Didalam Laknat

باب فِى اللَّعْنِ

Bab: Didalam Laknat


Jangan sekali-kali seorang muslim mengucapkan laknat pada sesama kecuali pada orang yang betul-betul telah dilaknat oleh Alloh seperti orang-orang kafir secara umum, Iblis, Abu Lahab. Kenapa melaknat itu dikecam oleh Islam?. 
Rahmat adalah lawan kata dari laknat. Nabi menggambarkan Rahmat naik dan turun dari langit seperti dalam:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ  أُولَٰئِكَ هُوَ يَبُورُ      فاطر: ١٠

"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur." (Al-Fathir: 10)

Begitu mudahnya rahmat Alloh turun dan dibuka lebar-lebar manakala ada seseorang mengasihi orang lain.

 حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ رَبَاحٍ قَالَ سَمِعْتُ نِمْرَانَ يَذْكُرُ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا لَعَنَ شَيْئًا صَعِدَتِ اللَّعْنَةُ إِلَى السَّمَاءِ فَتُغْلَقُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ دُونَهَا ثُمَّ تَهِبْطُ إِلَى الأَرْضِ فَتُغْلَقُ أَبْوَابُهَا دُونَهَا ثُمَّ تَأْخُذُ يَمِينًا وَشِمَالاً فَإِذَا لَمْ تَجِدْ مَسَاغًا رَجَعَتْ إِلَى الَّذِى لُعِنَ فَإِنْ كَانَ لِذَلِكَ أَهْلاً وَإِلاَّ رَجَعَتْ إِلَى قَائِلِهَا. قَالَ أَبُو دَاوُدَ قَالَ مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ هُوَ رَبَاحُ بْنُ الْوَلِيدِ سَمِعَ مِنْهُ وَذَكَرَ أَنَّ يَحْيَى بْنَ حَسَّانَ وَهِمَ فِيهِ.


"Sesungguhnya seorang hamba manakala melaknat sesuatu maka naiklah laknat tersebut ke langit maka ditutuplah pintu-pintu langit kemudian turunlah laknat itu kebumi, lalu ditutuplah pintu dunia, kemudian ia ke kanan dan kekiri. Ketika tidak mendapat tempat maka kembali lagi laknat itu pada orang yang dilaknat manakala orang yang dilaknat memang berhak dicela, bila tidak maka kembalilah laknat itu pada orang yang mengatakan."

Didalam Laknat
Begitu juga orang yang mengkafirkan seseorang maka akan bisa jadi takfir itu kembali padanya. Sifat Rohmat Alloh bertebaran dimuka bumi, ketika kita melaknat seseorang, seakan-akan kita punya hak melebihi kekuasaan Alloh. Kebanyakan orang yang terkena penyakit “Ghurur dan Ightiror” akan lebih mengkafirkan seseorang tanpa sadar. Kafir dan laknat itu berarti sama dengan menjauhkan rahmat Alloh, ibarat ia adalah orang yang “komplen pada rahmat Alloh”. Perbuatan ini bisajadi menghapus amalan yang telah dilakukan.

Di jaman “Khulafar Rosyidin” muncul kelompok ini yang dinamakan “Al Khowarij”. Doktrin mereka muncul setelah belajar Al Qur'an tanpa berguru pada Shohabat dan memaknai Al Qur'an dengan “pikiran sendiri”. Mereka sangat banyak beramal, dzikir, banyak membaca Al Qur'an tetapi hanya sampai tenggorokan saja tanpa menyentuh hati mereka. Para ulama sangat memperhatikan “amalan halus ini” sehingga sering terdapat “Bab Al Ghurur dan Al Ightiror” dalam karangan mereka. Begitu mudahnya nada meremahkan sesama. Contoh:


1. Seorang yang biasa ke masjid mungkin sangat mudah mengucapkan: kayak apa orang-orang ini kok gak mau ke masjid, kalau saya tidak masuk masjid maka sepi Masjidnya.

2. Seseorang yang biasa Qiyamullai: dirimu apa biasa Qiyamullail?, jadi orang harus banyak ibadah malam.

3. Seorang kiyai mungkin lupa hingga minum dengan tangan kiri. Orang-orang lantas komentar: “kiyai kok ngombe tangan kiri?” atau “katanya kiyai kok ora iso ngajari anake dewe?”.


Abuya Maliki sering memperingatkan para santri bahwa:  لا سبيل الى الامن (tidak ada jalan untuk merasa aman). Hal ini karena seseorang akan mudah sekali melakukan: التضليل و التبديع و التكفير و اللعن

 حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لاَ تَلاَعَنُوا بِلَعْنَةِ اللَّهِ وَلاَ بِغَضَبِ اللَّهِ وَلاَ بِالنَّارِ

Rosululloh bersabda: "Jangan kalian saling melaknat dengan ucapan “La'analloh”, jangan pula dengan ucapan “Kemarahan Alloh (padamu)”, dan jangan berkata “Neraka Alloh bagimu”."

Ucapan di atas mempunyai level yang lebih tinggi dari pada cacian seperti “Anjing kamu”. Bisa jadi seseorang tanpa berfikir mengucapkan satu ucapan yang membuat Alloh senang hingga memasukannya ke surga. Begitu juga sebaliknya. Bisa jadi kalimat sederhana yang diucapkan akan membawanya ke neraka seperti: “Anda modern dengan bir bintang” atau “dua anak cukup, laki perempuan sama saja” (padahal Alloh menjelaskan: tidaklah seorang lelaki itu sama dengan perempuan).

 حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَبِى الزَّرْقَاءِ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِى حَازِمٍ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ أَنَّ أُمَّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « لاَ يَكُونُ اللَّعَّانُونَ شُفَعَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ ».

Rosululloh bersabda: "Tidaklah ada para pelaknat itu sebagai “Syufa'a a” {pemberi syafaat (di dunia dan Akhirat)} dan tidak pula sebagai “Syuhada”." 

 حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبَانُ ح وَحَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ الطَّائِىُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ الْعَطَّارُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِى الْعَالِيَةِ قَالَ زَيْدٌ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَجُلاً لَعَنَ الرِّيحَ وَقَالَ مُسْلِمٌ إِنَّ رَجُلاً نَازَعَتْهُ الرِّيحُ رِدَاءَهُ عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَلَعَنَهَا - فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم - لاَ تَلْعَنْهَا فَإِنَّهَا مَأْمُورَةٌ وَإِنَّهُ مَنْ لَعَنَ شَيْئًا لَيْسَ لَهُ بِأَهْلٍ رَجَعَتِ اللَّعْنَةُ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Abbas berkata: "Sesungguhnya seorang laki-laki melaknat angin."
Seorang muslim berkata: "Sesungguhnya angin menarik sorbannya di jaman Nabi." Maka orang tersebut lantas melaknat angin.
Maka Nabi SAW bersabda: "Janganlah engkau melanaknya karena seseungguhnya ia (angin) diperintahkan (untuk suatu urusan apa saja). Sesungguhnya ketika seseorang melaknat orang lain yang tidak layak untuk dicela maka laknat itu akan kembali padanya."

Baca Artikel Lainnya : Power Of Dedication (Khidmah)
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment