Hati yang Berdzikir

Hati yang Berdzikir


Alloh SWT. berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra'ad: 28).

Analisa ayat

Alqur'an banyak membicarakan tentang hati manusia. Dalam QS. Al-Anfaal: 24 yang artinya: "Dan ketahuilah oleh kamu bahwa sesungguhnya Alloh menghalangi antara seseorang dan hatinya." Alloh memberikan peringatan bahwa hati bisa terhalang dari Alloh ketika lebih memilih kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat sebagaimana terjadi pada hati orang-orang kafir. Atau terpesona oleh kehidupan dunia, menuruti keinginan-keinginan nafsu sehingga sedikit sekali mengingat Alloh sebagaimana dialami oleh orang-orang beriman yang dikendalikan oleh hawa nafsunya.

Bahkan ada hati yang tidak mungkin bisa beriman, atau mau menerima nasehat kebenaran yaitu hati orang-orang yang sudah dilaknat oleh Alloh, yaitu hati orang yang masih tetap bandel dengan kekafiran meski sudah jelas baginya kebenaran, atau hati para pelaku perbuatan bid'ah.

Terkait dengan hati manusia yang sudah beriman, Alloh SWT. memberikan penjelasan bahwa hati tersebut semestinya sampai pada tingkat merasa takut ketika Alloh disebut sebagaimana dalam QS. Al-Anfaal: 45 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman jika kalian bertemu kelompok musuh, kokohkanlah diri-diri kalian dan perbanyaklah berdzikir mengingat Alloh, agar kalian beruntung.”

Hati yang BerdzikirJika dalam QS. Al-Anfaal: 45 ini Alloh menegaskan bahwa dzikir mampu menjadikan hati tangguh dan kokoh dalam merespon segala kondisi yang tidak menyenangkan, maka dalam ayat di atas, Alloh SWT. menegaskan bahwa dzikir memberikan pengaruh kuat dalam ketenangan hati. meski demikian ada hal yang perlu dicermati dari redaksi ayat di atas: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram” mestinya susunan asli adalah: "Hati tenang dengan berdzikir" akan tetapi susunannya justru: "Dengan berdzikir hati menjadi tenang" artinya disini ada taqdim dan ta'khir, ada kalimat yang didahulukan meski sebenarnya ia berada di akhir dan begitu pula sebaliknya. Juga ditambah dengan kalimat (kata) Ingatlah.
Hal demikian memberikan faedah al hashr (pembatasan) yang pada akhirnya tiba pada kesimpulan bahwa tidak ada hati yang tenang kecuali hati yang selalu diisi dengan dzikir kepada Alloh. Hati orang sehat atau sakit, hati orang pandai atau orang pandir, hati orang kaya atau miskin, hati pejabat atau rakyat, hati seorang da'i atau obyek dakwah, semuanya akan galau dan tidak bisa menikmati kehidupan jika dijauhkan dari berdzikir kepada Alloh.

Berangkat dari sini, barangsiapa yang ingin merasakan indahnya kehidupan maka dia harus menjadi orang yang banyak berdzikir. Dzikir tidak boleh dilakukan secara kebetulan (bis shudfah), tetapi harus dilakukan secara pasti dengan cara:

1. Melakukan shalat lima waktu dengan baik (ihsan) karena salah satu tujuan shalat adalah untuk mengingat Alloh. "Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." (QS. Thaha: 14).

2. Rutin membaca wirid-wirid setelah shalat baik secara sendiri maupun berjamaah. Alloh SWT. berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah pada Alloh.” (QS. An Nisa’: 103).

3. Belajar rutin membaca Alqur'an. terutama secara rutin (menjadikannya sebagai wirid), membaca surat-surat yang diajarkan Rasulullah SAW. untuk dibaca setiap malam seperti al Waqi'ah dan al Mulk. atau membaca surat Yasin setiap pagi dan petang hari.

4. Belajar secara bertahap untuk secara rutin mengamalkan bacaan-bacaan dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. jika kesulitan maka bisa langsung merujuk kepada doa-doa yang dikumpulkan para ulama shaleh yang berisi doa ajaran Rasulullah SAW. seperti wirid Ratib al Haddad, Ratib al Attasy, al Wird al Lathif, atau al Ma'tsurat milik Imam Hasan al Banna.

Baca Artikel Lainnya : Merawat Cinta Kasih dalam Berumah Tangga

5. Berusaha secara maksimal  mengisi waktu luang untuk berdzikir dengan macam-macam bacaan dzikir bain memperbanyak sebagian dari surat Al-Qur'an, bertasbih, beristighfar, bershalat dsb. Jika hal-hal demikian bisa dijalani secara rutin, insya Alloh hati akan selalu tenang sehingga bisa merasakan enjoy dalam kesusahan dan senang dalam kebahagiaan.
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment