Dakwah Di Jalan Alloh

الحَدِ يْثُ الخَامِسُ وَالعِشْرُوْنَ
فِى الدَّعْوَةِ إِلَى اللهِ
قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ النَّبِيِّ    يَقُوْلُ  : ﴿  نَضَّرَ اللهُ  امْرَأً  سَمِعَ مِنَّا  شَيْئًا  فَبَلَّغَهُ  كَمَا سَمِعَ  فَرُبَّ  مُبَلَّغٍ أَوْعَي  مِنْ  سَامَعٍ  
            Abdulloh bin Mas’ud Radhiyallohu anh berkata : Saya mendengar Rosululloh Sholallaohu alaihi wasallam bersabda : Semoga Alloh mencerahkan wajah orang yang mendengar sesuatu dariku lalu dia menyampaikan persis seperti dengan yang dia dengar. Karena betapa banyak orang yang mendapat (berita atau keterangan) lebih memahami daripada orang yang langsung mendengar﴿
نَضَّرَ اللهُ   امْرَأً 
1.      بحتمل  الخبر  Pemberitaan
2.      يحتمل الدعاء Do’a
1.              بحتمل  الخبر: Pemberitaan dari Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam siapa yang berdakwah ilalloh, maka Alloh akan mempercantik wajahnya dihadapan manusia, dalam arti kedudukannya, mendapatkan kehormatan, kemuliaan dalam pandangan manusia.
Ø  حسن الله   و  جهه   فى   الناس  اى  جا هه  و قدّر : Alloh mencantikkan wajahnya dihadapan
Ø  او صله  الله  إلى  نضرة  الجنة   وهى   تعيمها : Alloh akan mengantarkan ia kedalam binar-binarnya surga (kenikmatan surga) atau kegembiraan.
Ø  خصه  الله  تغالى   با  البهجة   والسرور : Alloh memberi keistemawaan kepadanya berupa kegembiraan. Meskipun manusia ada pada ketentuan Alloh untuk di coba, tapi tetap gembira, tetap optimis karena barokah dakwahnya.
             Hidup dalam dakwah, hidup dalam perintah Alloh, karena kegembiraan yang diberikan oleh Alloh. Karena hidup ini mencari apa kalau bukan mencari hidup yang aman dan nyaman meskipun ada tantangan dan problematika. Tapi dalam dakwah, tuntunannya adalah pada lisan dan perbuatan.
            Sesungguhnya wajah seorang da’i tidak ada yang berwajah kusam, wajah seorang da’i punya nur (cahaya) dan wajah yang binary-binarnya membuat orang senang dan bersimpati kepadanya. “Sifanya seorang da’i adalah menerima kapan saja jika orang lain butuh pencerahan”. Kebinar-binaran wajah seorang da’i tak lain karena barokah do’a dari Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam. Jadi dalam berdakwah jangan sampai ada pikiran pesimis apalagi sampai berpikir “Aku mangane opo… Aku mangane opo..? Mangano watu..” dalam hidup ini memang ada susah ada senang, antara tawa dan tangis, tapi hadapilah hidup yang seperti ini dengan kesenangan hati.
            Selama menyampaikan sabda Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam, selama itu juga ada do’a dari Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam. Dengan itu maka ada tantangan dan harus kita hadapi dengan kemanisan.
            Seperti ada pernyataan “Musuhnya manusia adalah dengan apa yang tidak ia ketahui” maka dari itu kitaa harus memberi tahu kepada masyarakat agar mereka mengerti dengan apa yang tidak mereka mengerti.
            Pesan dari para sahabat, para anbiya’ dan ulama’, menyampaikan ilmu harus seperti yang ia dengar, khususnya ilmu hadits. Karena menjaga lafadz-lafadz kenabian itu lebih baik dan lebih utama.
            Muballagh, sifatnya lebih dari pada muballigh, muballagh dari segi ilmunya, seperti murid yang lebih tahu dari pada gurunya. Dan kita bisa saja terjadi. Sebagai contoh. Abuya Sayyid Muhammad berguru langsung dengan Abahnya Sayyid Alawi, dan banyak orang mengatakan “Itu adalah seorang anak yang melebihi orang tuanya”. Perhatian muballigh lebih masuk ke hatinya, kapan menyampaikan kapan juga harus mengamalkan.
Dakwah adalah mengemban dakwah dan menyampaikan pada orang banyak. Mengemban berbeda dengan menyebarkan. Dakwah sudah menjadi sifat orang muslim yang mereka ada hak untuk menyebarkan, menyampaikan dan harus ada hubungan dengan amanah.
Catatan Taklim Oleh
Fathiyah Insani Ummu Alifah
Kitab : Jalaul Afkar
Ma’had Nurul Haromain Lin Nisa’




         
Share on Google Plus

About Ma'had Al Inshof Al Islami

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment