Fil Ghuroba

Fil Ghuroba

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

بدأ الإسلام غريبا و سيعود غريبا فطوبى للغرباء

“Islam bermula dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing, maka betapa beruntung orang-orang yang terasing”

Tinjaukan Kata :

1. Kata “ بدأ ” mempunyai arti “ ظهر ”, (awal kemunculan Islam).
2. Sedangkan kata “ غريبا ”

  • Bisa menjadi “حال” yang mempunyai arti “haale (dalam keadaan) menyerupai orang asing”
  • Atau bisa juga menjadi “مفعول مطلق” yang menyimpan kata “benar-benar akan muncul Islam dalam keadaan asing”

3. Kata “و سيعود”  juga menyimpan makna “اهله” dengan berdalil pada kata “للغرباء”.(dan akan kembali para pemeluknya)
4. Kata فطوبى mempunyai arti :

  • Gembira hingga Mata bersinar.
  • Gembira atau beruntung
  • Surga (bagi orang-orang asing)
  • Pohon di surga

5. kata الغرباء menyimpan makna :

المسلمون المتمسكون بحبله المتشبثون بذيله .... وانما خصهم بها لصبرهم على اذى الكفار اولا و الأخر ولزومهم ...

“Orang muslim yang berpegang teguh pada tali agama (Islam) yang bergantung pada ujung agamanya dan akan tetap ada di akhir jaman Islam dan mempunyai kehususan dengan kesabaran mereka dalam dari gangguan orang kafir awal dan akhir masa dan mereka tetap berpegang teguh pada Islam"
Nurul Haromain

Imam At Tirmidzi memaknai kata “Al Ghuroba” dengan “orang-orang yang tetap berusaha memperbaiki keadaan manusia (saat kaum muslimin berbuat kerusakan) untuk mengembalikan mereka pada tuntunan Rosululloh”.

Ada juga yang memaknai kata “Al Ghuruba”, mereka adalah “اصحاب الحديث” . Ahlu hadits yang lebih memahami Sunnah. Ini kaitanya dengan hadits “man ahya sunnati kaana ma' fil jannah”

Ma'na Hadits

Rosululloh menggambarkan keadaan umat muslim dari awal hingga akhirnya. Sebuah contoh adalah keberadaan bulan yang dimulai dari "Al Hilal" (bulan sabit) kemudian masa “Purnama” maka ia akan kembali pada “bulan sabit lagi” “sesungguhnya hilal ketika engkau melihatnya berjalan maka engkau akan yakin kalau ia akam menjadi purnama yang sempurna."

Islam yang muncul dari asing kemudian menyebar di semua penjuru, maka akan kembali menciut. Kata “kamaa badaa” menggambarkan :

Pertama : sangat sedikit personalnya. Islam di awalnya hanya bersama Istri beliau, kemudian datang Abu Bakar hingga Umar yang harus bertahan di Mekkah dengan semua kegigihan, harus berjuang hingga 13 tahun. Itupun mereka hanya beberapa gelintir orang (al Afrod). Kemudian Islam berkembang pesat hingga datang masa di saat pengikutnya begitu banyak tetapi “hanya beberapa orang yang mau mempertahankannya”. Personal pejuang agama di awal muncul sangat sedikit kemudian di akhir jaman nanti juga hanya beberapa orang saja yang berdiri memperjuangkannya.

Makna kedua, secara mayoritas, Islam sudah berada dimana-mana. Itupun mereka tidak mengamalkan agama dengan semestinya. Hanya beberapa orang saja yang mengamalkan Islam dengan sebenar-benarnya. Hal ini senada dengan sabda nabi :

 ..........إنكم فى الزمان من ترك منكم عشر ما امر به هلك ....

“kalian berada pada jaman dimana orang meninggalkan sepersepuluh agamanya maka akan celaka, kemudian akan datang masa dimana barang siapa yang melakukan sepersepuluh saja dari agama mereka akan selamat”.

Kita harus muhasabah, sudahkah kita melakukan (Minimal) sepersepuluh dari agama kita ?. Adalah sangat beruntung bila dijaman ini kita masuk golongan muqtashid, untuk masuk pada golongan saabiqun bil khoirot seakan tidak mungkin. Seandainya Rosululloh tidak memberikan kabar gembira bahwa orang yang melakukan sepersepuh saja sudah selamat, kayaknya tidak ada harapan bagi kita untuk bisa selamat.

Begitu beratnya hidup di jaman sekarang, begitu mengkhawatirkan bagi kesalamatan agama kita. Di kalangan awam bahkan berpedoman STMJ, Sholat Terus, Maksiat Jalan. Padahal sholat yang dilakukan hanya beberapa persen saja yang baik. Bukankan bila sholatnya baik maka baiklah semua amalnya, sedangkan jika sholatnya buruk, buruklah semua amalnya. Kita harus jujur bahwa sholat kita hanya sebatas ucapan, belum khusu' sama sekali.

Baca Juga : Sedekah Ramadhan

Akhirnya kita harus meminta pada Alloh untuk bisa beramal kebaikan. Sangat tidak imbang kalau dihitung antara kebaikan dan kejelekan kita. Akhirnya hanya doa yang bisa kita panjatkan 

يا عالم السر منا لا تكسف

Andai Alloh membuka  semua Aib kita maka sangat tidak mungkin kita selamat.  Untungnya Alloh berfirman dalam QS At Taghobun 16 :

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ  ٦٤:١٦

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Bahkan para ulama dahulu berkata “kemungkaran di jaman sekarang akan menjadi hal yang ma'ruf di jaman yang akan datang”. Dalam kaitanya dengan kelangkaan itu, Rosulululloh juga menyebutkan : “Akan datang dimana langka dari tiga hal : pertama dirham yang halal, yang kedua Ilmu yang bermanfaat dan yang terakhir persaudaraan kerena Alloh”.

Kenapa Dirham (harta/rizki) yang halal ?. Karena ia adalah asas diterimanya amal. Bagaimana akan diterima amal kita manakala kita memakan harta haram ?. Bukankah Alloh itu Thoyyiban la yaqbalu illa thoyyiban, Alloh itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.

Ilman mustafadan, adalah mengaji ilmu agama karena “العلم حياة الاسلام” , ilmu adalah ruh kehidupan agama islam .

Akhon Fillah, persaudaraan kerena Alloh. 3 hal ini merupakan kriteria seorang selamat di jaman kahir.

Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Dunia semakin bersolek. . Setiap sore bisa membeli bermacam pakaian (hingga muncul tata busana), makanan ada dimana-mana (muncul tata boga), rumah-rumah dibalut dengan kait seperti ka'bah. Shohabat berkata : Kehidupan di jaman itu akan lebih baik, bukankah kita akan lebih enak beribadah karena semua kebutuhan tercukupi ?, Jawab Rosululloh menjawab “Tidak, kalian sekarang lebih baik dari pada mereka”.

Begitu mudahnya mengejar dunia, semua bisa menjadi uang. Kotoran manusia bahkan bisa menjadi uang. Bukan kah Alloh befirman “robbana maa kholaqta hadza baathila”, maka banyak yang ditemukan dan menghasilkan uang.
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment