman dan Rosululloh SAW yang menjadi saksi pendukung bagi para nabi menjadikan umat – umat lain terpesona dan sangat mendamba menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad SAW, seperti disebut dalam sabda Rasulullah SAW:
َ
“Pada hari kiamat aku dan umatku (berada) di atas tanah tinggi menghadap kepada para makhluk. Tiada seorangpun kecuali berharap menjadi bagian dari kami dan tiada seorang nabi pun yang didustakan oleh kaumnya kecuali kami bersaksi bahwa sesungguhnya dia telah menyampaikan Tuhannya” HR Ibnu Marduweh Abu Hatim.

Keberadaan umat akhir zaman sebagai saksi, ternyata tidak hanya nanti di akhirat, tetapi sejak di dunia mereka juga sudah mendapat kesempatan tersebut. “Hampir kalian mengetahui (bisa membedakan antara) orang – orang baik dan orang – orang buruk” Para sahabat bertanya, “Dengan apa wahai Rosululloh?” Nabi SAW menjawab, “Dengan pujian baik dan pujian jelek. Kalian adalah para saksi Alloh di bumi” HR Ibnu Majah Ahmad. Dalam hadits lain disebutkan yang artinya, “Tiada seorang muslim yang meninggal dunia lalu empat orang dari tetangga – tetangga dekatnya bersaksi bahwa sesungguhnya mereka tidak mengetahui darinya kecuali yang baik melainkan Alloh berfirman, “Sungguh Aku telah menerima ucapan kalian dan Aku memberi ampunan dosa – dosanya yang tidak kalian ketahui” HR Ibnu Hibban Ahmad Hakim. Dalam riwayat Imam Muslim Nasa’i dan Turmudzi dari riwayat Umar ra disebutkan bahwa ketika mendengar ini para sahabat bertanya, “Dan tiga?” Nabi SAW menjawab, “Dan Tiga”. Ada lagi sahabat bertanya, “Dan dua?” Nabi SAW menjawab, “Dan dua”.

Sementara itu keberadaan Rasulullah SAW yang menjadi saksi bagi umat Beliau sendiri juga sangat bisa dimaklumi, sebab tiada prilaku umat ini yang tidak diketahui oleh Nabi SAW. Menantu Abu Huroiroh ra yaitu Said bin al Musayyib berkata, “Tiada hari kecuali ditampakkan kepada Nabi SAW (prilaku umatnya) pada waktu pagi dan sore hari sehingga Beliau SAW pun mengetahui ciri dan amal – amal mereka”. Ketika datang, Abbad segera meminta nasehat, akan tetapi Ibrohim bin Sholeh menjawab, “Apa yang harus aku nasehatkan kepadamu. Telah sampai kepadaku bahwa segala amal orang – orang yang hidup ditampakkan kepada keluarga dekat mereka yang telah meninggal dunia. Maka renungkanlah akan amalmu yang dilaporkan kepada Rosululloh SAW” setelah ini, Ibrohim menangis terseduh hingga jenggot tebalnya basah oleh air mata. Penampakan amal orang hidup kepada orang mati disebut dalam Hadits Munqothi’ riwayat Anas bin Malik ra bahwa Nabi Saw bersabda:
“Sesungguhnya amal – amal kalian dilaporkan (ditampakkan) kepada kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika amal itu baik maka mereka bergembira, dan bila tidak demikian maka mereka berdo’a, “Ya Alloh jangan matikan mereka sebelum Engkau memberi petunjuk kepada mereka seperti Engkau telah memberi petunjuk kepada kami” HR Ahmad Ibnu Abi Dun’ya.

Kecepatan dan Kecanggihan Proses Hisab

Mungkin tidak terfikirkan oleh kita betapa cepat dan canggih proses Hisab pada hari kiamat kelak. Pertama setiap manusia mulai zaman Nabi Adam AS sampai manusia akhir zaman seluruhnya menerima kitab catatan amalnya dengan lengkap tanpa ada sedikitpun yang terlewat. Dapat dibayangkan seberapa banyak lembaran – lembaran yang dibutuhkan untuk mencatat semua ucapan dan prilaku manusia. Pertanyaan seperti ini memang layak muncul, tetapi dengan sangat mudah akan terjawab ketika kita kembali kepada perkembangan teknologi pada sekarang ini. Jika dulu untuk menulis manusia hanya memakai pena, maka kemudian muncul mesin ketik lalu disusul dengan kemunculan komputer. Jika dulu untuk menuangkan dan menyimpan ilmu, manusia tidak bisa menghindar dari kertas, tetapi kini tidak demikian halnya. Sebab hanya dengan sekeping CD, manusia bisa membuka puluhan judul kitab fiqih yang berintikan ratusan jilid buku. Hanya dengan sebuah CD pula sekarang ini kita bisa membawa sembilan judul kitab Hadits (Kutubut Tis’ah). Artinya ketika itu seluruh manusia tentu menerima dan membaca catatan amalnya dalam bentuk yang sangat modern dan super praktis.

Sementara itu Rasulullah SAW, juga pasti mendapat fasilitas yang sangat memadai yang memungkinkan Beliau menjadi saksi kunci saat itu. Sebagai saksi tentu Rasulullah SAW harus mengetahui betul segala yang terjadi dan pernah dilakukan oleh umat – umat terdahulu, para nabi mereka serta umat Beliau SAW sendiri. Di sini tersedia sarana – sarana paling modern bagi Rasulullah SAW yang membuat Beliau mampu untuk menapung dan melihat segala kejadian masa silam dan masa yang akan datang (sebelum Beliau dilahirkan dan sesudah Beliau meninggalkan dunia). Sistem kontrol yang sempurna yang disediakan oleh Alloh Dzat Maha Sempurna membawa Nabi SAW mampu berperan sebagai saksi bagi seluruh umat manusia. Kemajuan Iptek, sekali lagi membuat akal fikiran tidak menganggap hal ini aneh apalagi mustahil, bahkan justru kemajuan Iptek membuat keyakinan semakin mantap. Sebab manusia dengan segala keterbatasan saja mampu menelorkan sistem hebat sebegitu hebat. Jika dulu untuk merekam kejadian, manusia harus memasang telinga. Kemudian teknologi merekam suara dengan pita. Lalu muncul lagi yang terbaru yaitu Flash Disk. Bila dulu untuk mengetahui kabar, manusia harus rela melakukan perjalanan jauh, tetapi kini cukup hanya dengan menekan tombol semua kabar akan didapat. Telphon, HP dan Internet semakin meyakinkan kita bahwa tak ada kejadian di dunia timur kecuali saat itu juga bagian dunia paling barat langsung mengetahui. Sekali lagi ini adalah sistem buatan manusia, lantas bagaimanakah dengan sistem buatan Tuhan manusia?.

Semua sistem tercanggih yang tidak terbayangkan akal manusia yang digunakan dalam proses Hisab ternyata masih ada lagi yang sama sekali tidak bisa terbayang dan sangat jauh atau bahkan mustahil terjangkau oleh jelajah fikiran manusia. Hal tersebut adalah proses Hisab yang terjadi dalam satu waktu bagi seluruh umat manusia. Seorang pernah bertanya, “Bagaimana Alloh menghisab seluruh manusia hanya dalam sekali waktu saja?” Abul Hasan Ali ra menjawab:“Sebagaimana Alloh memberi mereka rizki dalam sekali waktu maka Dia juga akan menanyai mereka dalam sekali waktu”.
Share on Google Plus

About Bapak e Muhammad

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment