Ternyata Sedekah Tidak Harus Ikhlas

Ternyata Sedekah Tidak Harus Ikhlas


Ternyata Sedekah Tidak Harus IkhlasTujuan kita diciptakan : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (ibadah) kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat : 56)

Hendaklah seluruh aktivitas keseharian kita ditujukan pada tujuan penciptaan manusia, IBADAH. Cara paling mudah meng-konversi kegiatan kita sehari-hari adalah mengawali setiap aktivitas kita dengan BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM. Jika ia seorang guru, awali langkah pertama keluar dari tempat tinggal dengan kaki kanan dan mengucapkan ‘bismillahhirrahmanirrahim, saya niat mengajar karena Alloh ta’ala.’ Insha Alloh dicatat oleh Alloh sebagai ibadah.

Sedekah, Bagaimana Kita Mempraktekkan

Sedekah salah satu bentuk ibadah pada Alloh. Bentuk ibadah ini tidak cukup hanya pada takaran pelatihan, seminar, atau workshop saja. Ibadah ini lebih mengutamakan bentuk amaliah. Setelah mengetahui keutamaan dan dalil-dalilnya, langkah selanjutnya adalah mempraktekkan. Hal ini tidak banyak yang dapat melakukannya. Karena ibadah sedekah berkaitan dengan harta yang kita punya. Walaupun sedekah tidak harus dengan harta. Sedekah bisa dengan senyum, menyingkirkan paku dijalan, memberi nafkah keluarga dan lain-lain. Yang kita bahasa di sini adalah sedekah berkaitan dengan harta.

Kunci pertama yang harus dipunyai setiap individu adalah percaya dan yakin yang dikatakan Alloh dan Rasul-Nya. Tanpa ada ini, maka segala bentuk motivasi, workshop, pelatihan dan seminar akan percuma. Alloh berfirman, yang artinya:

“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid Ayat 10)

Dan juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang artinya:

“Harta itu tidak akan kurang dengan disedekahkan.” (HR. Imam Muslim).

Dua contoh janji Alloh dan Rasul-Nya tidak cukup hanya dibaca tapi harus percaya dan diyakini. Setelah itu terjadi, kita laksanakan dan tinggal menunggu keajaiban-keajaiban yang terjadi.
Sesungguhnya Alloh dan Rasul-Nya tidak pernah ingkar janji, hanya saja kita yang kurang sabar menunggu realisasi janji tersebut.

Sedekah harus hitung-hitungan dan pamrih

Rasanya kurang ikhlas ya kalau kita bersedekah dan kemudian meminta dan mengharapkan balasan dari Alloh. Ternyata, salah satu penyebab mengapa sedekah kita makin hari makin kecil adalah hal tersebut. Seolah-olah kita tidak siap menerima sedekah kita dikali lipat menjadi 10 sampai 700 x lipat.

Padahal Alloh dan Rasul-Nya sudah berjanji bahwa hitung-hitungannya sudah ada. Alloh berfirman, yang artinya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)

Nah, Alloh sendirikan yang melipat gandakan sedekah kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya:

“Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan melainkan akan bertambah, bertambah, dan bertambah.” (HR. Tirmidzi)

Masih tidak percaya? Alloh dan Rasul-Nya yang bicara tentang pelipat gandaan sedekah kita, bukan saya lho yang bicara. Masihkah ragu tentang sedekah yang kita keluarkan?

Logikanya: Kita nggak sedekah saja, boleh meminta, boleh berharap. Apalagi dengan bersedekah, tambah boleh meminta, tambah boleh berharap.

Sedekah Senyum? Nanti Aja! Tapi bukanlah senyum itu termasuk sedekah? Ya, iyalah, yang bilang bukan sedekah itu siapa? Kalau begitu, ada seorang peminta-minta datang kepada kita, kita senyumin saja, kan sudah sedekah. Hehe…guyon ya.

Seperti saya katakan di atas, sedekah itu cakupannya luas. Bisa disebut sedekah jika :

  1. Berzikir dan shalat Dhuha.
  2. Amar ma’ruf dan Nahi Munkar.
  3. Bekerja dan memberi nafkah keluarga.
  4. Membantu urusan orang lain.
  5. Menjenguk orang sakit.
  6. Berwajah manis dan memberikan senyuman.


Tapi di sini membicarakan tentang sedekah harta, soalnya banyak yang berlindung di balik sedekah senyum sehingga menjadi terlalu pelit untuk mengeluarkan harta karena merasa cukup hanya dengan sedekah senyum.

Purdi E. Chandra, pemilik Primagama berkata, “Sedekah senyum balasannya juga senyum. Sedekah doa balasannya kita didoain juga malaikat. Tapi kalau sedekah harta, selain dapat balasan harta, kita juga pasti didoakan orang yang kita sedekahi dan diberi senyuman plus ucapan terimakasih.”

Sedekah, Jamu Tolak Bala’

Kisah berikut bukan fiktif atau rekaan. Teman saya bercerita tentang anaknya yang hampir tertabrak sepeda motor. Anaknya tersebut akan menyeberang menemui ibunya. Tanpa melihat kanan dan kiri, anak tersebut langsung saja berlari ke depan. Ciiiitttt!!! sepeda motor yang hampir menabrak anak itu menghentikan motornya. Ibunya yang melihat kejadian menutup mata dan menjerit. Dikira anaknya sudah tertabrak. Beruntung anak tersebut selamat.

Sorenya, ibunya bercerita kepada suaminya tentang kejadian siang tadi. Lama suaminya terdiam dan berfikir, mengapa anaknya dapat selamat. Pasti ada penyebabnya. Sampai akhirnya dia teringat bahwa pagi harinya ia telah bersedekah sejumlah uang kepada petugas kebersihan.

Di zaman dulu ada juga cerita sejenis di atas. Suatu ketika Rasulullah sedang duduk bersama sahabat. Lalu melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba2 Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Orang ini akan meninggal nanti siang.”

Namun sore harinya ketika Rasulullah duduk bersama sahabat, melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang tersebut oleh Rasul dan ditanya, “Aku diberi tahu (malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah kamu lakukan?"

Kemudian orang tersebut berkisah bahwa tadi pagi dia membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu disedekahkan kepada orang yang membutuhkan.

Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasululah menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang tersebut, namun berpindah takdir karena sedekahnya menghindarkan dia dari bahaya tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, yang artinya: “Bala tidak akan pernah mendahului sedekah.”

Kesulitan Hidup? Bersedekahlah

Ketika kesulitan hidup menerpa kita. Kita mempunyai hutang. Logika yang kita pakai adalah mencari pinjaman atau menghemat pengeluaran, dan lain-lain.

Tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan solusi, yang artinya: “Belilah semua kesulitanmu dengan sedekahmu!”

Sekilas tidak masuk akal, tapi ini juga dijelaskan dalam al-Quran, yang artinya:

“Hendaklah yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Alloh kepadanya. Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang sekedar apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. At Thalaaq: 7)

Masih bilang tidak masuk akal?

Seberapa rumit kesulitan kita? Coba diuangkan, setelah sedekahkanlah sebagian darinya. Contoh, kesulitan yang kita ternyata setelah diuangkan sejumlah 1 juta, maka keluarkan sedekahnya 10% atau lebih.

Jika kesulitan kita tidak dapat diuangkan, misalnya belum punya anak setelah sekian tahun. Anakkan tidak dapat diuangkan. Solusinya adalah sedekah dengan barang yang kita cintai. Sesuai dengan firman Alloh yang artinya:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali ‘Imran : 92)

Sebagian? Itu 5%, 10%, 30% atau 50% Bahkan Seluruhnya?

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.” (QS. Al-Hadid: 7)

Berapakah ukuran sebagian dari harta yang kita sedekahkan? Sebagai tahap awal bersedekah memberikan 10% dari harta yang disedekahkan cukup bagus. Setelah terbiasa, donasi dinaikkan terus seiring semakin terbiasa kita bersedekah. Jangan takut miskin dalam bersedekah. Ingat janji yang diberikan Alloh dan Rasul-Nya. Harta akan bertambah, tidak akan berkurang.

Bahkan Alloh mengatakan dalam Al-Quran bagi orang yang bersedekah adalah memberi pinjaman kepada Alloh dan akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar.

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (QS. At-Tagabun : 17)

Kebahagiaan spiritual

Seperti apa sih kebahagiaan spiritual itu? Kebahagiaan ini hanya bisa dirasakan bagi para pemberi sedekah. Ada kisah seorang penyapu jalanan. Dia tampak susah memikirkan kesulitan hidup yang dia hadapi saat itu. Tagihan uang sekolah anaknya dan tidak ada sebutir nasi pun dirumah sejak tadi pagi. Ia harus mencari nafkah sendirian sejak suaminya meninggal kecelakaan lalu lintas. Gajian harian dari bekerja sebagai tukang sapu tidak mencukupi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di setiap ayunan sapunya ia berdoa kepada Alloh agar dikuatkan menghadapi kesulitan itu sekaligus diberi jalan keluar.

Tiba-tiba ada mobil sedan menghampirinya, dan menyerahkan sebuah amplop sembari berkata, “Maaf ibu, mohon diterima sedikit rezeki ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi ibu.”

Ibu bergegas pergi tanpa menoleh ke belakang meninggalkan ibu tersebut yang masih tertegun bingung dan belum sempat mengucapkan terimakasih. Dengan tangan bergetar, ibu tersebut membuka amplop yang berisi sepuluh lembar seratus ribuan.

Tangis ibu itu meledak. Terbayang dia dapat membayar uang sekolah anaknya dan membeli beras untuk dimasak dirumah dan membayar utang di warung depan rumah.

Hanya doa yang diucapkan berulang-ulang kepada Alloh, memohon agar Alloh membalas dengan menambahkan rezeki berlimpah kepada wanita muda tadi yang tidak dikenalnya.

Kita semua dapat merasakan kebahagiaan yang dirasakan ibu penyapu jalan tadi. Tapi apakah kita tahu persis kebahagiaan yang dirasakan wanita muda yang mengulurkan bantuan kepada ibu penyapu jalan tadi. Kebahagiaan wanita tadi yang disebut KEBAHAGIAAN SPIRITUAL yaitu kebahagian saat memberi bukan saat menerima.

“Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. At-Taubah 121)

Penutup

Shalat itu harus khusyuk, memangnya kalau gak khusyuk gak shalat. Puasa itu harus dapat menahan hawa nafsu, memangnya kalau gak bisa menahan hawa nafsu gak puasa. Sedekah itu harus ikhlas, kalau gak ikhlas terus tidak sedekah.

Wallahu ‘alam.
Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment