Pesan Rosululloh Pada Kaum Muhajirin dan Ansor

Pesan Rosululloh Pada Kaum Muhajirin dan Ansor


Rosululloh ditanya, "Apakah hak-hak jalan ya Rosululloh?" beliau menjawab, "Menundukkan pandangan, Menahan diri dari menyakiti (orang lain), Menjawab salam, Menyuruh pada kebaikan, Menahan dari kemungkaran" 
Nurul Haromain
Makna Hadits- Salah satu dari sekian ajaran Islam yang mengedepankan etika dan norma-norma dalam berinteraksi sesama manusia. Menahan keegoisan diri demi menghargai orang lain. Menjaga hak-hak mereka dan berusaha untuk bermanfaat selalu di setiap kesempatan. 

Dalam sebuah kesempatan, di awal Hijrah Rosululloh dari Makkah ke Madinah, beliau menyampaikan sebuah pesan (sebagai sebuah pesan awal) kepada para shohabat Muhajirin dan Anshor, "Sebarkan salam, bagikanlah makanan, sholatlah di malam hari saat manusia tengah terlelap" 

Makna Hadits- Terlihat sepele dan remeh, namun sangat berdampak luar biasa dalam usaha interaksi yang baik antar sesama manusia. Dilihat dari satu sisi, salam merupakan salah satu bentuk sapaan menyenangkan seorang Muslim pada Muslim lainnya, membahagiakan orang lain dengan berbagai cara, meski hanya dengan hal kecil dan tak dirasa. Dan bisa dilihat pula dari sisi lainnya, ia (salam, red.) merupakan sebuah bentuk doa langsung yang dilantunkan seorang Muslim untuk saudaranya. Yang tentunya sebagaimana telah kita ketahui, doa baik seseorang akan langsung dikabulkan oleh Alloh dan menjadi investasi kebaikan untuknya kelak di akhirat. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqoroh: 186 ),

Selain salam, Rosululloh juga mengajarkan pada kita untuk selalu mencoba bersifat dermawan pada setiap orang, dan di setiap kesempatan. Tak ada seorangpun yang tak senang saat disampaikan suatu hal baik padanya. Tak ada seorangpun yang tak suka saat diperlakukan sebaik mungkin dalam hidupnya. Tak lepas dari kodrat manusia itu sendiri, yang selalu ingin hidup enak kapanpun dan dimanapun ia berada. Islam mengajarkan hal tersebut. Rosululloh mengajarkan pada kita untuk selalu berbagi. Membagi rejeki yang Alloh berikan pada kita, meski hanya dengan sedikit minuman, sepotong kecil roti, atau bahkan dengan suatu hal yang dinilai tidak terlalu berharga bagi pribadi kita. 

Karena kita tidak pernah tau, bahwa hal (kecil) tersebut merupakan suatu berkah tersendiri bagi saudara kita lainnya. Dan selain itu, Karena tak ada hal yang bernilai kecil sedikitpun di hadapan Alloh selama hal tersebut dilakukan untuk menggapai ridlo dan cintaNya. Dan yang terakhir yaitu bahasan tentang sholat malam. Termasuk salah satu ajaran Rosululloh yang lebih beliau pentingkan setelah sholat fardlu dan kewajiban-kewajiban lainnya. Dilihat dari sisi hukum fiqihnya, mungkin hanya sekedar sunnah. Ibadah yang bila dilakukan berpahala, jika ditinggalkan tidak apa-apa. Karena tidak ada kewajiban bagi seorang Muslim yang tidak mampu dalam melaksanakannya untuk mengganti (mengqodlo') di waktu yang lain. Namun, hal tersebut bukan berarti suatu hal remeh, tidak penting yang kemudian bisa kita tinggalkan dan sia-siakan begitu saja. 

Cukuplah sebuah riwayat yang mengisahkan dimana Rosululloh melaksanakannya dengan penuh semangat, istiqomah, bahkan hingga telapak kaki beliau bengkak kebiru-biruan, menjadi sebuah jawaban bagi kita akan pentingnya sholat tersebut. Tiada lain, beliau (Rosululloh) contohkan hal tersebut, agar menjadi perhatian bagi kita untuk selalu berusaha mendekatkan diri pada Alloh. Berusaha mencari pandangan (nadhroh) rohmatNya yang luas. Menggapai ridlo dan cintaNya yang mulia. Dan tentunya, sholat di malam hari saat manusia lainnya tengah terlelap merupakan waktu yang tepat dan cepat untuk meraih tujuan agung tersebut. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Rosululloh dalam beberapa riwayat Hadits, bahwa di sepertiga malam Alloh akan turun ke langit dunia untuk mendengarkan doa-doa para hambaNya. Mengampuni orang-orang yang beristighfar (memohon ampunan), meninggikan derajat orang-orang yang memuji, dan mengabulkan kebutuhan orang-orang yang memohon kepadaNya. Semua itu menunjukkan bahwa tak ada sedikitpun hal remeh yang diajarkan dalam Islam. Tak ada hal apapun yang bernilai kecil, selama hal tersebut disandarkan dan diniatkan untuk menyenangkan Alloh dan RosulNya. 

Karena pada akhirnya, keridloan Alloh dan Sayafa'at RosulNya lah yang kita butuhkan kelak dalam hidup yang penuh keabadian (akhirat, red.) Maka tak berlebihan jika kemudian muncul sebuah definisi baru para ulama' terkait dengan ibadah sunnah tersebut, "Jika diamalkan mendapatkan pahala, namun jika ditinggalkan maka ia telah merugi dan berbuat sia-sia" Mudah-mudahan kita bisa menjalankan ajaran agama kita, dengan penuh semangat dan ta'dhim. Dengan harapan, semoga Alloh berkenan memberikan keridloanNya pada kita dalam menjalani hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin...
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment