Setiap Do'a Menembus A’rasy
Berbicara tentang do’a bukanlah suatu hal yang tabu diera kontemporer ini. Mahluk yang bernama do’a adalah mahluk yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, bisa dikatakan bahwa manusia tidak akan bisa lepas dari mahluk yang bernama do’a, kenapa demikian karena do’a adalah pengejawatahan atau manifestasi dari harapan, cita-cita dan keinginan manusia.
Pada dasarnya do’a merupakan barometer atau target seseorang untuk mencapai tujuannya, selain fungsinya juga sebagai ibadah. Karena tanpa do’a Allah pun telah mengetahui apa yang ada didalam hati hambanya. Hal ini berarti bahwa aspek atau sisi ikhtiar juga tidak bisa dikesampingkan tapi keduanya sama-sama sejalan dan saling beriringan. Do’a adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Allah.

Allah maha kuasa, pengasih dan penyayang telah berfirman dalam al-qur’an bahwa dia dekat dengan manusia dan akan mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo’a kepadanya. Salah satu ayat yang membicarakan masalah tersebut adalah; “dan apabila hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka sesungguhnya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepadaku, maka hendaklah mereka memenuhiku dan hendaklah mereka beriman kepadaku agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Q.S. al-baqarah :186)
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat diatas, Allah itu dekat kepada setiap orang dia maha mengetahui keinginan, perasaan, pikiran, kata-kata yang diucapkan, bisikan bahkan apa saja yang tersembunyi dalam hati setiap orang. Dengan demikian Allah mendengar dan mengetahui setiap orang yang berpaling kepadanya dan berdo’a kepadanya, inilah karunia Allah bagi manusia dan sebagai wujud dari kasih sayangnya, rahmatnya dan kekuasaannya yang tiada batas.
Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tiada batas, dialah pemilik segala sesuatu dialam semesta. Setiap makhluk, setiap benda, dari orang-orang yang tampaknya paling lemah hingga orang yang sangat kaya, dari binatang-binatang yang sangat besar hingga yang sangat kecil yang mendiami bumi, semuanya milik Allah dan semuanya berada dalam kehendaknya dan pngaturannya yang mutlak.
Seseorang yang beriman terhadap kebenaran ini dapat berdo’a kepada Allah mengenai apa saja dan dapat berharap bahwa Allah akan mengabulkan do’anya. Misalnya seseoarang yang mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tentu saja akan berusaha ntuk melakukan berbagai macam pengobatan, namun ketika mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat memberikan kesehatan, ia pun berdo’a kepadanya, memohon kesembuhan. Demikian pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan. Seseorang yang menghadapi dalam menyelesaikan pekerjaan dapat berpaling kepada Allah untuk menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berdo’a kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak terikat banyaknya seperti untuk memohon bimbingan kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan kedalam syurga bersama-sama dengan orang yang beriman lainnya, agar lebih meyakini surga, neraka kekuasaan Allah, untuk kesehatan dan sebagainya, inilah yang telah ditekankan oleh rosulullah.
Namun demikian terdapat rahasia lain dibalik apa yang diungkapkan dalam al-qur’an yang perlu kita bicarakan dalam masalah ini, sebagaimana Allah telah menyatakan dalam ayat “dan manusia berdo’a untuk kejahatan sebagaimana ia berdo’a untuk kebaikan dan manusia itu tergesa-gesa” (Q.S.al-isra’:11)
Tidak setiap do’a yang dipanjatkan oleh manusia itu bermanfaat, misalnya seseorang memohon kepada Allah agar diberi harta dan kekayaan untuk anaknya kelak, akan tetapi Allah tidak melihat kebaikan didalam do’anya itu. Yakni kekayaan yang banyak itu justru dapat memalingkan anak-anak tersebut dari Allah. Dalam hal ini Allah mendengar do’a tersebut, menerima sebagai ibadah, dan mengabulkan dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebagai contoh lainya, seseorang berdo’a agar tidak terlambat dalam memenuhi perjanjian, namun tampaknya lebih baik baginya jika ia sampai ditujuan setelah waktu yang ditentukan, karena ia dapat bertemu dengan seseorang yang memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kehidupan yang abadi. Allah mengetahui masalah ini, dan dia mengabulkan do’a bukan berdasarkan apa yang dipikirkan orang itu, tetapi dengan cara yang terbaik, yakni Allah mendengar do’a itu tetapi jika Ia melihat tidak ada kebaikan dalam do’anya itu, Dia memberikan apa yang terbaik bagi orang itu, tentu saja hal ini merupakan rahasia yang sangat penting.
Ketika do’a tidak dikabulkan orang-orang tidak menyadari tentang rahasia ini, mereka mengira bahwa Allah tidak mendengar do’a mereka. Sesungguhnya ini adalah keyakinan orang-orang bodoh, karena Allah itu lebih dekat kepada manusia dari pada urat lehernya sendiri. (Q.S. Qaf :16) dia maha mengetahui perkataan apa saja yang diucapkan, apa saja yang dipikirkan dan peristiwa apa saja yang terjadi, bahkan ketika seseorang tertidur, Allah mengetahui apa yang dialami dalam mimpinya. Oleh karena itu kapan saja orang berdo’a kepada Allah ia harus menyadari bahwa Allah akan menerima do’anya pada saat yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik baginya.
Baca Artikel Lainnya : "Mahkota itu Bercahaya"
Do’a disamping sebagai bentuk amal ibadah, juga merupakan karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia karena melalui do’a Allah akan memberikan kepada manusia sesuatu yang ia pandang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Allah menyatakan pentingnya do’a dalam ayat “katakanlah; tuhanku tidak mengindahkan kamu, andaikan tidak karena do’amu tetapi kamu sungguh telah mendustakannya, karena itu kelak azab pasti akan menimpamu” (Q.S.al-furqan :77)
Allah Mengabulkan Do’a Orang-Orang Yang Menderita Dan Berada Dalam Kesulitan
Do’a adalah saat-saat ketika kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan, sebagai hamba Allah, seseorang sangat memerlukan dia. Hal ini karena ketika seseorang berdo’a, ia akan menyadari betapa hinanya dirinya dihadapan Allah. Dan dia menyadari tak seorang pun yang dapat menolong dirinya kecuali Allah. keikhlasan dan kesungguhan seseorang dalam berdo’a tergantung sejauh mana ia merasa memerlukan. Misalnya setiap orang berdo’a kepada Allah untuk memohon keselamatan didunia, namun orang yang merasa putus asa ditengah-tengah medan perang akan berdo’a lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri dihadapan Allah. orang yang memohon dengan berendah diri mereka akan ikhlas dan berendah diri dalam berdo’a.. Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah ayat :
“Katakanlah siapa yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana didarat dan dilaut, yang kamu berdo’a kepadanya dengan berendah diri dengan suara yang lembut, sesungguhnya jika dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur” (Q.S. al-an’am : 63). Disamping itu pula Allah memerintahkan manusia agar berdo’a dengan merendahkan diri “Berdo’alah pada tuhanmu dengan berendah diri dengan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Q.S. al-a’raf :55). Dalam ayat lain Allah menyatakan bahwa dia mengabulkan do’a orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang berada dalam kesulitan “atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepadanya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi ? apakah ada tuhan lain selain Allah ? sedikit sekali kamu memperhatikannya" (Q.S. an-naml :62)
Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya ketika berdo’a kepada Allah. Contoh ini diberikan agar orang-orang dapat memahami maknanya sehingga mereka berdo’a dengan ikhlas dan merenungkan saat kematian. Ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang dalam, dalam pada itu, orang-orang yang beriman yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari kelemahan mereka dan kekurangan mereka. Mereka selalu berpaling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka tidak dalam keadaan berbahaya. Ini merupakan ciri penting yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang imannya lemah.
Tidak Ada Pembatasan Apapun Dalam Berdo’a
Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asal halal, hal ini karena sebagaimana telah disebutkan terdahulu. Allah adalah satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta, dan jika dia menghendakiu dia dapat memberikan kepada manusia apa saja yang dia inginkan. Setiap orang yang berpaling kepada Allah dan berdo’a kepadanya, haruslah meyakini bahwa Allah berkuasa melakukan apa saja dan bersungguh-sungguhlah dalam berdo'a sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW
Do'a-do'a para nabi dan orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-qur’an merupakan contoh bagi orang-orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon kepada Allah. Misalnya Nabi Zakaria a.s, berdo'a kepada Allah agar diberi keturunan yang diridhoi, dan Allah mengabulkan do’anya itu meskipun istrinya mandul (lihat Q.S. Martyam :3-6) demikian pun do'a-do’a para nabi lainnya yang telah disebutkan dalam al-qur’an yang do'a-do'a mereka dikabulkan
Oleh karena itu orang-orang yang berdo'a hendaknya mencamkan dalam hati ayat ini “Sesungguhnya keadaan-Nya, apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya “jadilah” maka jadilah” (Q.S. Yasin : 82)
Allah Memberikan Karunia Di Dunia Ini Bagi Orang Yang Menginginkannya Tetapi Di Akhirat Mereka Akan Menderita Kerugian Orang yang tidak memiliki ketaqwaan kepada Allah dalam hatinya dan imannya sangat lemah terhadap kehidupan akhirat, hanyalah menginginkan keduniaan. Mereka meminta kekayaan, harta benda, dan kedudukan hanyalah untuk kehidupan di dunia ini. Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang hanya menginginkan keduniaan tidak akan memperoleh pahala di akhirat. Tetapi bagi orang-orang yang beriman mereka berdo'a memohon dunia dan akhirat, karena mereka percaya pada kehidupan di akhirat sama pastinya dan sistem akuntansi manajemen dekatnya dengan dunia ini tentang masalah ini Allah menyatakan sebagai berikut:
“ Diantara manusia ada orang yang berdo'a “ya tuhan kami berilah kami (kebaikan di dunia)” dan tidak ada baginya kehidupan di akhirat, dan diantara mereka ada yang berdo'a “ya tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka” mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya” Q.S. al-baqarah :200-202).
Blogger Comment
Facebook Comment