Al-Lathif, Jalan Keluar Kesulitan Hidup

Al-Lathif, Jalan Keluar Kesulitan Hidup

Nurul Haromain

Allah subhana wata’ala memiliki sifat Al-Lathif (Maha Lembut), karena sifat itu manusia ketika masih di dalam perut ibunya bertahan hidup dengan asupan yang berasal dari ari-ari. Demikian juga, ketika lahir hingga dewasa, tidak terlepas dari ke-Maha Lembutan (Al-Lathif) sifat Allah subhana wata’ala. Tidak terkecuali seorang anak, Ah Long yang hidup sendiri di negeri Cina, turut merasakan ke-Maha Lembutan (Al-Lathif) Allah subhana wata’ala. Berikut kisah selengkapnya:

Kisah nyata ini terjadi pada tahun 2010 yang lalu, tentang seorang anak bernama Ah Long yang hidup sendiri di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China. Umurnya baru 6 tahun, kedua orang tuanya telah meninggal dikarenakan mengidap penyakit AIDS berturut-turut di tahun 2008 dan 2010.

Orang-orang di sekitarnya mengucilkannya karena Ah Long dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya. Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat, Satu-satunya sahabat sejatinya adalah anjingnya yang bernama Lao Hei yang selalu setia menemani disampingnya.

Satu-satunya keluarga yang ia miliki adalah neneknya yang berusia 84 tahun. Kadang si nenek mengunjunginya dan memasak untuknya, namun tidak bersedia tinggal bersamanya. Karena penyakitnya, orang-orang di sekitarnya tidak menghiraukan Ah Long. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka.

Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika  Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro Sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp 90.000 per bulan.

Jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri. Dia menanam cabai, daun bawang dan memelihara ayam. Dia mencuci dan memasak sendiri. Dia tidur dan bermain dengan anjingnya.

Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Ada yang memberikan Ah Long 20 kilogram beras dan 5 kilogram mie, ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.

Sejak cerita Ah Long diangkat oleh media, ia mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintah Cina. Sebuah rumah amal di kota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang-orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.

Sebenarnya masih banyak bocah-bocah seperti Ah Long, tidak hanya di China di negara-negara lainpun mereka banyak yang diabaikan dan hidup sebatang kara. Hidup yang mereka jalani bukan kesalahan mereka, mereka tidak bisa memilih dilahirkan dengan mengidap HIV yang diturunkan oleh orang tuanya.

Subhanallah. Maha Suci Engkau Ya Allah.

Ada kisah di dalam kitab Abwabul Faraj karya Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki Al-Hasani. Disebutkan, bahwa ada seorang yang saleh bermimpi bertemu dengan seorang yang sedang tidur dan di kepalanya terdapat binatang yang membahayakan bagi dirinya. Tetapi, denga sifat lemah lembu Allah subhana wata’ala, maka Dia menjaganya, sehingga ia selamat dari gigitan binatang yang mematikan itu, sedang binatangnya dimatikan oleh Allah subhana wata’ala. Ketika ia bangun dari tidurnya, ternyata orang yang ia lihat dalam mimpinya itu sedang mabuk, kemudian ia berkata kepadanya, “Wahai orang yang suka bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya aku tadi melihat engkau dalam tidurku bahwa engkau sedang terancam oleh gigitan seekor binatang yang dapat mematikan, tetapi Allah menjagamu dengan sifat lemah lembut-Nya, sehingga engkau selamat.” Maka lelaki yang mabuk itu segera bertaubat dari segala perbuatan dosanya.

Al-Lathif (Lemah Lembut) adalah sifat Allah subhana wata’ala yang dirasakan seluruh makhluk hidup di dunia ini. Allah subhana wata’ala berbuat kasih sayang kepada semua makhluk, sehingga semua makhluk-Nya saling berkasih sayang dengan sesamannya. Rahasia lain dari Al-Lathif, seperti yang dikatakan oleh seorang ulama adalah nama Allah Al-Lathif mempunyai empat macam jurusan doa, yaitu untuk mempermudah sumber rezeki, mengabulkan segala pemintaan, membebaskan orang yang dipenjara, dan menyembunyikan diri dari pandangan orang-orang yang berbuat zalim.

Sayyid Saleh Al-Ja’fari berkata, “Nama Allah Al-Lathif termasuk nama Allah yang paling agung  untuk mendapatkan rahmat, kasih sayang, kesembuhan dari segala penyakit dan memudahkan rezeki da aku pernah melihat sejumlah buku bahwa ulama Al-Jazair berkata, “Barangsiapa yang ingin mendatangkan kebaikan, maka hendaknya ia selalu mengucapkan “Ya Lathif” dan barangsiapa yang menolak segala bencana, maka hendaknya ia mengucapkan “Lathif”. Karena guruku yang bernama Sayyid Muhammad Syarif selalu mengucapkan “Lathif” menggunakan Alif Lam bila menghadapi kegentingan.”

Ulama dan salafus saleh memberikan bermacam-macam formula untuk mengamalkan nama Allah Al-Lathif ini. Bagi siapa yang ingin mendapatkan jalan keluar dari segala kesulitan, maka hendaknya ia menyebutkan kalimat “ Ya Lathif " sebanyak 129 kali, kemudian hendaknya ia mengucapkan firman Allah sebagai berikut:

إِنَّ رَبِّـيْ لَطِيْفٌ لِـمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْـعَلِيْمُ الْـحَكِيْمُ.

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

Salah seorang Arifbillah berkata, “Barangsiapa membaca firman Allah berikut ini sebanyak 9 kali, maka Allah akan memberinya keluasan rezeki dan mempermudah segala urusannya, termasuk juga seorang yang selalu mengatakan kalimat Allah Al-Lathif. Firman Allah itu adalah:

اللهُ لَطِيْفٌ بِعَبِادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَ هُوَ  الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ

Artinya:  “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya, Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

Guru-guru Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki Al-Hasani berpesan agar selalu mengucapkan kalimat “Ya Lathifu, Ya Hafiizhu, Ya Kaafii” sebanyak 100 kali, karena itu Sayyid Ali bin Abdillah Assegaf selalu membaca kalimat tersebut sebanyak 500 kali dan beliau mewasiatkan kepada murid-muridnya untuk mengamalkan wirid tersebut.

Doa Al-Lathif yang sering dibaca oleh kaum muslimin ahlus sunnah wal jama’ah adalah :

يَالَطِيْفًا بِخَلْقِهِ يَاعَلِيْمًا بِخَلْقِهِ يَاخَبِيْرًا بِخَلْقِهِ أُلْطُفْ بِنَا يَالَطِيْفُ يَاعَلِيْمُ يَاخَبِيْرُ

Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Lembut kepada segenap makhluk-Nya, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui kepada segenap makhluk-Nya, wahai Dzat Yang Maha Mengawasi kepada segenap makhluk-Nya, berbuat lembutlah (kasihani) kepada kami wahai Yang Maha Lembut, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Mengawasi.”

Dan :
يَالَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ أُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلْ إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ أُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: “Wahai Yang Maha Lemah Lembut, selamatkanlah kami dari musibah-musibah yang turun, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Lembut, berbuat lemah lembutlah kepada kami dan kaum muslimin”

Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam kitab Abwabul Faraj hal. 240, menekankan siapapun yang terjebak dalam kesulitan yang sangat sulit dan ia tidak dapat melepaskan dirinya dari kesulitan yang membelitnya, maka hendaknya ia melakukan shalat sunnah dua rakaat, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu dengan membaca shalawat Munjiyat 11 kali, kemudian membaca doa berikut ini sebanyak 16 kali. Semoga Allah subhana wata’ala memberikan jalan keluar dan mengabulkan hajatnya. Adapun doanya adalah sebagai berikut:

فَفَرِّجْ يَا إِلَـهِــيْ كُلَّ كَرْبٍ                    وَ خَلِّصْنِـْي مِنَ الْـأُمُرِ الضَّرُوْرِيْ
وَ كُنْ بِـيْ يَالَطِيْفُ صُنْعِ                     وَ دَبِّرنِـيْ بِلُطْفِكَ فِيْ أُمُوْرِيْ
فَفَرِّجْ كَرْبَتِـيْ بِاللُّطْفِ وَاجْرِ                  عَوَائِدَكَ الْـجَمِيْلَةَ بِالـسُّرُوْرِ
فَمَا أَرْجُوْ سِوَاكَ لِـكَشْفِ ضُـرِّيْ              إِذَا ضَاقَتْ مِنَ الْـحَرَجِ صُدُوْرِيْ

“Ya Allah, wahai Tuhanku hilangkan segala kesulitan dan lepaskan diriku dari segala urusan daruratku. Jadilah Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Lemah Lembut sebagai Tuhan yang terbaik bagi diriku dan uruslah segala urusanku dengan kelemahlembutan-Mu, lepaskan diriku dari kesulitanku. Wahai Tuhan Yang Maha Lemah Lembut, datangkan segala bantuan-Mu bagi diriku, dengan segala kesenangan, karena aku tidak memohon kepada seorangpun untuk menghilangkan segala kesulitanku yang kini sedang menerpa diriku.”

Memahami arti doa sangat penting, sehingga dapat menghadirkan hati ketika membaca dan berdoa, karena Allah hanya akan mengabulkan permohonan seorang yang hatinya bersungguh-sungguh memohon kepada Allah subhana wata’ala.

Tuhanku, sesungguhnya sifat lemah lembut-Mu, yang terkandung di dalam nama-Mu yang agung, yaitu Al-Lathif, sehingga jika ada seorang yang lupa dan lalai, maka engkau selalu mengingatkannya untuk membaca nama-Mu Al-Lathif, sehingga orang itu akan menjadi salah seorang wali-Mu yang akan memperoleh derajat tertinggi di sisi-Mu. Karena Engkau memiliki sifat lemah lembut, sehingga orang-orang yang selalu berbuat dosa dapat Engkau rubah menjadi hamba-Mu yang saleh, sehingga mereka dapat masuk ke dalam surga-Mu.

Tuhanku, hendaknya Engkau bersikap lemah lembut kepada kami selama kami masih hidup di dunia ini, sehingga ketika kami meninggal dunia dapat menjawab pertanyaan pada malaikat-Mu di dalam kubur kami, karena Engkau adalah Dzat Yang Maha Tunggal dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga shalawat dan salam senantiasa bagi junjungan kami, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta segenap keluarga dan sahabat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sepanjang masa. Amiin.
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment