Malam Pertama di Surga

Malam Pertama di Surga


Sebelum Hijab diwajibkan pada tahun 5 Hijriyyah, ada seorang lelaki yang bisa dikatakan buruk rupa bernama Julaibib yang biasa datang kepada para wanita dan bergurau dengan mereka. Hal ini sesuatu yang wajar karena hanya sebatas gurauan dan tidak lebih dari itu. Meski begitu, tidak demikian halnya dengan seorang sahabat agung Abu Barzah al Aslamiy ra. Ia begitu berhati-hati dan cemburu jika Julaibib datang dan bergurau dengan isterinya. Maka, Abu barzah pun berpesan kepada keluarganya: “Waspadalah kalian, jangan sampai Julaibib datang dan memasuki rumah kita. Jika dia melakukannya maka sungguh aku benar-benar akan berbuat ini dan itu kepadanya”.

Malam Pertama di Surga
Abu Barzah bercerita: Orang-orang Anshar memiliki tradisi tidak akan menikahkan puteri mereka sebelum mengetahui apakah Rasulullah Saw bermaksud menikahinya atau tidak. Dalam sebuah kesempatan Rasulullah Saw bersabda kepada seseorang: “Nikahkanlah aku dengan puterimu!” Orang itu langsung menjawab: “Baik, sungguh ini sebuah kemuliaan wahai Rasulullah” Rasulullah Saw bersabda: “Akan tetapi, aku menghendaki puterimu bukan untuk diriku?”. “Untuk siapa?” tanya orang tersebut. Rasulullah Saw bersabda: “Untuk Julaibib” Jawaban ini membuat orang itu ragu sehingga berkata: “Jika demikian maka biarkan saya berunding dulu dengan ibunya” 

Sesampai di rumah lelaki itu langsung memberitahukan kepada isterinya: “Rasulullah Saw melamar puterimu” isterinya menjawab: “Baik, ini sebuah kemuliaan” sang suami menjelaskan: “Akan tetapi, Rasulullah Saw tidak melamar untuk beliau sendiri, melainkan untuk Julaibib” penjelasan ini langsung dijawab oleh sang isteri: “Julaibib? Hiiih, Julaibib?hiiih, tidak, kita tidak akan menikahkannya dengan puteri kita".

Saat lelaki itu hendak berangkat kepada Rasulullah Saw untuk memberitahukan keputusan yang diambil bersama isterinya, tiba-tiba puteri mereka muncul dan bertanya: “Siapakah orang yang melamar saya?” selesai mendengar penjelasan dari sang ibu, gadis itu berkata: “Apakah kalian menolak perintah Rasulullah Saw? Serahkanlah diri saya, karena beliau tidak akan menyia-nyiakan saya”

Baca Artikel Lainnya : "Tiga Orang Terjebak dalam Gua"

Akhirnya datanglah sang bapak kepada Rasulullah Saw sehingga akad nikah pun segera dilaksanakan. Belum sempat menikmati malam pengantin, panggilan perang datang, dan Julaibib pun dengan keimanan yang membara pergi menuju medan peperangan. Setelah perang usai dan pasukan islam mendapatkan kemenangan, Rasulullah Saw bertanya: “Apakah kalian kehilangan seseorang?” para sahabat menjawab: “Tidak” Rasulullah Saw bersabda: “Tapi, mengapa aku tidak melihat Julaibib? Carilah dia di antara korban-korban peperangan itu” mereka pun mencari dan menemukan jasad Julaibib tidak bernyawa di sisi tujuh jasad orang-orang kafir yang berarti mereka dibunuh oleh Julaibib dan mereka pun membunuhnya. Mendengar laporan tentang hal ini, Rasulullah Saw lalu mendekat ke jasad Julaibib dan bersabda: “Dia telah membunuh tujuh orang dan mereka pun membunuhnya. Aku bagian darinya, dia bagian dariku” Para sahabat kemudian menggali liang untuk mengubur Julaibib. Sesudah liang tergali, maka kedua bahu Rasulullah Saw sendiri lah yang menjadi keranda mayat Julaibib dan selanjutnya tangan beliau Saw yang mulia yang meletakkan jasad Julaibib ke liang kuburnya.

Sesampai di Madinah dan bertemu dengan isteri Julaibib, maka beliau berdo’a untuknya: “Ya Allah, tuangkanlah kebaikan kepadanya, dan jangan jadikan hidupnya sengsara!”. Berkah do’a Rasulullah Saw inipun menjadi kenyataan sehingga di kemudian hari, tidak ada janda yang lebih kaya raya melebihi janda Julaibib .

=والله يتولي الجميع برعايته=

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment