Menasehati dan Menjaga Sesama Muslim
بَاب فِي النَّصِيحَةِ وَالْحِيَاطَةِ
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُؤَذِّنُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ سُلَيْمَانَ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ يَكُفُّ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَيَحُوطُهُ مِنْ وَرَائِهِ
Dari Abu Huroiroh: Rosululloh Bersabda: “seorang muslim adalah “koco pengelon” muslim yang lain. Seorang mukmin adalah saudara mukmin yang lain. Ia menghilangkan hal yang membuat temannya tersia-sia dan menjaganya (dan melindunginya dari hal yang membuatnya tersia-sia).
Ketika seseorang akan berhias, ia akan menghilangkan keburukan darinya. Bagian pertama yang dilihat adalah wajahnya. Andai ia berkaca dan menemukan rambutnya amburadul atau ada “blobok” di matanya tentulah ia akan membersihkan bagian yang kotor. Inti dari kalimat “ الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ ” tersirat arti:
Jadilah engkau seperti kaca-pengelon bagi temanmu sesama muslim. (اي كن لأخيك كالمرآة). saat ia melihat hal yang baik padanya, bersyukurlah kita, jangan sombong dan jangan sampai dikufuri. Kalau engkau dapatkan dalam keadaan buruk, maka perbaikilah. Abu Dawud menjadikan hadits ini sebagai dasar untuk menasehati. Saat melihat saudara muslim sukses atau berbuat baik, jangan lupa kita mengigatkan untuk tidak sombong. Bagaimana kalau kita melihat teman melakukan keburukan?. Nasehatilah dengan cara yang baik sesuai adab tanpa mempermalukannya di muka orang banyakakan tetapi hal itu boleh dilakukan oleh morobbi untuk menjadi cermin pelajaran bagi murid lain.
(ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (الأنفال: ٥٣
"Siksaan yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Alloh SWT. sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (8: 53).
Makna “Taghyir” adalah perubahan dari kondisi baik menuju pada keburukan. Sedang kalau dari keburukan berubah menjadi kabikan adalah “ الإصلاح” . Jangan sampai salah menggunakan arti ini. Ia tahu kekurangan temannya seperti mengetahui kekurangan dirinya sendiri “ هو يرى من أخيه ما ﻻ يراه فى نفسه ”. Hal ini terkandung maksud seseorang hanya bisa melihat kekurangan dan keburukannya dirinya dari orang disekelilingnya. Makanya ketika seseorang mau “menerima kritikan” dari orang lain pasti ia akan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Memang kita sudah terlihat baik tetapi kalau di depan kaca, pasti ingin bersolek untuk menjadi lebih menarik lagi.
Setelah mengetahui ilmu ini, kita tinggal mempratekkannya dan disosialisasikan pada keluarga dan lingkungan disekitar kita sehingga terbentuk masyarakat madani yang bernafaskan islam.
By: Iip
Blogger Comment
Facebook Comment