Berpaling dari Dunia

Tidak lama kemudian, Abu Darda’ yang sedang keluar rumah datang. Menyambut kedatangan saudaranya, Abu Darda’ segera menyuguhkan makanan. Ia lalu mempersilahkan: “Makanlah, karena sesungguhnya aku sedang berpuasa” Salman menjawab: “Aku tidak akan memakan suguhan ini kecuali kamu juga ikuti serta menikmatinya” karena tidak ingin mengecewakan Salman, Abu Darda’ pun akhirnya ikut serta menikmati makanan dan membatalkan puasanya.
Pada malam hari, melihat Abu Darda’ yang hendak bangun untuk shalat, Salman mencegah: “Tidurlah!” Abu Darda’ pun tidur. Tidak lama kemudian Abu Darda’ bangun dan hendak shalat malam. Salman yang juga terbangun bilang: “Tidurlah!” maka kembali Abu Darda’ meneruskan tidurnya. Barulah ketika menjelang subuh, Salman membangunkan Abu Darda’: “Sekarang bangun dan shalatlah!”. Keduanya lalu melakukan shalat malam.
Baca Artikel Lainny : "Keagungan Rosululloh"
Selanjutnya Salman memberikan nasehat kepada Abu Darda’: “Sesungguhnya dirimu punya hak yang harus kamu jalani. Sesungguhnya bagi Tuhanmu ada hak yang harus kamu tunaikan. Sesungguhnya tamu memiliki hak yang harus kamu berikan. Dan sesungguhnya keluargamu (isterimu) juga memiliki hak yang harus kamu penuhi. Oleh karena itu berikanlah hak kepada setiap pemiliknya”. Selanjutnya mereka datang dan menceritakan kejadian semalam kepada Rasulullah Saw. Beliau Saw lalu bersabda: “Salman memang benar”.
Nama asli Abu Darda’ ra adalah Uwaimir. Beliau wafat di Damaskus pada tahun 32 H di masa Khalifah Utsman ra. Kesenangan beliau akan ibadah sampai pada tingkat bisa membuat sebuah pernyataan: “Saat Nabi Saw diutus, aku adalah seorang pedagang. Oleh karena itu aku bermaksud mengumpulkan ibadah dan perdagangan, ternyata keduanya tidak bisa berkumpul sehingga akupun melepas perdagangan dan berkonsentrasi penuh dalam ibadah. Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya, sungguh bukan sesuatu yang membuatku gembira jika memiliki toko di depan masjid sehingga aku tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah, di samping juga setiap hari memiliki penghasilan 40 dinar”.
“Andai bukan karena tiga hal niscaya aku tidak suka hidup di muka bumi ini; 1) meletakkan dahi ketika sujud di malam atau siang hari, 2) kehausan (karena berpuasa) di musim panas, dan 3) duduk bersama kaum yang mencari ilmu karena Allah azza wajalla”.
Di antara hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda’ ra adalah sabda Rasulullah Saw:
تَفَرَّغُوْا مِنْ هُمُوْمِ الدُّنْيَا مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّهُ مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّهِ أَفْشَي اللهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ. وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ أَكْبَرَ هَمِّهِ جَمَعَ اللهُ لَهُ أُمُوْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ. وَمَا أَقْبَلَ عَبْدٌ بِقَلْبِهِ إِلَى اللهِ إِلَّا جَعَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ قُلُوْبَ الْعِبَادِ تَفِدُ عَلَيْهِ بِالْوُدِّ وَالرَّحْمَةِ وَكَانَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ بِكُلِّ خَيْرٍ أَسْرَعَ
“Berlepaslah diri dari keinginan-keinginan dunia sebisa kalian, karena barang siapa yang menjadikan dunia sebagai keinginan terbesarnya, maka Allah pasti menceri beraikan urusannya dan menjadi kemiskinan ada di depan matanya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai keinginan terbesarnya niscaya Allah mengumpulkan baginya urusannya dan menjadikan kekayaan berada dalam hatinya. Dan seorang hamba tidak menghadap kepada Allah dengan hatinya kecuali Allah menjadikan hati para hamba datang memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya, dan Allah lebih cepat mendatangkan kebaikan kepadanya”
Blogger Comment
Facebook Comment