Khutbah Idul Adha 10 Dzul Hijjah 1433 H/26 Oktober 2012





Keteladanan Keluarga                                                                                           Nabi Ibrohim alaihissalaam  
Oleh Masyhuda Al Mawwaz
  
Khutbah Pertama

أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ . أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ. أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أَكْبَرْ. كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهَ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ . أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوا اللهَ, اتَّقُوا اللهَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تعَالَى: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ .
                                                                             
Saudaraku sekalian kaum                                                                                                                       muslimin muslimat Hafizhokumulloh

Pada kesempatan yang mulia ini kita berkumpul merayakan hari raya Idul Adha tahun 1433 H dengan sholat Id serta setelah ini diteruskan dengan penyembelihan hewan kurban. Semoga ritual sholat dan penyembelihan yang kita lakukan termasuk aktivitas yang menjadikan kita termasuk manusia yang mencinta dan cintai oleh Alloh azza wajalla.  Kanjeng Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ

Tidak ada amalan apapun yang dilakukan oleh  manusia pada hari nahr yang lebih dicintai oleh Alloh daripada mengalirkan darah hewan kurban”(HR Turmudzi/1526)

Bukti kecintaan Alloh akan amalan mengalirkan darah hewan kurban adalah penghargaan yang sangat besar bagi siapa saja manusia yang menyisihkan sebagian rizki pemberian Alloh untuk membeli hewan kurban. Sebagaimana dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam:

لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ

Bagi pemilik hewan kurban ada satu nilai kebaikan sebagai pahala sehelai bulu hewan kurbannya”(HR Turmudzi)

Allohu Akbar... Allahu Akbar.. Allahu Akbar.

Saudaraku sekalian kaum                                                                                                                       muslimin muslimat Hafizhokumulloh

Salah satu hikmah perayaan Idul Adha dalam syariat islam adalah agar umat Islam terus belajar menteladani Nabi Ibrohim alaihissalaam dan keluarganya. Ada sekian banyak sisi keteladanan beliau yang bisa kita jadi pedoman dalam menjalani kehidupan dunia yang seluruhnya, siapapun kita; rakyat maupun pejabat, orang kaya atau miskin semuanya hanyalah sekedar menjalankan ujian dari Alloh. Luluskah kita? Jika menginginkan kelulusan maka marilah berusaha meniru figur seperti Nabi Ibrohim alaihissalam.

Pertama:
Sebagai orang tua dan sebagai ayah, Nabi Ibrohim kholilulloh adalah seorang yang memiliki target memiliki keturunan yang baik. Beliau sangat mendambakan agar mereka menjadi anak-anak yang sholeh. Keinginan memiliki anak-anak yang sholeh ini bukan hanya dengan usaha, tetapi dibarengi secara serius dan rutin mengajukan permohonan kepada Alloh:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

“Ya Alloh, anugerahkanlah kepadaku anak-anak yang sholeh”(QS As Shooffaat:100).
Karena itu marilah mulai sekarang dan seterusnya kita sering membaca do’a Nabi Ibrohim ini, utamanya setiap kali selesai sholat lima waktu atau dalam waktu dan kesempatan di mana berdo’a sangat dianjurkan; seperti ketika sedang bersujud, sedang bepergian, dan saat hujan turun.

Kedua;
Setiap orang tua pasti berharap agar kelak anak-anaknya mendapatkan kehidupan yang sejahtera secara ekonomi. Ini sah, asalkan harapan ini tidak mengalahkan yang lebih penting dari sekedar kesejahteraan ekonomi, yaitu keselamatan agama. Apapun alasannya, ketika kesejahteraan ekonomi dan keselamatan agama pada awalnya tidak bisa dikumpulkan dan harus memilih salah satunya, maka pertimbangan keselamatan agama harus didahulukan. Inilah sikap yang diambil Nabi Ibrohim ketika dengan sangat teguh meninggalkan anak isterinya di sisi rumah Alloh, Ka’bah yang berada di lembah Bakkah, Makkah sekarang, yang kala itu hanyalah lembah gersang di tengah bukit bebatuan.

Semua itu agar anak-anak keturunannya bisa dengan bebas dan khusyuk menjalankan agama. Tidak terpengaruh oleh dunia yang terus menerus bersolek, semakin cantik memikat hati manusia yang melupakan Alloh, melupakan bahwa setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan berikutnya yang lebih baik dan lebih langgeng. Kepada Alloh Nabi Ibrohim mengadu:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ...

“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami menempatkan dari keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman di sisi rumahMu, Tuhanku, agar mereka mendirikan sholat…”QS Ibrohim:37.

Selanjutanya ketika keselamatan dan kesuburan agama sudah menjadi pertimbangan utama maka bukan berarti Nabi Ibrohim alaihissalam melalaikan kesejahteraan ekonomi anak keturunannya. Karena itulah selain membekali air dan kurma sekedarnya untuk anak dan isterinya, Nabi Ibrohim juga memohon kepada Alloh:

فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِى إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

“…maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka dan anugerahkanlah rizki kepada mereka berupa buah-buahan agar mereka bersyukur” QS Ibrohim:37.

Do’a Nabi Ibrohim alaihissalam ini benar-benar mendapatkan penerimaan sempurna dari Alloh Subhaanahu wata’alaa, sehingga di hari kemudian dan hingga saat ini, meskipun secara geografis Makkah adalah sebuah tanah yang tandus, akan tetapi segala jenis buah-buahan dan makanan bisa ditemukan di sana. Persis sekali dengan janji Alloh dalam firmanNya:

...أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَّهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَي إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ.
”…Dan bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan untuk mereka di daerah tanah yang suci dalam keadaan aman seraya didatangkan ke tanah itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rizki dari sisi Kami. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”QS al Qoshosh:57.

Buah-buahan dari segala jenis tumbuhan sebagai gambaran kondisi ekonomi yang sejahatera, bukanlah untuk berbangga atau sekedar berfoya-foya. Akan tetapi agar disyukuri dan dijadikan sebagai sarana beribadah dan mengabdi secara serius kepada Alloh Azza wajalla. Karena itulah Nabi Ibrohim berdo’a:

وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

“…dan berikanlah rizki kepada mereka dari berbagai buah-buahan agar mereka bersyukur”QS Ibrohim:37.
Imam al Khozin dalam tafsirnya mengatakan:  [Ini merupakan petunjuk bahwa capaian-capaian manfaat-manfaat dunia adalah supaya digunakan sebagai sarana menjalankan ibadah-ibadah dan melakukan ketaatan-ketaatan secara rutin dan serius]

Allohu Akbar... Allohu Akbar.. Allohu Akbar.
Saudaraku sekalian kaum                                                                                                                       muslimin muslimat Hafizhokumulloh

Selain sebagai upaya mengenang dan menteladani Nabi Ibrohim alaihissalaam, perayaan Idul Adha dan bahkan ritual haji juga menekankan kepada umat manusia supaya mengambil pelajaran dari pengabdian Ibunda Siti Hajar. Meski berasal dari latar belakang, yang dalam istilah sekarang, tidak memiliki gengsi atau prestise, Ibunda Hajar berhasil menjadi seorang wanita yang mulia, sangat mulia dan dikenang sepanjang masa karena ketaatannya kepada sang suami dan kepasrahan totalnya kepada Alloh subhaanahu wata’ala. Sebagai ibu muda yang baru melahirkan beliau rela ditinggalkan sendirian bersama bayinya di sebuah lembah gersang yang tidak memiliki tanaman dan tidak ada pula tanda-tanda kehidupan. Ketika mendengar jawaban Nabi Ibrohim bahwa ia ditinggalkan di sana atas perintah Alloh, maka dengan mantap dan begitu tabah Ibunda Hajar berkata:
إِذًا لاَ يُضَيِّعُنَا
"Jika demikian Alloh pasti tidak akan menyia-nyiakan kami".

Barang siapa yang berpasrah penuh kepada Alloh maka pasti Alloh akan mencukupinya. Inilah yang terjadi pada Siti Hajar. Tentunya jaminan Alloh ini baru diberikan setelah melalui proses ujian. Setelah sempat mereguk pahitnya kelelahan berlari-lari antara bukti shofa dan marwa serta dalam kondisi perasaan yang tercekam kepanikan karena bayinya yang menangis kehausan maka melalui kepakan sayap malaikat Jibril, Alloh memberikan anugerah sumur zam-zam yang penuh berkah kepada Ibunda Hajar dan bayinya.

Hal yang perlu disampaikan dalam kesempatan yang mulia ini bahwa ketika melihat ada air yang memancar dengan deras, Siti Hajar segera membuat kubangan kecil agar air bisa tersimpan dan tidak meluber ke sekitarnya.Kebanyakan orang tentu akan berfikir dan mengambil tindakan demikian. Akan tetapi dalam prinsip keimanan, justru tindakan seperti ini adalah campur tangan manusia kepada sesuatu yang menjadi hak mutlak Alloh. Sungguh andai saja ketika itu Ibunda Hajar tidak membuat kubangan dan membiarkan air mengalir di sekitarnya niscaya zam-zam bukan hanya sekedar sumur, tetapi sebuah telaga jernih dengan air yang melimpah sebagaimana disabdakan Rosululloh Muhammad shollallahu alaihi wasallam:

يَرْحَمُ اللهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْلاَ أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكَانَ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِيْنًا

Semoga Alloh merahmati ibunda Ismail, andaikan saja ia tidak terburu-buru niscaya zam-zam akan menjadi sumber air yang mengalir”(HR Bukhori/3362)

Imam Ibnul Jauzi memberikan catatan pada hadits ini bahwa:

ظُهُوْرُ زَمْزَمَ نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ مَحْضَةٌ مِنْ غَيْرِ عَمَلِ عاَمِلٍ فَلَمَّا خَالَطَهَا تَحْوِيْضُ هَاجَرَ دَاخَلَهَا كَسْبُ الْبَشَرِ فَقَصُرَتْ عَنْ ذَلِكَ

“Munculnya zam-zam adalah sebuah nikmat murni dari Alloh tanpa ada usaha siapapun. Akan tetapi ketika dicampuri usaha membuat kubangan oleh Ibunda Hajar berarti telah tercampur tangan manusia sehingga zam-zam pun menjadi berkurang” (Irsyaadus Saari 7/288)

Salah satu contoh nyata campur tangan manusia dalam sesuatu yang menjadi hak mutlak Alloh adalah upaya menunda kehamilan dengan cara-cara yang tidak alamiah. Ada sekian banyak kasus di mana usaha menunda kehamilan tersebut berbuntut menjadi tidak pernah bisa hamil selamanya meski berbagai usaha sudah dilakukan.  

Allohu Akbar... Allohu Akbar.. Allohu Akbar.
Saudaraku sekalian kaum                                                                                                                       muslimin muslimat Hafizhokumulloh

Akhirnya dari kedua orang tua yang sholeh yang memiliki keimanan hebat dan sangat kuat serta hubungan erat dengan Alloh, tercetaklah seorang anak seperti Nabi Ismail alaihissalam yang dalam usia remaja sudah memiliki sikap sabar dan tabah menjalani perintah untuk disembelih.

...قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ

“…Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Alloh engkau akan mendapati diriku sebagai termasuk orang-orang yang bersabar”(QS As Shooffaat:102).

Akhirnya semoga perayaan Idul Adha kita lakukan bukan hanya sekedar menjalankan tradisi, tetapi sebuah upaya mengingatkan dan membulatkan tekad dalam hati untuk bisa menteladani Nabi Ibrohim alaihissalam dan keluarganya sehingga kita akan merengkuh sukses meraih ridho dan kecintaan Alloh subhaanahu wata’aalaa. Amin.. amin Ya Robbal Aalamin.

                                                         Khutbah Kedua

ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ,  ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر   . ألله أكبر ولله الحمد .
الحمد لله الذى هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله . أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله . أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين  أما بعد .  فيا أيها المسلمون أصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون . قال الله تبارك وتعالى , " وَاجْعَلْ لِيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى اْلآخِرِيْنَ " إن الله وملائكته يصلون على النبى ياأيهاالذين آمنوا صلوا عليه وسلّموا تسليما . أللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين . والحمد لله رب العالمين : أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات ......

Share on Google Plus

About shfm

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment