Jujur dan Dusta
Dari
Abdulloh bin Mas’ud beliau berkata : Rosululloh bersabda : ﴾ janganlah kalian berbuat dusta karna sesungguhnya perbuatan
dusta mengantarkan kepada kemaksiatan dan kemaksiatan dapat mengantarkan kepada
neraka. Sesungguhnya seseorang yang senantiasa berdusta dan (bahkan) berusaha
menetapinya, sehingga ia di catat di hadapan Alloh sebagai pendusta. Tetapilah
kejujuran karena sesungguhnya kejujuran dapat mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan
mengantarkan pada surga. Sungguh seseorang senantiasa jujur dan dia terus berupaya
menetapinya sehingga ia dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang jujur ﴿
![]() |
abdullahhatta.wordpress.com |
Seorang
pendusta akan di kenal oleh malaikat yang ada di langit. Dimana nama si pendusta
itu di sebut, maka malaikat akan mengenal bahwa ia seorang pendusta. “Tetapilah
kejujuran, jujur di mana saja”. Masalah dusta memang harus benar-benar di
hindari, karena bahayanya akan menhantarkan ke neraka.
Diantara dampak negatif dari dusta adalah :
1.
الغثر : Seorang berbuat buruk
tapi di bungkus dengan hal yang baik, seseorang akan di rugikan, karena buruk
dibungkus dengan kebaikan. Dusta sama saja dengan bangkai kapan akan terbau
juga.
2.
الخديعة : Tentang menipu atau penipuan.
Rekayasa orang bagaiman ia menipu dan di pikirannya hanya berbohong.
3.
الغدر : Khianat pada
perjanjian. Karena khianat isinya hanya membuat orang gelo.
4.
الجفاء : Wangkot, tidak tahu
bagaimana membalas kebaikan orang lain. “Ditolong malah mentung”. Maka jangan
sampai masuk dalam kelompok orang munafik karena dusta.
Sesungguhnya lisan adalah
juru bicaranya hati. Dan hati adalah yang mengatur perbuatan kita. Dusta yang
keluar dari mulut kita memberi dampak pada perkataan dan perbuatan.
مفتضى الصدق
1.
النصيحة : Menasehati
2.
الصفاء : Kejernihan Hati
3.
الإنصاف : Kesadaran
4.
الوفاء : Loyalitas
1.
النصيحة : berani menasehati karena kejujurannya. “Dadi uwong iso
nasehati, yo kudu iso ngelakoni”. Memberi nasihat jika tulus dari hati maka
akan tembus ke hati, membuat orang mengingat, berangkat dan jujur.
Tetapi dengan ia menerima nasihat harus sudah menjadi amanah baginya. Kalau
tidak maka ia tetap saja disebut pendusta, karena orang bisa di sebut sholeh
jika dilihat dari amaliyahnya, perilaku, dan ilmu lakonnya. Nasihat harus tembus
ke hati. Suluk, akan tumbuh karena kejujurannya, maka dari itu pentingnya
memiliki murobbi, karena seorang murobbilah yang merubah yang tidak baik
menjadi lebih baik. “Modalnya menasehati adalah dengan kejujuran”. Salah satu
tanda akhir zaman adalah sedikitnya ulama’ kharismatik (bermodal kejujuran).
2.
الصفاء : berangkat dari
kejernihan hati, tidak ada istilah “mengambil kesempatan dalam kesempitan”.
Karena hal itu sama dengan menunjukkan ketidakjujuran.
3.
الإنصاف : kesadaran. Semua di
berengi dengan kesadaran, tanpa terikat peraturan. Tidak perlu diobrak abrik.
“Berangkat dari kejujuran tidak perlu peraturan yang tertulis”. Karena sadar
itu berangkat dari kejujuran. Saat dewasa semua perbuatan ada karena dasar
kesadaran.”Kalau dari diri sendiri sudahb ada kesadaran, karena dalam diri
sudah tertanam sifat kejujuran”.
4.
الوفاء : loyalitas hidup
didunia ini tidak mungkin sendiri. Harus ada komunitas yang terbangun. “Kalau
belum tebangun maka ada sisi-sisi yang belum jujur”. Sebuah loyalitas sangat
perlu unduk di ikrarkan. Kalau perlu ada bai’at dengan kesetiaan yang tulus.
Catatan Taklim Oleh
Fathiyah Insani Ummu Alifah
Kitab : Jalaul Afkar
Ma’had Nurul Haromain Lin Nisa’
Blogger Comment
Facebook Comment