Semangat Dalam Mencari Ilmu
Sahabat Jabir bin Abdillah radliyallahu 'anhu, seorang yang begitu semangat menuntut ilmu. Demi mendapatkan ilmu-ilmu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, ia rela menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan. Bahkan hanya demi mendapatkan satu hadits dari seseorang yang mendengarnya langsung dari Rasulullah, yakni Abdullah bin Unais radliyallahu 'anhu, ia siap memacu kudanya menempuh perjalanan selama satu bulan penuh.
Inilah semangat yang dimiliki sahabat Nabi. Bagaimana mereka mau bersusah payah dan menanggung derita demi mendapatkan ilmu. Mereka kurang puas ketika mereka mendengar hadits bukan dari orang yang mendengarnya langsung dari Rasul. Bahkan mereka berusaha sekuat tenaga mencari dan menemui sahabat yang langsung mendengarnya dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Hal ini juga seperti apa yang diteladankan oleh Nabi Musa. Betapa Nabi Musa tiada merasa malu untuk mencari "Sang Guru" dikala ia tahu bahwa ada orang yang lebih alim ketimbang dirinya. Padahal ia adalah seorang Rasul dan pemimpin. Akan tetapi semua itu sama sekali tidak menghalanginya untuk kembali berguru. Ia dengan penuh semangat menempuh perjalanan darat dan laut agar ia mendapatkan ilmu dari Sang Guru.
Ilmu memang membutuhkan banyak sekali pengorbanan. Ilmu memang tak jarang dijumpai dengan iringan kesulitan-kesulitan. Tapi semua itu tiada pernah menyurutkan tekad para penuntut ilmu agar bisa mereguk cahaya-cahaya Allah melalui ilmu.
Baca Artikel Lainnya : "Mewaspadai Kamuflase Setan"
Ilmu adalah hal yang mulia. Sementara dunia adalah hal yang amat hina. Ilmu itu didatangi, bukan malah mendatangi. Maka kita perlu belajar bagaimana Imam Bukhori berani menolak dengan tegas perintah Raja yang ingin di ajar Hadits secara khusus. Beliau dengan tegas berkata: "Aku takkan pernah merendahkan ilmu sehingga membawanya ke pintu-pintu Raja. Kalau kau mau maka kau bisa mengaji bersama orang-orang."
Maka Ilmu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang memiliki nyali besar. Ilmu juga hanya bisa di dapat oleh orang-orang yang rendah hati. La yanalu al ilma mustahyin wala mustakbir. Tiada akan meraih ilmu seseorang yang pemalu dan tinggi hati.
Jika para sahabat adalah Ahlun Nabi sebab mereka bershubah langsung dengan Rasulullah. Maka Thullabul Ilmi juga merupakan Ahlun Nabi. Sebab meski kita tidak secara langsung bershuhbah dengan Rasulullah, juga tiada melihatnya. Hanya saja kita senantiasa bershuhbah dengan kalam-kalam Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Seperti yang di sampaikan Imam Syafii, "Ahlul Hadits di setiap zaman seperti Shahabat di zaman Rasul shallallahu alaihi wassalam."
Orang-orang yang memiliki ilmu akan memiliki Syafaat setelah para Nabi. Maka dengan kedudukan yang mulia ini, semestinya kita terus bersungguh-sungguh di dalam mencari ilmu, untuk kemudian mengajarkan serta mengamalkannya.
Sebab pada saatnya nanti, setelah kalian lulus, kalian akan menggantikan mereka, kalian akan berada pada posisi dan kedudukan yang mereka emban.
Cukuplah bagi kita, sebagai pengemban risalah Rasulullah. Cukuplah bagi kita bersama warisan Rasulillah.
Blogger Comment
Facebook Comment