Adab Persaudaraan Karena Alloh

ADAB PERSAUDARAAN KARENA ALLOH



Masing-masing orang harus menyadari bahwa mempunyai saudara karena kesamaan jenis, bentuk, sifat dalam agama. Di akhir zaman persaudaraan karena Alloh akan langka, yang banyak adalah persaudaraan kerena harta, bisnis dan keduniaan.

Persaudaraan

Semua jalan  menuju Alloh disebut Toriqoh. Orang yang memiliki wiridan dan amalan-amalan tertentu. Ahli Thoriqoh biasanya banyak membiasa dzikir diluar ibadah mahdhoh. Semua thoriqoh mempunyai model bacaan tersendiri. Kebanyakan yang melakukan ini adalah orang Sufi sehingga disebut Ahlus Sariroh.

Imam Junaidi berkata: Semua jalan menuju Alloh tertutup kecuali mereka yang menapaki jalan dan Sunnah Rosululloh SAW. Jalan ini terbuka karena Wahyu yang turun pada Rosululloh kemudian berantai pada Shohabat, Tabi'in.

Manusia tidak terlepas dari 3 hal yang berhubungan dengan syara' yaitu:

Pertama ada orang yang bersifat batini dengan melepaskan syari'ah. Bagi mereka cukup melakukan tauhid tanpa mengikuti ajaran syariah baik hal atau keadaan. Maka semua hal mengantarkan pada perusakan sunnah (Islam mengatur semua hal hingga urusan ke belakang) dan syariah agama walaupun itu berupa adat-istiadat, hubungan biologis maka hal itu adalah batil. Di satu sisi memang ia benar karena mentauhidkan Alloh tetapi di sisi lain mereka meniggalkan Syari'ah atau aturan agama Islam. Modal ketauhidan nenek moyang kita memang menganut pada tauhid atau "Kapitayan"

Kedua adalah orang yang hanya mementingkan hal Dhohir. Ia hanya memahami al-qur'an dan hadits secara Dhohir lafadnya. Hal ini mengantarkan mereka pada menjisimkan dan menyerupakan Alloh. Mereka menggunakan dalil ayat-ayat mutasabihat. Salah satu mereka adalah "Faham Mujasiah". Termasuk Ibnu Tayyimah juga terpengaruh ayat ini. Beliau menggambarkan Alloh duduk seperti manusia. Alloh Ada di langit (berbeda dengan kita yang menganggap Alloh tidak seperti makhluk). Pernah seorang wanita bertanya "Apa Alloh di Langit?". Rosululloh tidak menjawab pertanyaan ini. Ada juga yang masuk fanatik pada Madzhab hingga menolak dalil dari Mazhab lain. Bahkan walaupun yang disajikan adalah hadits Nabi mereka seakan-akan tuli dari dalil itu. Secara syara' mereka tercela karena kefanatik. Kita berlindung pada Alloh dari kelompuk ini.

Ketiga adalah golongan orang yang berjalan dengan syariat. Ketika syara' berhenti maka ia ikut berhenti hingga  dalam hal terkecil. Bahkan ia memalingkan diri dengan memfokuskan perhatiannya pada syariat dan perbuatan yang dilakukan Rosululloh. Mereka bersandar pada kitab-kitab hadits. Ketika sampai pada mereka Hadits dari Ustadz atau gurunya (walau ia bukan seorang yang paham pada hadits), mereka tetap melaksanakannya. Mereka adalah orang yang berada di tengah-tengah (Moderat).

Syaikul Akbar berkata: "Aku memperhatikan semua hal yang muncul dari Rosululloh kecuali satu hal, yaitu Rosululloh mengawinkan Putri beliau pada Sayyidina Ali sedang Rosululloh tinggal di rumah malam harinya. Aku tidak bisa melakukan ini karena aku tidak bisa mengamalkan ini." Maknanya mereka selalu bertendensi pada apa yang dilakukan Rosululloh.

Abu Yazid mendapat berita: "Ada seseorang yang mengatakan pada Santrinya bahwa ia adalah Wali. Tetapi suatu saat ia pergi ke masjid ke arah kiblat. Beliau lantas tidak jadi menemuinya. Bagaimana ia bisa dipercaya kalau menjaga perilaku Rosululloh saja tidak bisa."

Pokok ucapan para Wali:
Cinta Pada Alloh.
Meinggalkan hal yang kecil (Dunia).
Mengikuti Tanzin (Al Qur'an).
Takut akan dicabutnya Iman dari Hati.

Abu Hasan berkata: Tasawuf adalah makna dari 3 hal:

  1. Tidak bisa mematikan cahaya kewaroannya.
  2. Tidak berbicara pada hal batin yang bertentangan dengan syariat.
  3. Tidak akan karomahnya melanggar syariat.


Al Bisyir mimpi bertemu Rosululloh, beliau diangkat karena: "Melakukan sunnah Nabi, cinta pada Ahlulbait."
Al Bustomi berkata:  "Pernah aku merasa tidak butuh makan, cinta pada istri, lalu aku berkata bagaimana meminta ini padahal Rosululloh tidak meminta ini. Kemudian Alloh mencukupiku untuk mencintai wanita hingga sama bagiku antara wanita dengan tembok."
Bila engkau melihat seseorang yang punya karomah hingga bisa terbang hingga kau melihat sikapnya pada Syariat.

Ad Daroni berkata: "Pernah terbesit di hatinya nuktah (waridat tertentu) yang berhubungan dengan membersihkan hati. Saya baru memakainya sebelum mendapat keterangan dari dua saksi: Al-qur'an dan hadits maka baru aku lakukan."

Orang yang beramal tanpa bertendesi pada kitab dan sunnah maka hal itu batil. Jangan kamu anggap seseorang sebagai rijal (Sufi) orang-orang yang tidak bertendensi pada al-kitab dan sunnah. Jangan sampai mengikuti orang yang tidak pernah menghafal dan menulis kitab dan sunnah karena ilmu kita dibatasi dengan ini.

Berteman pada Alloh itu harus dengan adab, berteman pada Rosululloh itu menjalankan sunnah, berteman dengan keluarga adalah dengan muasyaroh yang baik, berteman dengan orang adalah dengan berwajah mesem pada mereka, berteman dengan orang bodoh adalah dengan mendoakan mereka.

Baca Artikel Lainnya : Mimpi Minum Susu Sama Dengan Dapat Ilmu

Abu Hasan berkata: "Barangsiapa yang mengaku bersama Alloh hingga mengeluarkannya dari ilmu syara', maka jangan pernah mendekatinya." "Barangsiapa memejamkan matanya dari haram, mampu menahan dirinya, bermuroqobah pada Alloh, makan halal maka tidak akan terlepas dari firasatnya."

Orang yang melazimkan dirinya dengan syariah dalam semua kondisi dan perbuatan, maka carilah ia dalam ladang ilmu yang luas. Bila tidak kalian temu carilah pada landa keilmuan, hikmah atau tauhid. "Barangsiapa yang mengerti jalan syariat maka mudahlah baginya menuju Alloh." Alamat mencintai Alloh adalah mendahulukan Alloh dan mengikuti Rosululloh.

Mamsath Ad Dainawari berkata: "Orang yang ingin menuju Alloh, ia menghormati guru, mencintai ikhwan dengan berkhidmah, keluar pada hukum sabab musabab dengan bertawakal pada Alloh. Ia menjaga adab syariat pada Alloh."

Tidak menyiakan fardhu bagi seseorang kecuali ia akan diuji Alloh dengan menyia-nyiakan sunnah.
Tidak akan menyia-nyiakan sunnah kecuali ia diuji Alloh dengan hal yang bersifat bid'ah.
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment