Makhota itu Bercahaya Laksana Matahari

Makhota itu Bercahaya Laksana Matahari


Para sahabatku bak gemintang, kata Rasulullah. Siapapun yang mengikuti mereka pasti mendapat petunjuk. Rasulullah juga mengingatkan, ”Zaman yang paling baik adalah zamanku, lalu zaman sesudahnya, dan zaman sesudahnya.”

Nurul HaromainSungguh indah menyibak tirai sahabat dan salafushalih. Mereka bergerak dalam keteduhan dan kedamaian. Hidup dalam alunan dzikir, munajat dan kedekatan pada Alloh. Mereka telah banyak meninggalkan jejak untuk kita ikuti. Semoga Alloh menetapkan tapak kaki kita untuk berjalan di atas jalan yang telah mereka lalui.

Mari kita tengok sejenak, satu sisi kehidupan orang-orang shalih itu. Bagaimana indahnya kehidupan rumah tangga mereka itu. Sejauh mana perhatian mereka dalam mendidik keluarga untuk tumbuh taat kepada Alloh. Bagaimana mereka mendidik dan membina anak-anak dalam ibadah dan ketundukan pada perintah Alloh.

Baca Artikel Lainnya : "Sedekah Pilar Perjuangan"

Keluarga dan rumah adalah wujud kehidupan pertama yang hadir dalam benak anak. Dari dua hal itulah, ia memiliki gambaran pertama tentang hidup. Karenanya, disanalah sebenarnya unsur utama yang paling mewarnai perkembangannya. Rasulpun sudah menekankan hal ini dalam sabdanya yang terkenal, ”Setiap anak itu lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Majusi atau Nasrani.”

Dengarkanlah kisah Ibnu Abbas, ketika berusia belasan tahun, tentang kehidupan malamnya bersama Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan Bukhari. Ibnu Abbas menginap di rumah bibinya, Maimunah binti Harits, salah satu istri Rasulullah. Malam itu, Ibnu Abbas ikut berjamaah shalat di masjid bersama Rasulullah. Usai shalat, Rasul ke rumah dan shalat sunnah empat rakaat dan tidur. Malam harinya Rasul membangunkan Ibnu Abbas, ”Apakah kamu (Ibnu Abbas) tidur?” kata beliau. Ibnu Abbas bangun dan ikut shalat bersama Rasulullah. ”Saya berdiri di sisi kiri Rasul, kemudian beliau memindahkan saya di sisi kanan beliau. Usai shalat beberapa rakaat aku tidur sejenak sampai aku mendengar langkahnya pergi ke masjid untuk shalat subuh,” begitu urai Ibnu Abbas. 

Lihatlah. Sampai sejauh itu Rasul mementingkan posisi anak kecil untuk ikut bersamanya bangun malam. Hingga tahap seperti itulah Rasul mengutamakan pengajaran ibadah untuk seorang anak yang saat itu masih berusia belasan tahun. Pantaslah Ibnu Mas’ud berpesan kepada orang tua, ”Didiklah anak-anakmu untuk biasa melaksanakan shalat. Biasakan mereka melakukan kebaikan sebab kebaikan itu (karena) kebiasaan.” (HR. Baihaqi)

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment