“Orang ketika mulazamah dengan Murobby, ini akan bisa
merubah sikap. Sikapnya akan terpengaruh dengan apa yang dilakukan Murobby.”
(Abi Ihya’ )
Berkaitan dengan istilah murobby, bahwa murobby muthlaq
seluruh makhluk yang ada hanyalah Allah azza wa jalla. Sang pencipta alam raya.
Tuhan yang mengurus segalanya. Mencurahkan kenikmatan-kenikmatannya yang
demikian agung kepada seluruh makhluk. Fadzalikumullohu Robbukumul haq.
Namun pada sisi yang lain, Istilah Murobby juga merupakan
sebuah predikat yang ada pada seseorang. Istilah ini disematkan kepada
seseorang yang melakukan empat hal, yakni: Mendidik hati. Memperbaiki akhlaq.
Menuntun menuju Allah. Dan dengan bersuhbah dan bermulazamah dengannya, seseorang
terjaga dari sekian kemaksiatan dan kejelekan.
Murobby teragung orang mukmin tiada lain adalah Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah senantiasa berusaha membersihkan hati
dan jiwa kaumnya. Mereka mendapatkan predikat yang tinggi disisi Allah dengan
mengikuti sunnahnya. Baik sunnah yang berupa ucapan atau perbuatan. Juga dengan
mengikuti detail penjelasan kitab Allah al-Qur’an. Beliau adalah sosok teladan
terbaik bagi mereka.
Dalam kitab Ushuttarbiyah al Islamiyah dijelaskan bahwa,
tugas terpenting dari seorang murobby adalah:
1.
Tarbiyyah, yakni mengembangkan
dan membersihkan. Mengembangkan jiwa untuk menuju Pencipta dan menjauhkannya
dari keburukan, serta menjaganya supaya senantiasa dalam kondisi bersih.
2.
Taklim, yakni mentransfer
ilmu, aqidah dan keyakinan bagi akal pikiran dan hati manusia mukmin, sehingga
mereka mampu mengaplikasikannya dalam suluk dan kehidupannya.
Seorang Murobby harus memiliki 10 karakter:
1.
Sasaran, Suluk dan
pemikirannya bersifat Robbany. Yakni berkaitan erat dengan Robb, Allah ta’ala.
Dengan mengaplikasikan ketaatan kepada Allah, beribadah kepada-Nya, mengikuti
Syariat-Nya, mengerti akan sifat-sifat-Nya.
2.
Ikhlas. Tiada tujuan lain
dari semua yang ia lakukan kecuali untuk meraih ridlo Allah, supaya bisa wushul
kepada-Nya, menyebarkan kebenaran kepada orang-orang, juga supaya mereka mau
mengikuti Allah.
3.
Sabar dalam mengajar dan memahamkan
keilmuan kepada santri-santri yang notabene memiliki kadar pemahaman dan
kecerdasan berbeda-beda.
4.
Jujur dengan apa yang ia
sampaikan. Dan tandanya adalah menerapkan dan mengamalkan ilmu yang ia sampaikan
sebelumnya untuk diri sendiri.
5.
Senantiasa membekali diri
dengan ilmu dan kajian. Serta menguasai benar ilmu yang ia ajarkan. Seorang
murobby harus memiliki keilmuan yang luas, hafalan yang kuat, serta pemahaman
yang mendalam. Sehingga ia dihormati dan dipercaya oleh santri, juga supaya ia
bisa memberikan faidah seperti yang diharapkan.
6.
Memahami berbagai macam
metode pembelajaran. Serta mampu memilih metode yang sesuai untuk setiap materi
yang akan disampaikan.
7.
Menguasai ilmu
kepemimpinan. Meletakkan urusan pada posisinya, jika bersifat longgar tak
mempersempit dan jika bersifat ketat tak mempermudah. Mencintai dan menyayangi
santri dengan tanpa berlebihan.
8.
Mengajari diri pribadi
santri pada jenjang yang diajarkan, sehingga senantiasa menyesuaikan dengan
kadar pemahaman dan kesiapan mereka.
9.
Bersikap adil terhadap
seluruh santri. Tiada condong terhadap sekelompok dari mereka. Tiada
mengutamakan satu santri atas santri yang lain kecuali dengan kebenaran.
10.
Senantiasa menjadi Pembina
dan pengarah. Mengerti masalah kekinian dan solusi islam tentangnya. Berusaha
mendengarkan setiap permasalahan santri, mencari penyebab dan menyelesaikannya
dengan hikmah.
Maka murobby, bukan hanya
pengajar belaka. Lebih dari itu, bahwa ia seorang penanggungjawab akan sisi tazkiyah
dan taklim santri-santrinya. Sehingga tak heran, jika bersuhbah dengan sosoknya
akan memberikan dampak dan pengaruh yang besar bagi sikap dan kepribadian
seseorang. Bukankah dikala kita bersuhbah dengan seorang penjual minyak wangi
paling tidak kita akan menjadi wangi?.
Maka semoga kita bisa dimudahkan
Allah untuk memproses diri menjadi sosok Murobby idaman. Sehingga kita bisa
dikumpulkan bersama Murobby utama orang-orang mukmin, yakni Baginda Rasulillah
shallallahu alaihi wasallam. Aamiin.
Blogger Comment
Facebook Comment