Mukjizat Rosululloh SAW

Mukjizat Rosululloh SAW


Diriwayatkan dari Shohabat Ibnu Mas’ud, beliau berkata : Saad Bin Muadz  berangkat ke Makkah untuk melaksanakan umroh. Beliau tinggal di rumah Umayyah. Berkata Umayah  pada Sa’ad : “Tunggulah , hingga waktu sudah mulai panas dan orang-orang sepi”. Beliau kemudian melaksanakan thowaf. Tiba-tiba muncul Abu Jahal : “Siapa orang yang sedang Thowaf itu ?”. Saad menjawab : “Saya Sa’ad ”.

Abu Jahal bilang : “Kamu enak-enakan tenang thowaf di  sini sedangkan kamu termasuk orang yang melindungi Muhammad dan Shohabatnya ?”. Saad :”Iya, kenapa?”.

Nurul HaromainTerjadilah pertikaian antara keduanya. Muncullah Umayyah :”Jangan engkau tinggikan suaramu pada Abu Hakam, sesungguhnya ia adalah pelindung penduduk Wadi (Makkah)”.   Saad berkata (pada Umayyah) :”Kalau kau mencegahku, akan aku koyak daganganmu di Syam”. Umayyah berkata :”Jangan engkau tinggikan suaramu” sambil memegang Saad.

Beliaupun marah dan berkata pada Umayyah : “Dakni ‘anka (tinggalkan aku), sungguh aku telah mendengar Muhammad Rosululloh hendak membunuhmu." Umayyah berkata :”membunuhku ?”.
Saad :”Iya”. Umayyah berkata :”Demi Alloh, tidaklah berbohong Muhammad ketika berucap”. Umayah kemudia menuju tempat istrinya (Shofiyah) dan berkata : “ Apa kamu tahu apa yang dikatakan akhi-yasribi (Saad Bin Muadz)  padaku ?”.

Istrinya bertanya : "Apa yang ia katakan ?." .Umayyah : “Dia mendengar bahwa Muhammad akan membunuhku”. Berkata Istrinya : “Maka demi Alloh, Muhammad tidak pernah berbohong”.

Perawi Hadits ini berkata : ketika mereka keluar menuju Badar dan juru Pengumuman telah melontarkan berita untuk peperangan, sang istri mengingatkan Umayyah : “Apa kamu tidak ingat apa yang dikatakan akhi-yasribi (Saad Bin Muadz)  padamu ?”.  Ia pun enggan untuk mengikuti perang hingga Abu Jahal Berkata padanya : “Dirimu adalah pembesar dan tokoh di wilayah lembah Makkah ini, ikutlah berperang walaupun hanya sehari ataupun 2 hari”. Umayyah kemudian keluar menuju Badar selama 2 hari dan terbunuh di sana.

Baca Juga : Kisah | Si Bocah Gila

Sebelum perang terjadi, Rosululloh sudah  mengetahui tempat kematian para musuh-musuh Alloh. Inilah kaitanya dengan mukjiyat Rosululloh yang bahkan sampai 80 hadits tentang ancaman fitnah yang akan menimpa umatnya. Sedangkan kita berada dalam masa di mana ujian agama menyeluruh hingga orang yang Halim saja bingung apalagi yang cerdas, pusing pindo malah. Kita tinggal menunggu satu persatu hadits itu muncul. Kita hanya bisa melakukan pertahanan untuk menyikapinya. Doa dan mengamalkannya. Apalagi yang bisa menyelamatkan kita kalau bukan dengan doa ?. Masa ujian ini tidak tahu sampai kapan.

Seorang anak yang nakal masya’alloh kita tidak tahu sampai kapan. Hanya doa dan doa yang bisa dilakukan, siapa tahu ia berubah ketikan kita sudah tidak ada. Inilah salah satu contoh kita berada pada jaman “Anak menyusahkan atau menjengkelkan orang tua”. Bagaimana seorang anak mendapatkan pelajaran tentang hak orang tua ? Di sekolah porsi adab sangat minim. Siapa yang salah ? Ya kita sendiri. Sudah tahu kita berada di jaman yang seperti ini malah tidak diarahkan pada ilmu agama. Ya hasilnya nakallah anak. Solusinya sowan pada kiyai ?.

Solusi kiyai : inilah kesalahan yang sangat lama dan beruntun. Apa lagi kalau bukan doa dari Alloh sendiri ?. Yaitu “Robbi Auzi’ni An Asykuro Nikmatakallati...”.

Di sini kita punya anak dan orang tua, doa ini berisikan doa yang mana kita harus gandolan, tawasul kita pada orang tua. Apakah kita memang bersyukur pada orang tua yang bisa menjadikan diterimanya tawasul kita ?.

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment