نِعْمَ
الْإِيْمَانُ وَهُوَ أَعْظَمُ دَوَاءٍ
بسم
الله الرحمن الرحيم
قَالَ اللهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالى: (كُلًّا نُمِدُّ هؤُلَاءِ وَهؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ
وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُوْرًا) الإسراء: 20.
قَالَ بَعْضُ
الْعَارِفِيْنَ: الْإِيْمَانُ قِيَامُ الْقَلْبِ بِوَظَائِفِ الْإِسْتِسْلَامِ
لِلْإِلْتِزَامِ بِخَمْسِ خِصَالٍ:
1.
الْوَفَاءُ بِالْعُهُوْدِ
2.
الْحِفْظُ لِلْحُدُوْدِ
3.
الرِّضَا بِالْمَوْجُوْدِ
4.
الصَّبْرُ عَنِ الْمَفْقُوْدِ
5.
الْمُوَافَقَةُ لِلْمَعْبُوْدِ
الَّتِي هِيَ
رَمْزُ الْعُبُوْدِيَّةِ حِيْنَ كَانَ الْإِيْمَانُ يَتَوَغَّلُ فِى قَلْبِ
الْإِنْسَانِ مَبْنِيًّا عَلَى الْيَقِيْنِ كَمَا أَشَارَ إِلَيْهِ قَوْلُهُ
تَعَالَى (وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّي يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ) الحجر:99.
وَإِذْ
تَصَفَّحْنَا حَيَاةَ النَّاسِ وَجَدْنَا أَنَّ اللهَ تعَالي أَعْطَي كُلَّ أَحَدٍ
مِنْهُمْ مَا أَرَادَ تَحْقِيْقًا لِوَعْدِهِ (وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ
إِلَّا مَا سَعَي. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَي) النجم: 39-40. فَمِنْهُمْ مَنْ تَحَصَّلَ
عَلى جَائِزَةِ نُوْبِلَ لِأَنَّهُ أَرَادَهَا وَسَعَي لَهَا. وَمِنْهُمْ مَنْ
نَالَ الشُّهْرَةَ لِأَنَّهُ بَحَثَ عَنْهَا وَسَعَي لـَهَا. وَمِنْهُمْ مَنْ
وُفِيَ نَصِيْبُهُ مِنَ الْمَالِ لِأَنَّهُ جَمَعَهُ وَعَدَّدَهُ وَهَامَ بِهِ وَأَحَبَّهُ
وَسَعَي لَهُ. وَمِنْهُمْ عِبَادُ اللهِ الصَّالِحُوْنَ لِأَنَّهُمْ مِمَّنْ قَالَ
اللهُ تَعَالي فِيْهِمْ: (وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَي لَهَا سَعْيَهَا
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوْرًا) الإسراء:19. فَحَصَلُوْا
عَلَي ثَوَابِ الدُّنْيَا وَحُسْنِ ثَوَابِ الْآخِرَةِ – إِنْ شَاءَ اللهُ –
يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِنَ اللهِ وَرِضْوَانًا وَحَصَلُوا الْبَاقِيَاتِ
الصَّالِحَاتِ كَمَا قَالَ تَعَالى: (الْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ
ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا) الكهف:46.
وَلَا شَكَّ
أَنَّ الْمُسْلِمَ الْوَاعِيَ الْوَاثِقَ مِنْ مَنْهَجِهِ وَطَرِيْقِهِ أَنْعَمُ
حَظًّا مِنَ الشَّهِيْرِ الشَّقِيِّ بـِمَبَادِئِهِ وَفِكْرِهِ فَرَاعِي الْغَنَمِ
الْمُؤْمِنِ فِى شِعَابِ الْجَبَلِ أَسْعَدُ حَالًا مِنْ هؤُلَاءِ الْعَبَاقِرَةِ
الَّذِيْنَ قَدَّمُوْا لِلْبَشَرِيَّةِ نَفْعًا وَنِتَاجًا وَلـَمْ يَعْمَلُوْا
لِلْأخِرَةِ وَأَسْعَدُوا النَّاسَ أَكْثَرَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَإِذَا بَعْضُهُمْ
يَنْتَحِرُ وَآخَرُوْنَ مِنْهُمْ يَعِيْشُوْنَ مَعِيْشَةً ضَنْكًا. فَمَا هِيَ
الْفَائِدَةُ إِذَا أَسْعَدَ بِكَ قَوْمٌ وَشَقِيْتَ أَنْتَ وَانْتَفَعَ بِكَ
آخَرُوْنَ وَحُرِمْتَ أَنْتَ؟ فَنِعْمَ الْإِيْمَانُ وَهُوَ أَعْظَمُ دَوَاءٍ
عَرَفَتْهُ الْبَشَرِيَّةُ إِنَّهُ الْإِيْمَانُ بِمَعْنَي قِيَامِ الْقَلْبِ
بِوَظَائِفِ الْإِسْتِسْلَامِ وَمِنْهُ الْإِيْمَانُ بِالْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ
وَهُوَ أَسَاسُ سَعَادَةِ الْإِنْسَانِ فِى حَيَاتِهِ مَهْمَا كَانَتْ وَحَيْثُمَا
كَانَتْ عَمَلًا بِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [أَنْ تُؤْمِنَ
بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ حُلُوِّهِ وَمُرِّهِ[1]]
لَا أَنْ تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ فِيْمَا تُحِبُّهُ وَقَدْ تَتَسَخَّطُ عَلَيْهِ
فِيْمَا تَكْرَهُهُ , وكَمَا قِيْلَ هُوَ سُرُوْرُ الْقَلْبِ بـِمَرِّ الْقَضَاءِ
لِيَتَحَقَّقَ بِذلِكَ مَعْنَي الْعُبُوْدِيَّةِ فِى نَفْسِ الْمُؤْمِنِ لَا
مُجَرَّدُ الْعِبَادَةِ الَّتِي هِيَ قِيَامُ الْبَدَنِ بِوَظَائِفِ الْأَحْكَامِ
كَمَا أَشَارَ إِلَيْهِ قَوْلُهُ تَعَالَي: (قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ
لـَمْ تُؤْمِنُوْا وَلكِنْ قُوْلُوْا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ
فِى قُلُوْبِكُمْ...)الحجرات:14.
وَقَدْ جَاءَ فِى
الْحَدِيْثِ الْقُدْسِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [إِنَّ
اللهَ يَقُوْلُ: يَابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًي
وَأَسُدُّ فَقْرَكَ وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلـَمْ أَسُدَّ
فَقْرَكَ] رواه الترمذي رقم 2466 فى كتاب صفة يوم القيامة باب (31).
=والله يتولي الجميع برعايته=
بسم
الله الرحمن الرحيم
Indahnya Iman sebagai Obat
Paling Manjur
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman:
“Kepada
masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan anugerah
dari pemberian Tuhanmu. Dan pemberian Tuhanmu tidak dapat dihalangi.”(QS al Isra’:20)
Sebagian ahli makrifat mengatakan:
Iman adalah aktivitas hati menjalani kepasrahan untuk
menetapkan diri dalam lima hal:
1.
Setia pada janji
2.
Menjaga batasan-batasan
3.
Rela dengan apa yang ada
4.
Tabah menerima sesuatu
yang hilang
5.
Menyelaraskan diri dengan
(kehendak Allah) Dzat yang disembah
Di mana kesemuanya ini adalah simbol ubudiyyah (penghambaan)
di saat keimanan itu sedang meresap di dalam hati manusia seraya berlandaskan
pada keyakinan sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firmanNya: “Dan
sembahlah Tuhanmu sehingga datang keyakinan kepadamu”(QS al Hijr:99).
Jika membuka
lembaran kehidupan manusia maka pasti kita menemukan bahwa sesungguhnya Allah ta’ala
telah memberi masing-masing orang sesuai keinginan mereka sebagai bukti janji
dalam firmanNya: “Dan sesungguhnya tidak ada bagi manusia kecuali apa yang telah ia usahakan.
Dan usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya)”(QS an najm:39-40)
Di antara mereka ada yang
meraih hadiah Nobel karena memang ia mengharapkan dan berupaya keras demi
meraihnya. Di antara mereka ada yang mendapatkan popularitas karena memang ia
telah mencari dan berjuang untuk mendapatkannya. Di antara mereka ada yang
memiliki banyak sekali harta benda karena ia telah mengumpulkan, menghitung, tergila-gila
dalam mencintainya, dan berusaha keras untuk memperolehnya.
Dan di antara mereka ada
para hamba Allah yang shaleh karena mereka termasuk orang yang difirmakan oleh
Allah ta’ala: “dan barang siapa menghendaki akhirat dan berusaha
keras untuknya dalam keadaan ia sebagai seorang yang beriman maka merekalah
orang-orang yang kelak usaha keras mereka akan dibalas dengan baik”(QS al
Isra’:19) sehingga merekapun mendapatkan pahala dunia sekaligus kebaikan pahala
akhirat -in sya Allah –
Merekalah orang-orang yang
mencari anugerah dan ridha Allah sehingga meraih al baqiyat as shalihat
seperti dalam firman Allah ta’ala: “Harta benda dan anak-anak adalah
perhiasan kehidupan dunia. Sedang al baqiyat as shalihat di sisi Allah itu
lebih baik pahalanya dan lebih baik untuk dijadikan harapan”(QS al kahfi:46)
Dan tiada keraguan
sesungguhnya seorang muslim yang terbina yang meyakini manhaj dan thariqahnya,
lebih beruntung daripada orang yang terkenal tetapi celaka disebabkan
prinsip-prinsip dan pemikirannya. Seorang mukmin yang menggembalakan domba di
lereng-lereng gunung jelas lebih beruntung daripada para jenius yang telah menyuguhkan
manfaat dan karya gemilang bagi kemanusiaan tanpa sedikitpun beramal untuk akhirat.
Mereka telah memberikan keuntungan kepada manusia lebih banyak daripada kepada
diri mereka sendiri. Dan (bahkan) sebagian mereka tiba-tiba bunuh diri (karena stress), dan sebagian lain menjalani kehidupan dalam keadaan kacau balau.
Apa gunanya anda membuat
banyak orang beruntung sementara anda sendiri celaka. Atau (apa gunanya) banyak
orang mendapatkan manfaat darimu sementara kamu sendiri tidak mendapatkan
apa-apa?
Maka betapa indah keimanan.
Dia lah obat paling manjur yang pernah dikenal oleh kemanusiaan. Yaitu
keimanan yang berisi aktivitas hati menjalani tugas-tugas kepasrahan yang di
antaranya adalah beriman dengan qadha’ dan qadar sebagai modal
keberuntungan manusia dalam kehidupan; apapun keadaan dan di manapun ia berada,
berdasarkan sabda Rasulullah Saw: “Dan hendaklah kamu beriman dengan qadar;
baik dan buruknya, manis dan pahitnya”[2],
bukan sekedar beriman dengan qadar dalam hal yang kamu sukai dan (pada
saat lain) terkadang kamu justru membencinya dalam hal yang tidak kamu sukai.
Dan sebagaimana dikatakan: Iman adalah kegembiraan hati menyambut kedatangan Qadha’
, agar makna ubudiyyah (penghambaan) benar-benar menjadi kenyataan dalam
diri seorang muslim, dan bukan hanya ibadah semata yang merupakan aktivitas
badan menjalankan tugas-tugas berupa hukum-hukum (syariat) sebagaimana
diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala: “Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman".
Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah:
"Kami telah ber -islam", karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu…”QS al Hujurat:14.
Dan dalam hadits qudsi disebutkan dari
Nabi Muhammad Saw: “Sesungguhnya Allah berfirman: Wahai anak Adam, curahkan
sepenuh dirimu untuk beribadah kepadaKu maka Aku akan selalu memenuhi hatimu
dengan kekayaan dan menutup kefakiranmu (kebutuhanmu). Jika kamu tidak
melakukannya maka Aku pasti memenuhi kedua tanganmu kesibukan dan Aku tidak
pernah akan menutup kefakiranmu (kebutuhanmu)”(HR Turmudzi no:2466)
=والله يتولي الجميع برعايته=
Blogger Comment
Facebook Comment