Kita sudah mengerti, betapa Rasulillah shalallahu alaihi
wasallam adalah seorang figur yang mengajari adab tentang sebuah hal dengan
demikian detail. Maka seharusnya dalam setiap apa yang beliau ajarkan itu, kita
ambil hal itu sebagai sebuah tuntunan. Sebab maklum bahwa apa yang beliau
ajarkan tak ada lain kecuali merupakan sebuah wahyu yang di wahyukan.
Seperti dalam cara bagaimana Rasulillah makan dan minum.
Karena dengan mengikutinya disamping merupakan bukti kecintaan kita, sebuah
cara menghidupkan sunnah, ternyata apa yang diajarkan Rasulillah amat banyak
menyimpan hikmah.
Kita melihat betapa seseorang mendapatkan gelar doktor hanya
sebab ia meneliti manfaat menjilati jemari selepas makan dari hadits yang
mengajarkan hal itu. Orang lain mendapatkan gelar doktor sebab meneliti hikmah
tentang perintah Rasul supaya mencelupkan sekalian lalat yang hinggap di
minuman kita. Oleh sebab itu, kita seharusnya mencontoh apa yang beliau
teladankan, dan tidak perlu bertanya-tanya dan protes tentang hal itu.
Rasulillah adalah seorang Nabi yang jarang menderita sakit,
ada yang menyebutkan bahwa Rasulillah hanya sakit dua kali selama hidupnya.
Maka hal ini seharusnya yang kita contoh, bagaimana beliau melakukan kiat-kiat
dalam menjaga kesehatan, terlebih dalam makan dan minum.
Rasulillah mengajarkan jika kita hendak makan dan minum agar
jangan sampai berlebihan. Larangan semacam itu muncul ternyata adalah sebuah
isyarat bahwa makan minum berlebihan mengandung banyak akibat negatif,
lebih-lebih dalam masalah kesehatan. Dan kesehatan mengungkapkan fakta bahwa
mayoritas penyakit dipicu oleh makan dan minum yang berlebihan.
Selain itu, Rasulillah mengajarkan agar supaya ketika kita
hendak minum. Kita jangan sampai bernafas di dalam minuman yang kita minum.
Sebab ternyata setelah diteliti, nafas yang kita lepaskan di minuman mengandung
CO2 yang tidak baik bagi kesehatan.
Sebaiknya jika kita ingin bernafas, kita bernafas di luar
gelas atau diluar tempat minuman itu. Dan jangan juga meminum dengan sekali
teguk, akan tetapi apa yang diajarkan Rasulillah adalah meminum dengan tiga
kali tegukan. Satu lagi, jangan lupa untuk membaca basmalah dan mengakhirinya
dengan hamdalah. Sebab Rasulillah melakukan hal itu, bahkan Rasulillah membaca
basmalah dan hamdalah di setiap tegukan. Dalam sebuah hadits di sebutkan:
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻗﺘﺎﺩﺓ، ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ، «ﺃﻥ
اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﻬﻰ ﺃﻥ ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻲ اﻹﻧﺎء»
Dari Abdillah bin Abi Qatadah, dari ayahnya, bahwa Nabi
shallallahu alaihi wasallam melarang bernafas di dalam bejana/gelas.
Di riwayat yang lain, Rasulillah menghela nafas di luar
gelas atau minuman tiga kali. Dan hal itu seperti yang dijelaskan Rasulillah di
nilai lebih menyegarkan, menghilangkan penyakit dan lebih nikmat. Dalam sebuah
hadits di sebutkan:
ﻋﻦ ﺃﻧﺲ، «ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻛﺎﻥ ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻲ اﻹﻧﺎء ﺛﻼﺛا
Dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bernafas di (luar) bejana/gelas tiga kali.
ﻋﻦ ﺃﻧﺲ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻲ اﻟﺸﺮاﺏ ﺛﻼﺛﺎ، ﻭﻳﻘﻮﻝ: «ﺇﻧﻪ ﺃﺭﻭﻯ ﻭﺃﺑﺮﺃ ﻭﺃﻣﺮﺃ»، ﻗﺎﻝ ﺃﻧﺲ: «ﻓﺄﻧﺎ ﺃﺗﻨﻔﺲ ﻓﻲ
اﻟﺸﺮاﺏ ﺛﻼﺛﺎ
Dari Anas, ia berkata: Bahwa Rasulillah shallallahu alaihi
wasallam bernafas di (luar) minuman tiga kali. Dan beliau bersabda: “Sungguh
hal itu lebih menyegarkan, menghilangkan penyakit, dan lebih nikmat”. Anas
berkata: “Maka aku bernafas di (luar) minuman tiga kali.”
Hadits-hadits diatas dalam redaksi yang disebutkan, seolah
bertentangan dengan hadits yang melarang bernafas di dalam bejana/ gelas. Namun
para Ulama memberikan pemahaman untuk menjami’kannya bahwa yang di maksud
adalah “Fi khorijil ina'/syarob” yakni diluar bejana, gelas, atau minuman.
Wallahu ta'ala a'lam
Penulis : Ust. Shabieq
Blogger Comment
Facebook Comment