Seorang sahabat Nabi, Abu Hurairah pernah bilang: “Ya
Rasulullah, Dikala kami bersama engkau, tiada yang kami rasakan kecuali hati
kami merasa lembut, zuhud dengan dunia, dan kami merasa sebagai ahli akhirat.
Lalu ketika kami keluar meninggalkan engkau lantas kami bergaul dengan istri
kami, menciumi anak-anak kami, kami ingkar dengan diri kami sendiri."
Lantas Rasulullah menjawab: ”Jika kalian dikala keluar
meninggalkanku kondisi kalian seperti ketika bersamaku, maka malaikat akan
menziarahi rumahmu. Jika kalian tiada berbuat dosa, Allah ta'ala akan
mendatangkan makhluk baru agar mereka melakukan dosa lalu Allah mengampuninya.”
Abu Hurairah bertanya lagi: “Ya Rasulallah, dari apa makhluk
diciptakan?”
“Dari air”, jawab Nabi
“Kalau surga itu dibangun dari apa?”
“Batu bata dari perak, batu bata dari emas, semennya dari
misik terwangi, kerikilnya dari mutiara dan yaqut, debunya dari za'faron,
sesiapa yang memasuki akan merasakan kenikmatan tiada diazab, terus hidup tiada
mati, pakaiannya tiada kusam, masa muda tiada pernah sirna.”
Lantas Rasulullah melanjutkan, “Tiga orang yang tiada
ditolak doanya: Imam yang adil, seorang yang berpuasa dikala berbuka, dan doa
orang yang teraniaya terangkat menembus langit, baginya dibuka pintu-pintu
langit. Allah berfirman: Demi kemulyaanku, Aku sungguh akan benar-benar
menolongmu meskipun nanti. (Tirmidzi: 2526)
Dalam hadits di atas, Rasulullah mengilustrasikan keindahan
kondisi surga. Sebuah ilustrasi yang tentunya hanya bisa dibayangkan dengan
amat terbatas. Sebab keindahan itu adalah keindahan yang kedua mata tak pernah
melihat dan menyaksikan, telinga belum pernah mendengar, dan tak pernah sama
sekali terbersit di hati.
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa, di Surga ada
sebuah Pohon, menurut Ibnul Jauzi pohon yang dimaksud adalah pohon Thuba (طوبى). Sebuah pohon yang
besar dan tinggi menjulang. Seorang pengendara kuda yang lihai dan dengan
kecepatan maksimal ketika berjalan di naungannya meski menghabiskan waktu
selama 100 tahun, ia tiada akan berhasil menempuhnya. (Lihat Tirmidzi: 2524)
Menurut Nabi itulah yang di maksud dengan “wazhillin mamdud”
naungan yang terbentang, dalam surat Al Waqiah.
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِين
٢٧
27. dan golongan kanan, Alangkah bahagianya golongan kanan
itu.
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ ٢٨
28. berada di antara pohon bidara yang tak berduri,
وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ ٢٩
29. dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya,
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ ٣٠
30. dan naungan yang terbentang luas,
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ ٣٢
32. dan buah-buahan yang banyak,
لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ ٣٣
33. yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang
mengambilnya.
وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ ٣٤
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً ٣٥
35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka Bidadari-bidadari
dengan langsung (tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis).
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا ٣٦
36. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.
عُرُبًا أَتْرَابًا ٣٧
37. penuh cinta lagi sebaya umurnya.
لأصْحَابِ الْيَمِينِ ٣٨
38. kami ciptakan mereka untuk golongan kanan,
Secara prinsip bahwa masing-masing penghuni Surga
mendapatkan luas wilayah tidak kurang dari luas kabupaten. Sebab lebar surga
layaknya langit dan bumi.
Sementara di lain kesempatan para penghuni Surga bisa juga
berekreasi. Di pohon besar itulah mereka akan berekreasi. Disana disediakan
hiburan yang demikian menggiurkan. Jika ada yang ingin mendengarkan alunan
musik. Allah ta'ala akan mengirimkan angin untuk menyenandungkan nada-nada
indah hasil paduan suara dengan pohon-pohon disana. Pohon-pohon yang
batang-batangnya terbuat dari emas murni.
Kenikmatan-kenikmatan yang menggiurkan itu, tentu saja
seperti yang disabdakan Nabi, dalam meraihnya ketika didunia, semua itu
dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Huffat bil makarih.
Dikelilingi dengan sekian hal yang tidak menyenangkan.
Semoga Allah memberi kekuatan kita untuk terus berusaha
meraih surga dengan terus menjalankan ketaatan meski banyak hal yang tak
menyenangkan hadir mengusik kehidupan kita. Amin.
Wallahu ta'ala a'lam
Penulis : Ust Shabieq
Blogger Comment
Facebook Comment