Puasa dan Menjadi Penguasa
Khutbah
Pertama
أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ .
أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ
أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ .
أَللهُ أَكْبَرُ . أَللهُ
أَكْبَرُ . َأللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد .
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ . نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
. قَالَ اللهُ تعَالَى : [[أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ
عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيْهِ مِنْ بَعْدِ اللهِ أَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ]]
Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah
Pagi hari ini
kita bergembira merayakan hari raya Idul Fithri tahun 1434 H. Idul Fithri artinya
pagi ini kita kembali diperbolehkan sarapan pagi dan bahkan diharamkan
berpuasa. Kita
berharap semoga kegembiraan ini selaras dengan kenyataan, meski bukan
kepastian, bahwa puasa kita diterima oleh Allah azza wajalla, kita
mendapatkan ampunan dariNya, dan kelak pada saatnya kita berhak memasuki surga
dari pintu Rayyan serta bergembira dengan pahala yang diberikan oleh
Allah Sang Maha Pemurah, sehingga nyatalah janji yang disampaikan oleh baginda
Rasulullah Muhammad Saw:
...لِلصَّائِمِ
فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“...bagi orang yang berpuasa ada dua
kebahagiaan yang dirasakannya; saat berbuka (saat Idul Fithri) ia berbahagia
dan saat bertemu Tuhannya ia berbahagia dengan (pahala) puasanya”(HR Bukhari no: 1904)
Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat Idul Fithri, hafizhakumullah
Kita perlu
terus mengingat bahwa berpuasa ramadhan khususnya, dan umumnya berpuasa sunnah
seperti enam hari pada bulan Syawwal, tidak terbatas pada masalah pahala dan kegembiraan hati saat telah
berhasil menjalankannya. Akan tetapi ada sekian banyak hikmah dan tujuan yang
di antaranya adalah bahwa puasa melatih kita menjadi manusia yang sehat secara
fisik dan memiliki mental yang kuat sehingga tidak dipermainkan oleh hawa nafsu
dan keinginan-keinginan yang tidak pernah berujung. Pada saat satu keinginan
tercapai, maka justru muncul berbagai macam keinginan.
Hal seperti
inilah yang menjadi sebab kita bangsa manusia diperbudak oleh dunia. Kita yang
semestinya diciptakan oleh Allah sebagai Khalifah di muka bumi
seharusnya mengendalikan segala yang ada dalam kehidupan ini. Bukan malah sebaliknya,
segala yang ada yang berupa harta benda, pangkat dan jabatan itu justru
mempermainkan, menyita sebagian besar atau bahkan menghabiskan waktu dan usia
kita.
Dengan berpuasa
dari makanan dan minuman serta segala yang diharamkan Allah, kita dilatih
memiliki hati yang bersih, mental yang kuat dan jiwa yang tangguh sehingga bisa
mengendalikan diri yang akhirnya memiliki kemampuan menundukkan semua yang ada;
baik harta benda, ilmu pengetahuan, pangkat dan jabatan untuk kemudian dijadikan sebagai sarana
meraih pahala sebanyak-banyaknya di sisi Allah Swt. Tuhan kita hanyalah
Allah, kita hanya mengabdi kepadaNya, bukan mengabdi kepada segala sesuatu
selain Allah, apapun bentuknya.
قَالَ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِيْكُمْ إِلـهاً وَهُوَ فَضَّلَكُمْ
عَلَى الْعَالَمِيْنَ
“...Musa menyatakan,”Patutkah
aku mencari Tuhan untuk kalian selain Allah, padahal Dialah yang telah
melebihkan kamu atas segala umat...” (QS al A’raaf:140)
Allahu Akbar3x, ma’asyiral muslimin hafizhakumullah
Langkah nyata
bahwa kita menjadi khalifah di bumi, tidak mempertuhankan dan diperbudak
oleh segala yang ada di bumi adalah:
a. Sebagai orang yang berilmu maka kita berusaha
menghias diri kita dengan sifat tawadhu’, sadar betul bahwa ilmu kita sangatlah sedikit,
masih terlalu banyak orang yang jauh lebih pandai dan luas ilmunya daripada
kita. Kita berusaha menyebarluaskan ilmu dengan berbagai macam cara yang
disipakan oleh Allah semata hanya
berharap pahala dari Allah azza wajalla.
b. Sebagai seorang pejabat atau pemegang
kebijakan maka kita memanfaatkan betul untuk menyebarluaskan keadilan, menghukum
orang yang zhalim dan membela pihak yang dizhalimi, memberantas kemaksiatan, serta
merintis budaya dan tradisi kebaikan. Bukan malah memanfaatkan jabatan dan
kekuasaan sebagai jalan mendapatkan keuntungan dan kepuasan pribadi. Kekuasaan
dan jabatan adalah kesempatan emas melaksanakan bimbingan Rasulullah Saw:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا
“Tolonglah saudaramu baik saat ia berbuat
zhalim atau saat dizhalimi!”
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, saya
menolong orang ini karena ia terzhalimi, lalu bagaimana saya menolongnya saat
ia berbuat zhalim!?” Rasulullah Saw bersabda: “Kamu memegang kedua tangannya
(agar tidak berbuat zhalim)!” (HR Bukhari no:2444 dari Anas ra)
c. Sebagai orang yang diberikan keluasan harta
benda kita harus:
Pertama: Mengeluarkan zakat sesuai hitungan nishabnya.Rasulullah
Saw bersabda yang artinya:
“Barang siapa mengeluarkan zakat hartanya maka sungguh
telah hilang darinya keburukan harta tersebut” (HR Thabarani. Ibnu Khuzaimah)
Beliau juga bersabda:
حَصِّنُوْا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ
وَدَاوُوْا مَرْضَاكُمْ باِلصَّدَقَةِ وَاسْتَقْبِلُوْا أَمْوَاجَ الْبَلاَءِ بِالدُّعَاءِ
وَالتَّضَرُّعِ
“Jagalah harta benda kalian (dari kehancuran) dengan (mengeluarkan) zakat,
obatilah orang sakit kalian dengan sedekah dan sambutlah badai bencana dengan
do’a dan tadharru’”(HR Abu Dawud dalam al Maraasil)
Kedua; Menggunakan harta benda kita untuk kepentingan
perjuangan menghidupkan dan mengembangkan agama Allah, membantu orang lemah
secara ekonomi, orang yang sedang ditimpa kesulitan, menyantuni janda miskin,
anak-anak yatim, menyambung sanak kerabat dan lain sebagainya.
[Seorang lelaki kaya raya pernah mendatangi Rasulullah Saw. Ia bertanya:
“Wahai Rasulullah, apa yang saya lakukan, bagaimanakah caranya membelanjakan
harta benda ini!?” Rasulullah Saw bersabda: “Kamu mengelaurkan zakatnya…,
kamu pergunakan menyambung sanak kerabat, kamu mengerti hak orang miskin, hak
tetangga dan hak orang yang meminta-minta” (HR Ahmad)
Semua hal ini perlu dilakukan karena Rasulullah Saw menyatakan:
إِنَّ فِى الْمَالِ لَحَقًّا سِوَى الزَّكَاةِ
“Selain zakat, sesungguh dalam harta benda ada hak (yang harus dikeluarkan)” (HR Turmudzi/lihat Faidhul Qadir
no:2333)
Allahu Akbar3x, ma’asyiral muslimin hafizhakumullah
Sebagai orang
berilmu, berkuasa atau berharta, apabila
bisa menggunakan semua anugerah dan Allah ini demi menolong, membantu
kesulitan orang lain dan untuk menyenangkan orang lain maka insya Allah
kita termasuk orang-orang yang mendapatkan jaminan pertolongan dari Allah: “Allah
selalu menolong seorang hamba selama hamba mau menolong saudaranya”
(Muttafaq alaih)
Juga jaminan
keamanan dari segala siksaan sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
إِنَّ للهِ خَلْقًا خَلَقَهُمْ لِحَوَائِجِ
النَّاسِ يَفْزَعُ النَّاسُ فىِ حَوَائِجِهِمْ أُولَئِكَ اْلآمِنُوْنَ مِنْ عَذَابِ
اللهِ
“Sesungguhnya Allah Memiliki makhluk
yang Dia Menciptakan mereka untuk kepentingan hajat manusia; apabila
membutuhkan maka manusia meminta bantuan kepada mereka. Merekalah orang-orang
yang aman sentosa dari azab Allah” (HR Thabarani)
Sebaliknya
orang-orang yang diberikan oleh Allah keluasan ilmu, kekuasaan dan harta benda ketika mereka merasa enggan
memberikan bimbingan, merasa bosan memberikan pelayanan, ogah dimintai
partisipasi dan bantuan maka mereka
berada dalam bahaya dicabutnya nikmat tersebut dari tangan mereka. Rasulullah Saw
memberikan peringatan:
إِنَّ للهِ عِنْدَ أَقْوَامٍ نِعَمًا أَقَرَّهَا عِنْدَهُمْ
مَا كَانُوْا فِى حَوَائِجِ الْمُسْلِمِيْنَ مَالـَمْ يَمَلُّوْهُمْ فَإِذَا مَلُّوْهُمْ
نَقَلَهَا إِلَى غَيْرِهِمْ
“Sesungguhnya Allah memiliki sekian
banyak nikmat yang diletakkan olehNya pada suatu kaum selama mereka berada (dan
mau membantu) kebutuhan kaum muslimin, selama mereka tidak merasa bosan. (akan
tetapi jika kemudian) mereka merasa bosan, niscaya Allah akan Memindahkan
nikmat-nikmat tersebut kepada orang selain mereka” (HR Thabarani)
Allahu Akbar3x, ma’asyiral muslimin hafizhakumullah
Puasa sebagai
amal yang juga mengajarkan dan melatih keikhlasan, maka upaya pengabdian dan mendarma baktikan ilmu pengetahuan, jabatan
dan kekayaan kepada sesama manusia, juga semestinya dilandasi oleh hati yang
tulus tanpa pamrih, tidak berharap ada balasan, dan juga bukan karena membalas
jasa kebaikan orang lain. Semua harus dilakukan semata-mata mencari keridhoan
Allah. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pahala yang sangat memuaskan dari
Allah Swt sebagaimana puasa yang secara khusus Allah sendiri yang akan
memberikan pahalaNya, sehingga kita pun berbahagia karenanya. Allah berfirman:
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِى يُؤْتِي مَالَهُ
يَتَزَكَّى. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزَى .إِلاَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِ الْأَعْلَى. وَلَسَوْفَ يَرْضَى
“Dan kelak orang yang paling
bertaqwa akan dijauhkan darinya (neraka); yaitu orang yang Memberikan hartanya
untuk membersihkannya, padahal tak ada seorang pun yang memberikan nikmat
kepadanya yang harus dibalasnya, (tetapi ia memberikan itu semua) semata-mata
karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi, dan kelak ia akan benar-benar
mendapatkan kepuasan” (QS Al Lail:17-21)
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا
وَقِيَامَنَا وَصَالِحَ أَعْمَالِنَا . أَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ
رَمَضَانَ لَنَا وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبَّلاً
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .
Khutbah Kedua
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر . الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر .
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا. الحمد لله الذي هدانا
لهذا وما كنا لنهتدي لولا ان هدانا الله. اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا
عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم. اما بعد : معاشر المسلمين، اتقوا الله حق تقاته
ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تبارك وتعالى: قد افلح من تزكى وذكر اسم ربه
فصلى. وقال عز من قائل: ان الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين أمنوا صلوا
عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه ومن تبعهم
باحسان الى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
"Ya
Allah, berikanlah ampunan kepada muslimin dan muslimat, mu'minin dan mu'minat;
yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
أَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَـنَا
مِنْ خَشْيَتِك مَا تَحُوْلُ بَيْنَـنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا
تُبَلِّغُـنَا بِهِ جَنَّـتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْـنَا مَصَائِبَ
الدُّنْيَا وَمَتِّعْـنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا أَبَدًا مَا
أَحْيَيْتَـنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَـتَنَا فِى دِيْنِنَا وَلاَ
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا
بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, berikanlah bagian dari
rasa takut kepadaMu, batas yang menghalangi antara kami dan maksiat-maksiat
kepadaMu. Dan berikanlah dari ketaatan kepadaMu, sesuatu yang membawa kami
sampai di surgamu. Dan berikanlah dari keyakinan, sesuatu yang bisa membuat
kami merasa ringan dalam menghadapi musibah-musibah dunia.
Biarkanlah kami merasa nyaman
menikmati pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama-lamanya, selama Engkau
memberikan kehidupan kepada kami. Jadikanlah semuanya langgeng hingga detik
kematian kami.
Jadikanlah tindakan menuntut balas kami hanya
kepada orang-orang yang telah berbuat kezhaliman kepada kami. Berikanlah
pertolongan agar kami bisa mengalahkan orang-orang yang memusuhi.Jangan biarkan
bencana menimpa agama kami. Jangan jadikan dunia sebagai prioritas keinginan
dan puncak pencapaian ilmu kami. Dan jangan karena dosa-dosa kami lantas Engkau
menguasakan kami kepada para pemimpin yang tidak memiliki belas kasihan kepada
kami.
أَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ
بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنَجِّـنَا
مِنَ الظُّلمَاتِ إِلَى النُّـوْرِ وَجَنِّبْـنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ . أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَـنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا
وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَاجْعَلْـنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِيْنَ
بِهَا عَلَيْكَ قَابِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا .أَللَّهُمَّ زِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلاَ تُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا وَآثِرْنَا وَلاَ تُوْثِرْ عَلَيْنَا وَأَرْضِنَا وَارْضَ عَنَّا
Ya Allah, damaikanlah semua pihak
yang berseteru di antara kami. Pertautkanlah
hati sesama kami. Tunjukkan kami jalan yang benar. Selamatkan kami dari
kegelapan menuju cahaya. Jauhkanlah kami dari segala jenis keburukan; yang
menampak jelas maupun yang terselubung. Ya Allah, berikanlah berkah dalam
pendengaran, penglihatan, hati, isteri-isteri dan anak keturunan kami.
Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. Jadikanlah kami orang-orang yang menerima, bersyukur dan memuji atas
nikmatMu. Sempurnakanlah semua nikmat itu untuk kami
Ya Allah, berikanlah tambahan
kepada kami, jangan pernah mengurangi. Muliakanlah kami, jangan menghinakan
kami. Teruslah Engkau memberi dan jangan pernah menghentikan pemberian itu dari
kami. Jadikan kami sebagai orang yang terpilih, jangan jadikan kami sebagai
orang yang tersisih. Jadikanlah hati kami ridho atas segala keputusanMu dan
ridhoilah kami semua.
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
صِحَّةً فِى إِيْمَانٍ وَإِيْمَانًا فِى حُسْنِ خُلُقٍ وَنَجَاحًا يَتْبَعُهُ فَلاَحٌ
وَرَحْمَةً مِنْكَ وَعَافِيَةً وَمَغْفِرَةً مِنْكَ وَرِضْوَانًا
Ya Allah, sungguh kami senantiasa memohon
kepadaMu sehat dalam Iman dan keimanan yang mengaplikasikan akhlak mulia. Kami
memohon kepadaMu kesuksesan yang berbuah keberuntungan, kasih sayang,
permaafan, ampunan dan keridhoan dariMu.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.عباد الله ! ان
الله يأمركم بالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر، ولذكر
الله أكبر .
Blogger Comment
Facebook Comment