بسم
الله الرحمن الرحيم
تَرْكُ
الصَّلَاةِ مُخَالَفَةٌ لِنِظَامِ الْكَوْنِ
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:
1.[تُسَبِّحُ لَهُ السَّمواتُ
السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ
بِحَمْدِهِ وَلكِنْ لَا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيْمًا
غَفُوْرًا][1]
2. [وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي
السَّموَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ
وَالْآصَالِ][2]
تُبَيِّنُ هَاتَانِ الْآيَتَانِ أَنَّ
الْكَوْنَ كُلَّهُ بِأَجْزَائِهِ دَائِمُ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالى بِدَوَامِ
وُجُوْدِهِ لَا يَنْفَكُّ عَنِ الصَّلَاةِ طَرْفَةَ عَيْنٍ فَإِنَّهُ فِى مَقَامِ
الْعُبُوْدِيَّةِ للهِ تَعَالَى فِى كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ. فَمَنْ حَقَّقَ
النَّظَرَ رَأَي الْكَوْنَ كُلَّهُ بَاطِنًا وَظَاهِرًا مُصَلِّيًا. إِذَنْ مَنْ
تَرَكَ الصَّلَاةَ فَقَدْ خَالَفَ الْخَلِيْقَةَ كُلَّهَا وَأَخَلَّ بِنِظَامِ
الْكَوْنِ وَكَفَي بِمَا وَعَدَ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَوَرَدَ الْأَمْرُ
بِقَتْلِهِ لِذلِكَ وَكَمَا وَرَدَ أَنَّهُ يُحْشَرُ مَعَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ
وَجُنُوْدِهِمَا مِنَ الْمُتَكَبِّرِيْنَ عَنْ عِبَادَةِ اللهِ تَعَالى. قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :(مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ
مُتَعَمِّدًا فَقَدْ كَفَرَ جِهَارًا) رواه أبو داود
الطيالسي عن أنس (انظر الجامع الصغير رقم 8578).
اخْتُلِفَ فِى مَعْني هذَا الْحَدِيْثِ
عَلَى أَقْوَالٍ كَمَا يَلِيْ:
1-
اسْتَوْجَبَ
عُقُوْبَةَ مَنْ كَفَرَ
2-
قَارَبَ أَنْ
يَنْخَلِعَ عَنِ الْإِيْمَانِ بِانْحِلَالِ عُرْوَتِهِ وَسُقُوْطِ عِمَادِهِ كَمَا
يُقَالُ لِمَنْ قَارَبَ الْبَلَدَ أَنَّهُ بَلَغَهَا
3-
فَعَلَ فِعْلَ
الْكُفَّارِ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ لِأَنَّهُمْ لَا يُصَلُّوْنَ
4-
قَدْ سَتَرَ
تِلْكَ الْأَقْوَالَ وَالْأَفْعَالَ الْمَخْصُوْصَةَ الَّتِي كَلَّفَهَا اللهُ
بِـَأَنْ يُبْدِيَهَا[3]
وَتَظْهَرُ هذِهِ الْأَقْوَالُ
الْمُخْتَلِفَةُ لِمَا قَدْ يُرْجَي لَهُ الشَّفَاعَةُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَائِلِ:
(شَفَاعَتِيْ لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ
مِنْ أُمَّتِيْ)[4](أَتَانِيْ
آتٍ مِنْ عِنْدِ رَبِّيْ فَخَيَّرَنِيْ بَيْنَ أَنْ يُدْخَلَ نِصْفُ أُمَّتِيْ
الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِيَ لِمَنْ مَاتَ
لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا)[5]
وَمَنْ أَدَّي الصَّلَاةَ فَقَدْ
أَدَّي مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ فِى قَوْلِهِ [أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِيْ][6]وَمَنْ
ذَكَرَهُ ذَكَرَهُ تَعَالَى فِى نَفْسِهِ وَذِكْرُهُ تَعَالَى لِلْعَبْدِ أَكْبَرُ
مِنْ كُلِّ مَا يَتَقَرَّبُ بهِ الْعَبْدُ إِلَي رَبِّه حَتَّي لَا يَنْظُرَ إِلَى
عَمَلِهِ عَلَى قَوْلِ مَنْ فَسَّرَ قَوْلَهُ تَعَالَى [وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ][7]
بِهذَا التَّفْسِيْرِ.
نَعَمْ, هُنَاكَ فَرْقٌ بَيْنَ مَنْ
صَلَّى صَلَاتَهُ عَلَى صُوْرَتِهِ الظَّاهِرَةِ وَبَيْنَ مَنْ صَلَّى صَلَاتَهُ
عَلَى صُوْرَتِهِ الْبَاطِنَةِ فَالثَّانِي فَقَدْ صَلَّى بِجَسَدِهِ وَقَلْبِهِ
وَرُوْحِهِ وَعَقْلِهِ وَوَجبَتْ لَهُ الْكَرَامَةُ عَلَيْهَا. وَمَنْ لَمْ يَكُنْ
كَذلِكَ فَهُوَ تَحْتَ مَشِيْئَتِهِ وَكُتِبَ لَهُ مَا عَقَلَ مِنْهَا فَقَطْ.
فَنَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
وَنَسْأَلُهُ الْعَفْوَ إِنَّهُ كَرِيْمٌ حَلِيْمٌ.
=والله يتولي الجميع برعايته=
Meninggalkan Shalat
Melawan Aturan Alam
Allah tabaraka wata’ala berfirman:
1. “Tujuh langit dan bumi, dan apa-apa yang
ada di dalamnya senantiasa bertasbih (mensucikan) Allah. Dan tiada sesuatu
apapun kecuali bertasbih dengan memujiNya tetapi kalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana Maha Pengampun”[8]
2. “Dan hanya kepada Allah, seluruh orang yang
ada di langit dan bumi serta bayang-bayang mereka bersujud karena ketaatan atau keterpaksaan
pada waktu pagi dan petang hari”[9]
Dua ayat di atas memberikan penjelasan bahwa alam
keseluruhan dan bagian-bagiannya, selama mereka ada, senantiasa melakukan
shalat kepada Allah. Ia tidak pernah melepaskan diri dari shalat meski hanya
sekejap, karena sesungguhnya ia berada di maqam ubudiyyah kepada Allah
dalam setiap waktu dan masa.
Barang siapa yang melakukan pengamatan secara mendalam
pasti menyaksikan bahwa secara zhahir dan bathin alam seluruhnya dalam keadaan
sedang melakukan shalat. Jika demikian halnya, maka barang siapa meninggalkan shalat
berarti sungguh dirinya telah melawan arus seluruh makhluk dan menciderai
aturan alam. Dan kiranya cukup ancaman Allah atas dirinya.
Ada perintah agar ia dibunuh
karena hal itu. Dan juga ada penjelasan bahwa kelak dia akan dikumpulkan
bersama Fir’aun dan Haman serta bala tentara keduanya sebagai termasuk
orang-orang sombong yang tidak mau beribadah kepada Allah. Rasulullah Saw
bersabda:
“Barang siapa meninggalkan shalat secara sengaja maka
sungguh ia telah kafir secara terang-terangan” (HR Abu Dawud at Thayalisi dari Anas ra. Lihat al
Jami’ as shaghir nomer 8578)
Berikut ini adalah beberapa pendapat berbeda tentang
makna hadits ini:
1.
Ia berhak mendapatkan hukuman seperti orang yang telah kafir
2.
Hampir saja ia tercabut dari keimanan karena talinya telah terlepas dan
tiangnya telah roboh sebagaimana dikatakan bagi orang yang berada dekat dengan
suatu daerah bahwa dirinya telah sampai di daerah tersebut
3.
Ia telah melakukan prilaku yang sama dengan prilaku orang-orang kafir serta menyerupai mereka
karena mereka tidak melakukan shalat
4.
Sungguh ia telah menutupi ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang terkhusus
(dalam ibadah shalat) dan telah dibebankan oleh Allah kepada mereka agar ditampakkan[10]
Pendapat-pendapat berbeda ini muncul karena memang masih bisa diharapkan ia
mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad Saw yang telah bersabda:
“Syafaatku untuk para pelaku dosa-dosa besar dari umatku”[11]
“Seorang yang datang dari sisi Tuhanku (malaikat selain Jibril) mendatangiku
lalu menawarkan pilihan kepadaku antara separuh umatku dimasukkan surga atau
syafaat, maka aku memilih syafaat. Dan syafaat itu adalah bagi orang yang mati
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”[12]
Barang siapa menjalankan shalat maka sungguh telah menjalankan perintah
Allah seperti dalam firmanNya: “Dan shalatlah untuk mengingatKu”[13]
dan barang siapa mengingat Allah maka Allah ta’ala mengingatnya dalam diriNya. Dan ingatan Allah ta’ala
kepada seorang hamba (ketika Allah menyebut seorang hamba) adalah lebih besar
daripada seluruh hal yang dijadikan sarana hamba mendekatkan diri kepada
Tuhannya sehingga ia tidak melihat lagi amalnya. (ini berdasarkan) pada
pendapat orang yang menafsirkan firman Allah, “…dan sungguh dzikir Allah itu
lebih besar”[14]
dengan tafsiran seperti ini.
Perlu dimengerti bahwa ada perbedaan antara orang yang menjalankan shalat
dalam bentuk zhahir dan orang yang menjalankan shalatnya dalam bentuk batin.
Orang yang kedua telah menjalankan shalat dengan tubuh, hati, ruh dan akalnya
sehingga ia berhak mendapatkan kemuliaan. Dan barang siapa tidak seperti
demikian, maka ia berada dalam kehendakNya dan (masih) ditulis baginya apa yang
ia ingat dari shalatnya saja. Marilah memohon ampunan kepada Allah Dzat Maha
Agung dan memohon maaf kepadaNya. Sungguh Dia Maha Pemurah Maha Bijaksana.
=والله يتولي الجميع برعايته=
Blogger Comment
Facebook Comment