Amalan Menuju Hari Akhir


AMALAN MENUJU HARI AKHIR

Ziyadatal mukhtaromin, para alim poro ulama... alhamdulillah kita kumpul, mugi-mugi saget selamet lantaran meniko. Margi sak temene kita mriki niku mlebet taman-taman surga (Riyadhul Jannah). “naliko awakmu pethuk Riyadhul Jannah, mlebuo, nikmatono isine, enak-enakno”. Para shohabat bertanya, apakah Riyadhul Jannah itu ?. Beliau menjawab (dalam beberapa riwayat hadits berbeda) : majelis ilmu, majelis dzikir, piro-piro masjid.”

AmalanSelanjutnya, seperti kita ketahui Alloh telah menundukkan seisi langit dan seisi bumi adalah untuk manusia. Untuk siapa pisang? Untuk siapa ikan dilaut? Sapi, Wedhus, pithik untuk siapa kalau bukan manusia?. Semua menjadi ujian bagi manusia. Bagi yang lulus maka diberikan surga dengan kenikmatan yang paling enak. Syaratnya “harus Islam”, selama apa pun di neraka, selama ia masih iman akan tetap masuk surga. Setiap orang minimal mendapatkan wilayah seluas kabupaten. Pembantunya 8.000 bidadari.

Dengan jaminan yang begitu banyak tetapi nyatanya kebanyakan manusia: mendholimi diri sendiri, kebanyakan mereka “bodoh”, tidak mau bersyukur, kafir, suka membantah (perintah Alloh), sambatan (suka mengeluh). Salah satu untuk menghindari sifat tersebut adalah dengan mengaji agar mengenal Alloh walaupun kenyataanya mereka sangat minoritas.
Manusia dengan bekal sebaik-baiknya ciptaan ditambah “robbana maa kholaqta hadza baatila”, endingnya semua bisa dinikmati manusia dengan jumlah dan variasi yang bermacam-macam. Duniapun bersolek sedemikian rupa, siapa yang menikmati kalau bukan manusia?. Tetapi kembali lagi kenyataanya: walaupun langit dan bumi (nidhomul qoun) seisinya bertasbih pada Alloh tetapi manusianya malah tidak, padahal bayangannya juga bertasbih  pada Alloh. Parahnya lagi ada yang menentang Alloh.
Manusia dengan kesempurnaan ciptaanya, terdapat 360 sendi yang membedakan dengan makhluk lain. Dari sini setiap sendi harus dishodaqohi untuk membayar kenikmatan-kenikmatan manusia. Harusnya bila setiap sendi dishodaqohi 100 rupiah, berarti ia harus mengeluarkan uang sebesar 36.000/hari. Bagaimana bila tidak punya uang?. Bisa dengan berdzikir pada Alloh yang dibaca dengan rutin. Jumlah dzikiran (33+33+33+1) = 100 x 5 = 500. 

Kalaupun tidak bisa melakukannya maka bisa dengan sholat Dhuha 2 rokaat sebagai wujud syukur seseorang. Ketika seseorang sudah bersyukur, maka Alloh akan menambahi kenikmatannya. Dengan kata lain, kalau sholat Dhuha secara rutin insyaalloh dicukupi kebutuhannya. Bukankah sangat indah ketika anggota tubuh membayar zakat dengan sholat yang diikuti semua anggota tubuh. Terlepas khusu'  atau tidaknya, sudah selayaknya bagi kita untuk menghiyasi sholat fardhu dengan bertasbi, subhananalloh (33x), Alhamdulillah (33), Allohu Akbar (33) lalu sholat sunnah .

Contoh lain cara bersyukur adalah dengan membaca “bismillah” yang terkandung makna: “aku melakukan perbuatanku dengan bersyukur dan membaca asma Alloh”, inilah contoh dzikir pada Alloh. Kurangnya bersyukur akan mengundang “musibah” karena salah kita sendiri yang tidak mensyukuri nikmat Alloh. Itupun Alloh masih mengampuni banyak orang. Maka di saat seseorang menerima musibah, bisa jadi merupakan:
1. Adzab dari Alloh
2. Diampuni dosa-dosanya atau
3. Akan dinaikkan derajatnya

Bagaimana tandanya?. Contoh kondisi: Kalau kita gagal panen tetapi masih bisa bersyukur berarti kebaikan berada dipihak kita. Nabi Ayyub yang jaya selama 40 tahun mendapat musibah: 18 tahun mendapat penyakit gatal, beliau tetap sabar dan tidak “nggersulo”, bila ditambahi bersyukur saat terkena balak maka akan mengangkat derajat.
Ada orang yang sabar tanpa mengeluh, walaupun panen gagal tetapi tetap bersabar ditambah syukur disisi lain.

Jangan sampai kita meninggal dengan “nggembol dosa”, kalau mendapat musibah harus sabar. Ini maksudnya taman surga, walaupun belum masuk ke surga tetapi bisa merasakan nikmatnya ketenangan surga. Tetapi kembali lagi, sangat jarang orang yang mau masuk ke taman-taman surga. Rosululloh sendiri menerangkan “di jaman akhir sangat langka 3 hal : rizki yang halal, mencari ilmu agama dan persaudaraan karena Alloh”.

Kebanyakan yang mengaji adalah orang yang makan dengan Rizki halal. Sedangkan seorang yang kaya sangat jarang mengaji karena bisa jadi rizki mereka campur dengan hal yang tidak halal. 


Rebo Legian di Masjid Baitul Ikhlash (Sondel)
Resume by: Iip

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment