Sarana mencapai Kesuksessan
Kesuksesan, bukanlah sebuah keselamatan dan kebahagiaan yg kita rasakan di dunia saja, namun bagaimana bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan pula di akhirat kita kelak. Terdapat 8 poin untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat tersebut
- Keyakinan yang mantap
Keyakinan akan kebenaran yang datang dari Al-Qur’an, serta apa yang datang dari Rosululloh tercinta Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.

- Penataan dan pelurusan niat pada segala hal yg dilakukan.
- Berusaha dalam segala kegiatan dan pergerakan kita selalu terdapat hubungan dengan Alloh.
Kalimat bismillah, mengisyaratkan pada kita, bahwa semua hal yang kita lakukan di dunia ini harus selalu dilandasi atas nama Alloh. Agar kita bisa meraih maqom tertinggi dalam ibadah, Ihsan.
"Semangat, karena Allah Ikhlas, karena Alloh Jujur, di atas jalan Alloh"
- Perbaikan hati.
Karena hati adalah tempat untuk mendapatkan pandangan Alloh. Takkan pernah ada yang namanya riya’, sum’ah, dan lain sebagainya. Jika kita lebih memfokuskan pada gerak hati, bukan pada gerak fisik. Apalah artinya balasan manusia yg tidak seberapa dibanding balasan Alloh yang luar biasa.
“Satu kebaikan bernilai 10 kali lipat”
Doa Rosul untuk hal ini,
“Allohummaj’al sariroti khoiron min ‘alaniyati, waj’al ‘alaniyati sholihan”
- Menggunakan segenap waktu yng ada hanya untuk Alloh.
Dengan berbagai macam peribadatan dan ibadah. Karena hanya degan hal itulah, waktu yang kita lalui dan takkan kembali, menjadi keberkahan tersendiri untuk kita. Beberapa hal yg seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang Muslim (demi pemanfaatan waktu yang terbaik),
– Sholat berjama’ah
Sholat yang mendapatkan keistimewaan besar dari Alloh. Karena setiap anggota jamaah akan Alloh terima sholatnya karena keberkahan di dalam jamaah tersebut.
– Selalu melakukan wirid dan sholawat (dzikrulloh).
Dzikrulloh adalah hal luar biasa di dunia. Tak ada lagi yang bisa menandingi. Karena dengan dzikrulloh, kita mengingat Alloh dan sekaligus Alloh mengingat kita. Dengan dzikir inilah, yang selalu diulang-ulang merupakan jalan termudah untuk mendapatkan pencerahan dari Alloh.
Abuya As-Sayyid Muhammad Al-Maliky berkata,
“Dengan dzikir, akan memperbaiki akhlak, memperbaiki watak, dan memperbaiki keadaan yg buruk menjadi baik”
Inilah usaha terbaik seorang Muslim, di sela-sela kesibukannya, ia tetap berusaha untuk selalu sambung pada Alloh kapan pun dan dimana pun.
Dzikir terdapat dua macam,
– Qouly (bacaan-bacaan dan kalimat-kalimat thoyyibah)
– ‘Amaly (sedekah, bantuan pada orang lain, menyenangkan orang lain)
Terkait sedekah dan membantu orang lain ini, Rosul bersabda,
“Sayangilah semua yg di bumi, maka kau akan disayang oleh semua yg di langit”
3 tingkatan dermawan
- As Sakho’ (memberi sedikit, menyisakan banyak untuk dirinya)
- Al Juud (memberi banyak, menyisakan sedikit untuk dirinya)
- Al Itsar (memberikan seluruhnya untuk orang lain, tidak menyisakan untuk dirinya sendiri}
Dan paling sedikitnya hal yang bisa kita berikan pada orang lain,
“Nguwongno uwong, nyenengno uwong, nggatekno uwong, ora nggelakno (Menghormati orang lain, menyenangkan orang lain, menghargai orang lain, tidak menyakitinya)"
Dari itulah, inspirasi, waridat, ide, dan inovasi-inovasi akan Alloh berikan pada seseorang. Berkat dari keistiqomahannya dari wirid qouly ataupun dari wirid ‘amaly
Baca Artikel Lainnya : "Melatih Diri Menjadi Khalifah"
Selain ibadah-ibadah di atas, pemanfaatan waktu juga bisa dilakukan dengan pelaksanaan sunnah-sunnah yang diajarkan Rosul-Nya. Demi menambal segala kegiatan wajib kita yang mungkin terdapat kekurangan di dalamnya. Dan amal sunnah yang terbaik, dan sudah seharusnya tidak ditinggalkan bagi para pencari keutamaan akhirat, adalah Qiyamul Lail. Meski hanya beberapa roka’at saja. Karena ibadah tersebut adalah kesempatan terbaik untuk pendekatan kita pada-Nya.
- Mengagungkan setiap syi’ar Alloh, apa pun bentuknya.
Tidak diperkenankan sedikitpun bagi kita untuk kemudian meremehkan ajaran Islam. Meski itu hal kecil berupa adzan. Mendengarkannya, menjawabnya, dan menyambutnya dengan gerakan sholat di awal waktu.
Karena itulah, KH. Abdul Hadi, salah satu pengasuh pesantren Langitan Tuban, pernah menyampaikan,
“Jika kau mendengar kalimat adzan ” Hayya ‘Alas Sholah” ucapkan, “nggih ya Alloh… Nggih…”. Karena bisa jadi, saat kita bertemu ajal sebelum sempat melaksanakan sholat, Alloh akan menerima niat sholat kita karena sambutan tadi”
- Menyibukkan diri dengan terus mencari ilmu.
Ilmu agama, ilmu yang bisa membuat kita semakin takut pada Alloh. Ilmu yang bisa membuat kita semakin dekat pada-Nya. Karena meski kita tidak mendapatkan pemahaman dari ilmu tersebut, Alloh akan berikan ketenangan dan keberkahan dalam diri kita akan kesemangatan dan penghargaan kita pada ilmu-Nya.
Abi kita, KH. Ihya’ Ulumuddin pernah mendapatkan tugas dari Abuya untuk mengajar di daerah Madura. Yang unik dari kegiatan tersebut, beliau mengajar menggunakan bahasa Indonesia, sedang para audien yg datang tidak satupun mengerti akan bahasa tersebut. Namun kesemangatan sangat terasa dan terlihat dari raut wajah dan pergerakan mereka. Ketika Abi bertanya, apakah mereka mengerti yang disampaikan? Mereka berkata, “tidak, kita hanya mencari keberkahannya saja” Masha Alloh!
Kelangkaan yang akan ditemukan di akhir zaman : uang yang halal, ilmu yang bermanfaat, saudara karena Alloh
- Bergabung dengan kelompok yang masih memiliki kepentingan dakwah.
Amar ma’ruf dan Nahi munkar yang masih terus dilaksanakan. Dibangun atas komitmen bersama, disandarkan kecintaan, kejujuran dan kesemangatan karena Alloh. Dibimbing dan dibina oleh Imam yang cinta dan dicintai Alloh dari segala gerak-geriknya, dan dengan manajemen yang diatur baik dan mengarah pada kebaikan.
Tidak ada yang bernilai kecil di hadapan Alloh, selama ia berada dalam komunitas dakwak ilalloh. Meski yang dikerjakan hanya sekedar menyiapkan tempat, sarana, fasilitas dan hal-hal untuk kemudahan dakwah.
Sabda Rosul terkait hal tersebut,
“Siapa yg menyiapkan (utk keperluan perang) maka sejatinya ia telah sama-sama berperang (bersama prajurit lainnya)”
Dulu kita (Islam) pernah mendapatkan masa kejayaan. Ajaran Islam bisa diterapkan di setiap jengkal bumi Alloh ini, namun sunnatulloh tetap berlaku. Kapan kita menang dan kapan kita kalah. Namun akhirnya, sesuai dengan apa yang telah dikabarkan oleh Rosululloh, kelak kita akan kembali jaya dan berada di puncak keemasan. Ditandai dengan datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘Alaihis Salam.
Dan tentunya, sanad keilmuan yang sambung terus pada Rosululloh adalah hal penting yang perlu kita dapatkan di zaman ini. Tidak hanya sekedar ilmu yg mungkin menurut kita baik, namun bisa saja menipu dan menyesatkan. Itulah gunanya Murobby, guru yang membimbing hati kita, dan memiliki sumber sanad keilmuan yang jelas. Keilmuan yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran dan kebaikannya. Keilmuan yang sambung pada Rosul tercinta, Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Kisah perjalanan mencari tanah untuk membangun pondok, adalah salah satu kisah betapa pentingnya peran Murobby yang bisa mendidik dan membimbing hati kita. Dimana saat KH. Ihya’ Ulumiddin berkata pada sang guru, “Masha Alloh Abuya, dengan apel ini, bisa menjadi income besar untuk pondok nantinya”
Sang Murobby, Abuya kemudian membalas, “Hussh, niatmu rusak, kau bersandar pada apel, bukan pada pemilik apel (Alloh)?”
Inilah pentingnya guru Murobby bagi diri pribadi dan jamaah dakwah kita.
Mudah-mudahan Alloh pertemukan kita kelak dengan Abuya atas dasar kecintaan kita pada beliau di surga-Nya yang indah.
Aamiin…
kunjungi : www.nurulharomain.org
fb : @kabarpujon
ig : @kabarpujon
twittter :@kabarpujon
kunjungi : www.nurulharomain.org
fb : @kabarpujon
ig : @kabarpujon
twittter :
Blogger Comment
Facebook Comment