Dasar Mencetak Insan Berprestasi

Dasar Mencetak Insan Berprestasi


Segala puji bagi Allah, pujian yang selaras dengan nikmat-nikmat-Nya dan membuat-Nya senantiasa mencurahkan tambahan nikmat-Nya.
Shalawat Salam atas Rasulullah, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.

Sesungguhnya pendidikan islam adalah sebuah pondasi guna mencetak para insan berprestasi, dan bukan sekedar menghasilkan keahlian-keahlian dalam berbagai disiplin ilmu yang dilengkapi dengan ijazah, sebagaimana Rasulullah Saw telah mendidik para sahabat mulia ra : Bilal yang asalnya seorang lemah menjadi begitu mulia, Umar bin al Khatthab ra yang sebelumnya seorang yang kasar menjadi seorang yang lemah lembut, Anas bin Malik ra yang pada mulanya adalah seorang pembantu lalu bisa masuk dalam jajaran orang-orang pandai di kalangan sahabat, Mush’ab bin Umer ra yang dari seorang anak manja kemudian berubah menjadi pribadi yang begitu tangguh, dan masih banyak lagi para sahabat yang bisa dijadikan contoh keberhasilan kaderisasi (Takwiin) yang dilakukan Rasulullah Saw

Al Habib Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani Qaddasallahu sirrahu dalam bukunya Ushulut Tarbiyah An Nabawiyyah hal mengatakan: "Nabi Muhammad Saw tidak memiliki sekolah permanen atau pesantren khusus untuk mengajar yang di sana beliau duduk dan secara rutin dikelilingi oleh para sahabat. Majlis-majlis ilmu beliau justru lebih luas dan menyeluruh laksana hujan turun di semua tempat sehingga memberikan manfaat kepada semua orang.  Dalam pasukan beliau adalah seorang pembina dan pemberi nasehat yang nasehatnya bisa membakar hati dan sabdanya mampu menyalakan semangat para tentara."

Dalam bepergian beliau adalah seorang pengarah dan pemberi petunjuk. Di rumah beliau memberikan arahan keluarganya. Di masjid beliau adalah pengajar, penceramah, hakim (Qadhi), pemberi fatwa dan seorang murabbi. Dalam bepergian, orang-orang lemah mencegat beliau di jalan untuk bertanya masalah agama maka beliaupun berhenti untuk memberikan pencerahan.

Kunci dari mencetak insan berprestasi (Takwiin) ini  adalah firman Allah :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Dzat yang telah menciptakan”

Firman Allah : (Bacalah) adalah dorongan untuk membaca secara luas, di antaranya segala sesuatu yang bisa menjadi sarana mendapatkan ilmu pengetahuan baik yang pokok ataupun yang hanya sekedar menjadi pelengkap sebagaimana diisyaratkan sabda Rasulullah Saw :

الْعِلْمُ ثَلَاثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ آيَةٌ مُحْكَمَةٌ اَوْسُنَّةٌ قَائِمَةٌاَوْ فَرِيْضَةٌ عَادِلَةٌ

“(Dasar) Ilmu ada tiga, dan selain itu adalah hanya keutamaan (atau bahkan tidak berguna); ayat muhkamah, sunnah qa’imah dan faro’idh yang adil” (HR Abu Dawud Ibnu Majah Hakim dalam Faidhul Qadir 4/386)

Kata fadhlun bentuk jamaknya adalah fadha’il yang berarti segala sesuatu yang mengandung kebaikan, atau jamaknya fudhuul yang berarti segala hal yang sama sekali tidak ada kebaikan di dalamnya.

Dalam firman Allah : “...dengan menyebut nama Tuhanmu” terdapat dua isyarat :
  1. Hubungan pembaca dengan Tuhannya terkait ilmu yang dimiliki sebagai sebuah anugerah dari Allah ta’ala yang disertai dengan pengertian akan keagungan dan kemuliaan-Nya.
  2. Pengakuan pembaca akan kelemahan dirinya bahwa ilmu dan pengetahuan yang didapatkannya bukanlah karena diri, kuasa dan kekuatannya, akan tetapi semata karena Allah ta’ala.

Hal tersebut akan mengantarkan seorang pembaca (seorang berilmu) pada sikap tawaadhu’ dan tidak sombong berbangga diri seperti dikatakan Nabi Sulaiman as :

قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرْ

 “Sulaiman berkata: Ini adalah bagian dari anugerah Tuhanku agar Dia Mengujiku apakah aku bersyukur atau ingkar”

Bukan seperti dikatakan Qarun :

إِنَّماَ أُوْتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِى

“ (…sesungguhnya aku diberikan semua ini adalah semata karena ilmu yang ku muliki”

Sebagai cara memudahkan untuk memahami topik ini maka kami memberikan diagram seperti di bawah ini :



Membentuk seorang pelajar yang memiliki ketawadhu’an, adab dan dzauq

Dengan semua ini niscaya akan lurus perilaku seorang berilmu sehingga ia bisa menunaikan kewajiban menyebarkan ilmu dan memberikan manfaat kepada manusia. Imam Malik rahimahullah mengatakan :

لَيْسَ الْعِبْرَةُ بِكَثْرَةِ الْعِلْمِ إِنـَّمَا الْعِبْرَةُ بِبَرَكَتِه

"Hal terpenting bukanlah banyaknya ilmu, tetapi yang terpenting adalah berkah ilmu"

Imam Syafi’I rahimahullah mengatakan :

لَيْسَ الْعِلْمُ مَا أُخِذَ وَإِنَّمَا الْعِلْمُ مَا نَفَعَ

"Ilmu bukanlah apa yang diambil (dipelajari) tetapi ilmu yang sebenarnya hanyalah hal yang bermanfaat"

As Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki al Hasani rahimahullah berkata :

شَهَادَةُ الرَّجُلِ عِلْمُهُ وَنَفْعُهُ لِلنَّاسِ

"Ijazah seseorang adalah ilmu dan kemanfaataanya bagi manusia"

Dari berbagai cara untuk sukses mencapai tujuan ini yang paling cepat bagi seorang pencari ilmu adalah dengan memiliki seorang guru murabbi, yang mendidik hatinya, membersihkan akhlaknya, menuntunnya kepada Allah ta’ala dan yang karena bergaul dengan sang guru ini Allah ta’ala menjaganya dari keburukan, hawa nafsu dan kemaksiatan, rabbaani, seorang guru yang mengajarkan ilmu-ilmu dasar sebelum ilmu-ilmu yang besar (luas), mursyid, seorang guru yang mencapat maqam rusyd yaitu yang mengumpulkan ilmu, amal dan ikhlash yang semuanya merupakan inti-inti kehidupan.

Oleh karena itulah Nabi Musa as bergegas berjalan di belakang seorang hamba yang shaleh agar bisa belajar kepadanya seraya mengatakan dengan penuh ketawadhu’an dan tatakrama :

هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

“...bolehkah saya mengikuti anda supaya anda mengajarkan kepadaku kebenaran yang telah diajarkan kepada anda “

Dan ketika hamba yang shaleh tersebut memberikan jawaban :

إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا

“Sesungguhnya kamu tidak akan pernah sanggup bersabar bersamaku"

Maka Nabi Musa as dengan sangat berharap bergumam :

سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ صَابِرًا وَلاَ أَعْصِى لَكَ أَمْرًا

“...insya Allah anda akan mendapatkan diriku sebagai seorang yang sabar, dan saya tidak akan menentang anda dalam urusan (apapun)“

=وَاللهُ يَتَوَلَّى الـْجَمِيْعَ بِرِعَايَتِه=

Share on Google Plus

About tdmenha pujon

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment