Manaqib Sayyidina Ali


بسم الله الرحمن الرحيم
SHOHIH BUKHORI
BAB MANAQIB SAYYIDINA ALI


Diriwayatkan oleh.
Sahal bin Sa'ad ra:
Manaqib Sayyidina AliSesungguhnya Rosululloh SAW bersabda: besok, aku akan memberikan bendera ini kepada seseorang yang Alloh SWT. akan membukakan baginya (memberikan kemenangan), bendera adalah simbol yang dipakai ketika peperangan, selama bendera masih berkibar, maka disitu masih ada kekuatan, dan oleh karenanya yang memegang bendera tersebut haruslah orang pilihan.
Adapun bendera Rosululloh SAW. adalah kain hitam dengan tulisan:

لااله الا الله محمد رسول الله

Dalam islam juga menjelaskan tentang pokok dari akhlak. Di ambil dari firman Alloh SWT.:

خذ العفو و أمر بالعرف و أعرض عن الجاهلين
Pokok islam meliputi:
1. Memaafkan.
2. Memerintah dengan cara yg baik
Disini Al Imam As Syafi'i menjelaskan akan bolehnya adat, tradisi atau kebiasaan yg tidak bertentangan dengan islam, seperti pentingnya adanya bendera sebagai simbol negara dan dibalik simbol ada makna, indonesia juga mempunyai bendera sebagai simbol negara yakni bendera merah putih dengan makna:
merah = berani.
putih = bersih.
Kemudian ketika ada upacara bendera yang kita diharuskan mengangkat tangan, maka ini adalah arti penghormatan. Dalam kitab (MAFAHIM) karangan Abuya As-Sayyid Muhammad Al Maliki Al Hasani:
Menjelaskan tentang perbedaan maqom kholik dan maqom makhluk dan penjelasan antara penghormatan dan penyembahan.

Lanjutan hadist
Maka para sahabat di waktu malam saling berbincang-bincang, tentang siapakah gerangan yang akan diberi bendera oleh Rosululloh SAW. Maka ketika pagi hari telah tiba, para Sahabat pergi menemui Rosululloh SAW. dan berharap agar di beri bendera perang, maka Rosululloh bertanya: "Dimana Ali bin Abi Tholib?" Para Sahabat menjawab: "Dia sedang sakit mata wahai Rosululloh." Rosululloh SAW. berkata: "Bawalah ia kemari." Ketika beliau tiba maka Rosululloh SAW. meludahi kedua matanya seraya didoakan, maka langsung sembuh penyakitnya seakan-akan tidak pernah sakit, kemudian Rosululloh SAW. memberinya tongkat tersebut. Pada perang "khoibar", kaum muslimin melawan kaum romawi, dan Rosululloh memilih Sahabat Ali sebagai pemegang bendera karena beliau adalah orang pilihan,

رجل يحب الله و الله يحبه

Dan Sayyidina Ali mempunyai kekuatan melebihi yg lainnya, sebab dilatih langsung oleh Rosululloh SAW. ketika membuka gerbang khoibar yg seharusnga dibuka oleh 15 orang, itu pun dibuka oleh beliau sendirian.

Lanjutan hadist
Sahabat Ali bertanya: "Wahai Rosululloh, Apakah aku harus memerangi mereka sampai mereka menjadi seperti kita?" Rosululloh SAW.: "Perlahan-lahan dulu sampai engkau datang ke lapangan mereka, dan ajaklah mereka agar masuk islam dan kabarkan tentang kewajiban mereka kepada Alloh SWT, maka demi Alloh, jikalau Alloh memberi hidayah seseorang karenamu, itu lebih baik untukmu dari pada bersedekah dengan unta merah."

Sebelum peperangan diharuskan berdialog terlebih dahulu, dan ini menjadi senjata dalam berdakwah agar ketika berdakwah tidak kaku, pandai berdialog sehingga dakwah bisa diterima oleh masyarakat, ketika seseorang mendapat hidayah, maka yang mengajak tersebut pahalanya adalah sangat besar, maka harus disadari bahwa nikmat yang sedikit di akhirat, itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Dalam surat Al-Maidah ayat 35 Alloh SWT. berfirman:

يآأيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا اليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحون

Dalam memperoleh kebahagiaan itu ada 3 tingkatan:
1. Bertakwa kepada Alloh SWT, yang ini adalah pondasi islam. Dan semua kaum muslimin bisa masuk tingkat pertama, Rosululloh bersabda:

من قال لااله الا الله دخل الجنة

2. Mendapat kebahagiaan dengan mempunyai wasilah, perantara melalui amalan yg rutin (istiqomah).
Sebab dengan hal tersebut akan memperoleh cinta Alloh SWT, Rosululloh SAW. bersabda:

أحب الاعمال الى الله ادومها وان قل

3. Jihad baik dengan harta, pikiran, fisik (perang), non fisik (ilmu).
Untuk zaman sekarang salah satu jihad terpenting adalah menyebarkan ilmu, sebagaimana firman Alloh SWT:

ولكن كونوا ربانيين بما كنتم تعلمون الكتاب وبما كنتم تدرسون

Ada 2 tingkatan ketika menjadi seorang "Robbani", yg menjaga agama ini.
Yang pertama dari firman Alloh SWT:

تعلمون الكتاب

"Yakni menyebarkan ilmu agama dengan mengajarkan Al-Quran dan membuat TPA (Taman pendidikan Al-Quran)." Mengurusi anak-anak orang lain agar pandai mengaji.

Yang kedua:

تدرسون

"Mengajarkan ilmu agama dalam lingkup pesantren." Yang tujuan keduanya adalah jihad dengan ilmu lebih mementingkan agama, dan lebih memperhatikan orang lain. sebagai jalan jihad fisabilillah. Dan ketika menyampaikan ilmu harus didasari keikhlasan supaya menjadi manfaat.

Baca Artikel Lainnya : Dosa dan Maksiat Menghambat Rezeki

Pesan dari Abi Ihya kepada para santri:
Ketika berdakwah maka bertawadhu'lah, supaya mendapat simpati.

والله يتولى الجميع برعايته

Oleh: Akh Imam Baihaqi
Selasa 13 Muharram 1439 H/ 3 oktober 2107 M
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment