الحد يث
الثانى و الثلا ثون
فِيْ الجَلِسِ
الصَّالِحِ وَالْجَلِيْسِ السُوْءِ
Teman yang baik dan teman yang buruk
Diriwayatkan dari Abi Musa
Al Asy’ari Rhadiyallohu anh dari Rosululloh Sholallohu alaihi wasallam beliau
bersabda : ﴾Sesungguhnya
perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi
dan pandai besi. Penjual minyak wangi ada kalanya memberikan sedikit minyak
wanginya kepadamu, atau (paling tidak) kamu mencium harum wangi darinya.
Sedangkan seorang pande besi ada kalanya ia bisa membuat bajumu terbakar atau
kamu mendapatkan bau tidak sedap darinya﴿.
Tidak jarang Rosululloh Sholallohu
alaihi wasallam dalam menyampaikan beliau memakai bahasa perumpamaan. Hal itu
sangat perlu kita tiru. Karena dengan memakai bahasa perumpamaan lebih
memudahkan orang yang mendengarkan untuk lebih memahaminya.
Manusia tidaklah mungkin
hidup sendiri. Jika manusia itu di sebut makhluq sosial, maka dia akan saling
menyatukan satu sama lain, kapan bertemu, bermuamalah, dan bersama. Karena itu
adalah sebuah keniscayaan. Sudah menjadi arahan dalam islam bagaimana mendapat nilai
positif dalam berintraksi sesama manusia secara lurus, jejeg lan ajeg.
Sementara untuk mendapat ridho Alloh perlu harus bergaul dengan orang yang
menghantarkan kita kepada ridho Alloh juga. siapakah teman kita saat ini..?
harusnya kita mengerti bagaimana islam mengarahkan untuk ikhtiyaru jalasah
(memilih siapa orang yang kita duduk dengannya).
![]() |
www.teknikhidup.com |
Sebagai makhluq sosial, kita tidak bisa
hidup sendiri. Perlunya kita memilih dengan siapa kita duduk bersama. Jalisus
sholih atau jalisus suu’. “Cukuplah pergaulan itu merubah watak kita”. Jalisus
sholih adalah hadits ini yang diibaratkan seorang pedagang minyak wangi. Jika
seorang teman kita di toleti minyak wangi, berbau harum, maka ia jadi membeli
miinyak wangi itu. Memberikan artian bahwa ia merespon dan mengikuti, maka
itulah teman yang baik. Seorang pedagang minyak wangi yang memberikan sesuatu
yang disukai temannya sekaligus yang baik-baik. Sebagaimana bergaul dengan orang
baik, yang dirasakan adalah rasa lapang dada dan gembira, istilahnya mendapat
wewangian.
Adapun seorang pandai
besi. Begitu bergaul dengan orang yang tidak baik maka akan tertimpa pula
keburukan dan kejahatannya. Diibaratkan seorang pandai besi itu malah
menjadikan bajumu terbakar atau bahkan malah membuatmu berbau tidak sedap.
“Siapa yang menjadi teman dekatnya, maka akan menjadi siapa yang dijadikan
teman”.
Mengukur seorang itu baik
atau buruk itu mudah. Diukur dari dengan siapa ia bergaul. Jika dia bergaul
dengan orang yang buruk maka ia juga buruk. Jika bergaul dengan orang yang baik
maka ia juga baik. Orang baik jika bertemu sesama baik, maka ia akan langsung
nyambung. Begitupun orang buruk. Apalagi jika itu urusan hati. Karna urusan
hati tidak bisa di paksakan.
Ketika manusia masih ada
dalam alam Hisysyi (ruh). Manusia masih berupa embrio dan disitulah mereka
saling mengenal satu sama lain. Misalnya akhirnya santri ketemu santri,
bajingan ketemu bajingan.
Dalam hadits Rosululloh Sholallohu
alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh imam bukhori di sebutkan “Arwah (ruh)
adalah seperti balatentara yang dikerahkan. Ruh yang saling mengenal pasti
menjalin keakraban. Dan ruh yang tidak saling mengenal pasti terjadi
perbedaan”. Menjelaskan bahwa bala tentara itu organisasi yang paling rapi dan
organisasi yang kesetiaan terhadap pimpinan.
Ketika juga manusia ada di
alam Dzar, ada perjanjian pertama yaitu mengakui bahwa tuhan hanya satu yaitu
Alloh. Dan ada perjanjian kedua yaitu ada pertemuan, saling mengenal dan
selanjutnya akan menjadi kenyataan ketika seluruh manusia sudah ada pada alam
dunia. Yang lebih spesifik adalah pertemuaan dalam ikatan perkawinan.
“Dalam pertemuan pasti ada
yang saling menasehati”. Maka itu perlunya punya mursyid (orang yang
menunjukkan). Pentingnya memilih dan memilah siapa yang menjadi teman dekat
terutama mursyid. Karena mursyid sifatnya berhubungan dengan keselamatan hati.
Begitupun orang yang mendapat maqom Rusyud (mendapat petunjuk dari keselamatan
hati).
Murobbi adalah seseorang yang bisa menuntun dan bisa
mendidik jiwa. Seperti Abuya mengartikan murobbi dalam bahasa beliau….
مَنْ مُرَبِّي ؟
الَّذِي يُرَبِّي
قَلْبَه وَيُهَذِّبُ اَخْلَقَهَ وَيَأْتِيْ بِيَدِهِ
إِلَى الله وَالَّذِى بِصُحْبَةِ الله يَحْفَظُه مِنَ الشَرِّ
وَالْهَوَى وَالْمَعَاصِى
Jika seorang bertanya tentang diri seorang lain maka
cukup baginya bertanya ia berteman dengan siapa, karena dengan siapa ia
berteman, maka ia akan mengikutinya. Jika temannya baik maka ia akan ikut baik.
Jika temannya buruk maka ia juga akan mengikuti keburukannya. Karena pergaulan
dan pertemananlah yang membuat dia tersesat kedalamnya.
Seorang temanpun juga bisa dilihat dari caranya
berbicara. Jika orang yang baik, maka banyak orang yang berkhusnudzon kalau dia
adalah temannya orang baik pula. Tapi jika ia orang yang buruk, maka tidak
menutup kemungkinan banyak orang yang telah bersuudzon menganggap dia temannya
orang yang buruk pula. Karena orang yang berteman dengan orang yang buruk, maka
ia juga di cap orang yang buruk ada sebuah syair yang berbunyi….
وقاتل :
كيف تفار قتها؟
فقلت قولا
فيه انصاف
لم يك من
اشكلى ففاركته
والناس اشكال
واصناف
“Bagaimana kamu bisa berpisah dengannya…?”
“Aku
jawab dengan jawaban yang bisa orang mengerti.”
“Memang dia bukanlah modelku…”
“….Maka
aku memisahkan diri darinya.”
Kapan kita akan
mendapatkan teman yang baik jika disitu
ada tujuan yang sama dan sentuhan hati yang sama. Jika ada seorang yang awalnya
baik kemudian berteman dengan orang yang buruk ia malah tersesat kepada
keburukan, maka ada sisi pertemanan yang salah.
المَرْءُ مَعَش
مَنْ اَحَبَّ “Seorang akan
dikumpulkan dengan orang yang di cintainya”. Bersaudara yang karena Alloh saat
sudah termasuk hal yang langka. Sesungguhnya seorang yang berteman dengan orang
yang baik maka akan ada keberkahan didalam hidupnya.
Catatan Taklim Oleh
Fathiyah Insani Ummu Alifah
Kitab : Jalaul Afkar
Ma’had Nurul Haromain Lin
Nisa’
Editor 1. Dharma Sandy
2. Mas Heri
Blogger Comment
Facebook Comment