Takdir Berajut Hikmah

TAKDIR BERAJUT HIKMAH


حِكَمٌ نُسِجَتْ بِيَدٍ حَكَمَتْ * ثُمَّ انْتَسَجَتْ بِالْمُنْتَسِجِ

Benang- benang hikmah
Yang ditenun dengan tanganNya
Telah tentukan kisah
Lalu terajut pakaian peristiwa

Ketika kita memahami bahwa kelapangan dan kesulitan, kebahagiaan dan kesedihan, kehidupan dunia dan balasan akhirat itu semua tidaklah muncul kecuali karena makna hikmah yang memberi kepastian takdir dan keteraturannya, maka sadarilah pula bahwa seluruhnya merupakan kebijaksanaan, kebenaran, dan ketetapan putusan Alloh SWT. Sang Hakim Yang Maha Mengetahui secara azali, baik kita menyukainya ataupun tidak.

Tidak dapat diragukan lagi, bahwa seluruh takdirNya adalah sesuai dari segala segi. Baik dari segi kesempurnaan, maupun keberhakan pada esensinya, juga dari penentuan atas dasar keadilan dan kebijaksanaanNya karena kesempurnaan mutlak hanyalah milik Alloh SWT. Maka kesempurnaan pada dzat, sifat dan perbuatanNya itulah yang telah memastikan bahwa tak ada yang terciptakan dari diriNya melainkan sesuatu yang sempurna, benar, adil, dan bijaksana. Alloh SWT. telah berfirman: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main.” (QS. AL An biyaa’: 16). “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau.” (QS. Ali Imran: 191). “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Shaad: 27).

Takdir Berajut Hikmah Sedangkan peristiwa yang menghubungkan hikmah dengan kondisi manusia dan respon mereka terhadapnya, juga perbedaan sikap sebagai reaksi yang dilakukan kepadanya adalah sangat tergantung pada persepsi mereka sendiri yang memiliki beragam latar belakang berbeda-beda.


Hubungan takdir dan manusia begitu rekat dan kuat, laksana rekat dan kuatnya unsur benang dan rajutan pada pakaian, tanpa benang takkan ada rajutan. Demikian sebaliknya tanpa rajutan benang takkan bernama pakaian, keduanya mesti bersama-sama. maka setiap urusan dalam lintasan peristiwa yang kita alami ini tak akan memiliki arti kecuali dengan adanya ketentuan qodho’ dan qodar, hikmah dan tadbir (aturan) yang seluruhnya berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

“Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191).


bila takdir telah menjadi seimbang
kemudian terasa timpang
maka keseimbangan dan ketimpangan 
adalah bagian dari makna kesesuaian

akhi fillah, ukhti fillah! Bila kita renungkan kembali kedalaman makna takdir ilahi yang sejatinya terjadi secara tepat dan benar disegala urusan dan keadaan, maka akan kita pahami adanya hikmah rabbani yang memastikan kesesuaian sempurna antara takdir tersebut dengan letaknya, juga setiap yang bertalian dengannya.

Baca Artikel Lainnya : Speak Good or Remain Silent

Setiap tempat yang menjadi letak terjadinya takdir biasanya tak lepas dari posisi tengah atau dua ujung atas dan bawah. Bayangan didepan kita ada garis diagonal. Maka takdir yang terletak pada posisi sesuai dengan keseimbangan disebut muqtashid (medium) kemudian yang terletak pada posisi sesuai dengan ketinggian atau sempurna disebut muktamilah (maksimal) sedangkan yang terletak pada posisi sesuai dengan kemiringan terendah dari posisi seimbang disebut mun’arijah (minimal).

Setiap tempat da takdirnya, dan setiap takdir ada hikmah serta tadbirnya, sedangkan Alloh Maha meliputi segalanya. Termasuk takdir itu adalah sebagian memperoleh kelapangan rezeki dan sebagian yang lain disempitkanNya. Alloh SWT. Telah menyatakan dalam firmanNya : “Alloh melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia Kehendaki.” (QS. Ar Raad: 26).

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment