Oleh: eL- Umam
Dalam al Qur’an di kisahkan tentang seorang umat nabi
Daud Alaihis salam yang sudah memiliki 99 ekor kambing namun masih mau
memperdaya saudaranya yang hanya memiliki se ekor kambing melalui kepandaian
berdebat . dengan kepandaiannya tersebut ,si pemilik 99 kambing berhasil
menggenapkan kambing nya menjadi 100 , sementara si pemilik seekor kambing
harus terpedaya ,harta satu satunya melayang .
“ sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh
sembilan kambing betina dan aku mempunyai se ekor saja lalu di berkata “ serahkanlah (kambingmu) itu
kepadaku ! . dan dia mengalahkan ku dalam perdebatan “(QS.shod :23)
Cerita di atas mirip sekali dengan isi buku yang di
tulis David Bach , dengan judul “fight for
your money”, Hanya saja dengan
settingan zaman modern. Sebagian besar kita adalah si pemilik se ekor
kambing tersebut,. Rata rata kita hanya memiliki satu sumber penghasilan
. lantas siapa pemilik 99 ekor
kambing yang pandai berdebat tersebut???
Pemilik 99 ekor kambingnya adalah korporasi-korporasi
raksasa yang bergerak di segala sektor. Dari mulai otomotif, perbankan,kartu
kredit, telekomunikasi, kesehatan, asuransi, produsen barang barang
konsumsi dan lainnya. David
menekankan bahwa dalam hidup sehari hari di zaman modern ini, kita harus siap
bertempur setiap saat untuk mempertahankan uang kita. Bila kita lemah uang kita
akan tersedot oleh kepandaian korporasi
korporasi raksasa dalam memperdaya konsumennya.
Bayangkan apa yang ada di otak para bos bos dari
perusahaan bank , kartu kredit,asuransi,telekomunikasi,dan perusahaan lainnya.
Bila tahun lalu perusahaan perusahaan tersebut mendapat keuntungan milyaran
dollar/ trilliunan rupiah, sudah pasti tahun ini mereka menetapkan target yang
jauh lebih ambisius. Apapun jalannya , bagaimanapun caranya, keuntungan yang
mereka dapatkan harus lebih besar dari keuntungan tahun lalu .
Pertanyaanya darimana keuntungan yang semakin
besar itu akan mereka dapatkan ???
Para bos tersebut di bantu dengan ahli pemasarannya
memutar otak, mengatur strategi dan menyusun rencana . hasilnya ,, abrakadabra......
Para bos dan tim nya ini berhasil melahirkan formula kreatif untuk memeras konsumennya,
agar lebih banyak menggunakan prnduk barang atau jasa perusahaannya. Dengan
demikian uang akan lebih bnyak lagi masuk ke perusahaan . tidak penting lagi
apakah produk barang dan jasa tersebut bermanfaat atau tidak bagi konsumennya. Formula kreatif inilah yang di ibaratkan
mantra “ keahlian berdebatnya “ kaum nabi Daud Alaihis salam.
Masing masing jenis perusahaan memiliki kiat kiatnya
tersendiri untuk mengambil uang lebih banyak dari konsumennya. Pada bank atau
kartu kredit misalnya ada istilah seperti “angsuran minimum” (minimum
payment) ada juga “ biaya telat angsuran “(late payment carghe) dan
istilah lainya demi untuk mengeruk dana dari berbagai penjuru dunia. pada kartu kredit juga ada tagihan premi
asuransi yang terbayar secara otomatis ,klo toh
gak di bayar , ya otomatis menambah hutang ( saldo minus) yang akhirnya
anda bayar juga . memang kelihatannya kecil, hanya beberapa ribu saja , tapi
ini berjalan dari bulan ke bulan dari tahun ke tahun untuk membayar suatu
proteksi yang anda juga tidak tahu untuk apa dan apakah anda perlukan atau
tidak ??
Hal ini tidak berlaku untuk satu atu dua orang saja
,bahkan seluruh nasabah yang ada ,hingga ribuan atau jutaan nasabah . jadi
bayangkan betapa besar keuntungan perusahaan asuransi atau bank yang berhasil
memperdaya nasabahnya tanpa mereka sadari .
Lain bank ,lain asuransi, lain pula kiat perusahaan
telekomunikasi untuk memeras dana konsumennya.
Melalui berbagai iklannya yang seolah biaya sangat murah atau bahkan
sebagian gratis . ternyata keuntungan perusahaan telekomunikasi terus menjulang
tinggi . darimana keuntungan ini di dapatkan?
Ya darimana lagi kalau bukan dari para
konsumen juga . lewat struktur biaya tagihan yang njlimet dan tidak mudah di
pahami .
Kalau memang demikian ,bagaimana cara kita
mempertahankan satu satunya kambing yang kita miliki supaya tidak sampai di ambil
oleh korporasi korporasi raksasa yang telah memiliki 99 kambing??
Alangkah baiknya jika kita perhatikan :
- Kontrol pengeluaran kita ( keluarga) 2. Beli (bayar) sesuatu yang benar benar
perlu dan yakin betul bahwa kita memang membutuhkan barang / jasa tersebut
3. Bertanya dan teliti terlebih dulu barang /jasa yang akan kita beli , hingga kita yakin keamanan dan pertanggung jawabannya .
4. Jaga dan rawat sebaik mungkin barang yang telah kita beli, sehingga kita tidak perlu mengeluarkan biaya lagi saat kita membutuhkannya kembali.
Bila ini secara disiplin dapat kita laktkan dengan
istiqomah, insyaalloh seandaiannya hanya satu ekor kambing pun yang kita punya
,si kaya pemilik 99 kambing tak akan bisa mengambilnya dari kita . insyaalloh .
Semoga
bermanfaat .wallohu A’lam .
Blogger Comment
Facebook Comment