Mimpi Minum Susu Sama Dengan Dapat Ilmu

Mimpi Minum Susu Sama Dengan Dapat Ilmu


Ilmu


Susu merupakan makanan untuk badan sedangkan ilmu adalah makanan untuk rohani, diantara kedua hal ini terdapat kesamaan makna dalam hal kemanfaatan. Rosululloh memulai kederisasi dari masjid sehingga keluarlah para santri dengan berbagai macam kemampuan. Masjid merupakan Universitas yang memuat berbagai macam fakultas tetapi hanya satu lokasi dengan bermacam shohabat yang ahli dengan beragam skill. Muncul ekonomi, politikus, ahli hukum, negarawan, jutawan nan dermawan yang semuanya sholeh sehingga bisa menguasai dunia.

Masing-masing meneguk ilmu dari Rosululloh. Para da'i ilalloh pun muncul dari Ahli Shufah yang kapasatisnya hanya sekitar 130 orang. Mereka disana mengamalkan ayat: 

 وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ   التوبة: ١٢٢   

"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (At-Taubah: 122)

Walaupun lokasi dakwah berbeda-beda, mereka bisa menguasi bahasa setempat dengan sekejap. Hal ini termasuk mukjizat nabi. Salman Al Farisi yang mencari kebenaran kenabian, bertemu Rosululloh di Madinah langsung mengimani beliau dengan melihat “stempel kenabian di punggung beliau” saat sama-sama mengiringi jenazah. Setelah Rosululloh memperlihatkan tanda kenabian, Salman berbicara dengan Rosululloh dalam bahasa Farsi yang diterjemahkan oleh seorang Yahudi. Karena si Yahudi tidak amanah dalam menerjemahkannya, maka Rosululloh meminta pada Alloh agar Salman bisa berbahasa Arab sehingga beliau bisa berbahasa Arab dengan Fashih seketika itu.
Muncul penguasa dunia dari kaum muslimin yang berpandangan mencari dunia untuk “Mazroatul Akhiroh” sehingga mereka ingat akan akhirat. Mereka sangat paham dengan ayat:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ    الأعراف: ٣٢  

Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat".
Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (Al-A'raf: 32)

Fenomena akhir zaman, banyak kaum muslim yang mencintai dunia bukan untuk akhirat. Ibarat memajukan ekonomi, mereka harus “Ora kumanthel dunyo” untuk menghidupkan perekonomian tetapi kenyataanya kita tidak “loman”. Sangat jauh dengan kaum shohabat yang mementingkan kebutuhan orang lain. Terbukti dalam waktu 7 tahun di Madinah, berjayalah Islam. 
Padahal sekarang mayoritas, kita masih methet kabeh. Kaum muslim enggan memberikan hartanya pada orang lain. Mereka memberi kalau ada proposal. Itupun hanya beberapa uang yang mereka keluarkan tidaklah seberapa.

Baca Artikel Lainnya : Adab Berdzikir

Rosululloh adalah orang terkaya dan terzuhud sehingga lebih memilih kehidupan miskin. Hal ini berdampak pada kehidupan istri-istri Nabi. Para shohabiyyah mempunyai harta yang melimpah sedangkan para ummahatul mu'minin tidak memiliki apa-apa. Siti Aisyah bahkan hanya mempunyai gelang pinjaman dari saudarinya. Sayyidatna Fathimah (Putri Nabi) juga hidup seadanya. Beliau menggiling makanan dengan tangan sendiri. 
Saat mereka meminta harta dengan suara keras, Rosululloh memberikan pilihan “dunia dan ditolak” atau “kehidupan Akhirot”.

Dalam Al Qur'an disebutkan:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan  cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar."
Sayyidina Umar minta ijin untuk masuk. Seketika mereka (Ummahatul Mu'minin) berdiri dan memakai cadar dengan ketakutan karena kedatangan Sayyidina Umar. Rosululloh  langsung tertawa karena hal ini. 


By: Ahmad Fayis 'Itqi Abu Romdhon
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment