Sikap Seorang Muslim


Sikap seorang muslim


Tidak membenci orang yang berbuat buruk padanya, tidak iri hati, tidak melaknat orang lain, mengakui kebenaran walau tidak ada kesaksian, tidak saling mencaci dengan gelar, berusaha sekuat mungkin, mendahulukan zakat, dalam gonjang–ganjingnya dunia ia tetap tegar, selalu syukur, menerima apa yang ada padanya, tidak mengklaim sesuatu yang bukan miliknya, ora mbededek (tidak mengumpulkan orang dalam kemarahannya), tidak mengalahkan sikap kikirnya dari hal yang baik, mau bergaul dengan orang lain sehingga tahu cara berinteraksa serta berbicara pada orang lain, bila ia didholimi maka bersabar hingga pertolongan Ar Rohman turun padanya.

Sikap Seorang MuslimDengan sejarah yang semerbak dan akhlaq yang suci maka muncullah kepahlawanan orang-orang yang hidup di jaman pertama dari kalangan pemimpin, pahlawan, ulama. Mucul paling sucinya contoh: kepemimpinan, perjuangan, dan pelajaran peradaban islam yang kita yakini dengan kuat bahwa kita sadar tidak akan terbentuk tanpa kesucian hati dan akhlaq yang tinggi sehingga bisa diambil sebagai contoh dari akidah yang suci. Ia akan menjadi simpanan agung untuk membangun masyarakat.

Islam bisa mengambil dan memimpin dunia manakala bisa menerapkan sifat-sifat salafuna-sholih seperti di atas. Orang-orang akan tahu bahwa gerakan melawan kebatilan yang jelas terlihat dan masyhur. Tidak ada bagi mereka pengaruh besar kecuali keimanan yang selalu panas membara yang berpijak pada kerinduan dan kecintaan. Ia adalah iman yang memancarkan obor yang terus maju ke depan melihat keadaan pada Alloh SWT. 

Baca Artikel Lainnya : Didalam Laknat

Mereka hidup dalam maqom ihsan terus. Muroqobah pada semua muslim dalam setiap hembusan nafas. Itulah iman yang melingkupi semua hal dalam kehidupan. Ia bisa melihat lintasan, bisikan-bisikan, kejapan mata dan apa yang disimpan dalam hati.
Kitab ini terpapar pada para pembaca yang didalamnya terdapat sifat kemanusiaan yang luhur dan apa yang kita butuhkan untuk berjihad dan membangun umat secara historis dimana dulu pernah dilakukan. Kemunduran kita dari masa lalu tidak lain karena kebodohan kita dari sejarah, biografi dan keberadaan mereka (generasi awal). Diperparah lagi dengan jeda dan masa yang lama dimana hal itu memutuskan tali sejarah kita dengan ulamaus sholih.

Kita harus menjaga generasi muda kita dengan iman, akhlaq dan agama serta kekuatan ruh dibarengi dengan keteladanan generasi awal. Harus kita ikat mereka pada sejarah agung kakek-kakek kita. Dengan demikian akan kita lihat adanya penyimpangan dalam aqidah & akhlaq.
Jangan sampai kita merasa lemah dan dibawah sebab kita lebih tinggi derajatnya manakala mau menjadi individu yang beriman. 



Kitab: Al Mukhtar Min Kalamil Akhyar
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment