Manaqib Mus'ab bin Umer
Dalam kitab ini bab ini disebutkan. tetapi tidak disebutkan hadis-hadisnya, memang pengarang sohih bukhori ini mempunyai metode yang sangat bagus, beliau ingin mensterilkan kitab ini, dahulu beliau masih dalam kepenulisan oret-oretan, tetapi ketika sudah masuk editing riwayatnya tidak dimasukkan. Bisa jadi riwayatnya tidak dimasukkan. Mungkin barang kali beliau menghindari para pengritis kesohihan hadist, kemudian beliau mempunyai data-data atau profil perowi yang sangat lengkap sekali, mulai dari sang perowi bertemu dengan perowi yang lain dimana, kemudian sang perowi mecari ilmunya beberapa bulan atau tahun, dll. Padahal untuk mengumpulkan data tersebut sangat susah dan sulit.
Maka dari itu pada bab ini Pengarang Kitab ini tidak memasukkan Hadis-Hadisnya, hanya memasukan judulnya saja. Inilah sebuah ammanat untuk menyampaikan sebuah ilmu hadist.
Mus’ab bin umer adalah seorang yang pertama kali diutus oleh Rosululloh ke madinah untuk berdakwah, اول داعية بعثه رسول لله الي المدينة قبل الهجرة
Kala itu seorang sahabat yang bernama Sayyidina Zaid bin Arqom memberikan sebuah tempat dirumahnya untuk Rosululloh sebagai ajang pengkaderan para Sahabat dan Rumah tersebut dikenal dengan “Darul Arqom”, Termasuk santri Rosululloh yang berada di darul arqom adalah Sayidina mus’ab bin umer. Sebelum masuk islam, beliau dikenal sebagai orang yang sangat manja, karena ibunya merupakan orang yang sangat kaya raya pada masa itu, beliau selalu menggunakan pakaian yang sangat bagus-bagus, setiap pagi beliau memakai pakaian dan sorenya berganti dengan pakaian yang lain, setelah beliau masuk islam beliau berubah total menjadi seorang yang berpakaian secukupnya, sampai-sampai pakaiannya bertambal-tambal dan beliau ridho dengan apa adanya. Inilah salah satu dari sekian banyak orang-orang jahiliyah yang akhirnya masuk islam dan berubah total menjadi generasi terbaik karena didikan Rosululloh SAW.
Saat itu ada pertemuan yang bernama Aqobah Stania, saat itu orang-orang madinah menampung seorang dai yang dikirim oleh Rosululloh yaitu Sayyidina Musab bin umer, beliau dimadinah mengajar AL-Qur’an yang berpindah-pindah dari kebun-ke kebun, rumah-kerumah.
Baca Artikel Lainnya : "Pilar-Pilar Dakwah"
Saat itu ada seorang tokoh yang bernama Usaid bin Khudair yang ingin membunuh Sayyidina Musab bin umer, karena ia melihat madinah berubah total sejak kedatangan Sayyidina Musab bin umer, diasahlah pedangnya yang tajam saat itu Sayyidina Musab bin umer sedang berada dikebun, ketika Usaid bin Khudair ingin membunuh Sayyidina Musab bin umer tiba-tiba ia bergemetar sehingga pedang yang ia bawa jatuh, dan beliau masuk islam semenjak itu, semua orang yang berada dibawah kekuasaan Usaid bin Khudair masuk islam semua.
Sayyidina Musab bin umer wafat ketika dalam perang uhud dibunuh oleh ibnu qomiah. Ibnu qomiah merupakan salah satu orang yang pernah membuat lubang sehingga Rosululloh jatuh kedalam lubang tersebut. Saat hari kewafatan Sayyidina Musab bin umer kafan yang dipergunakann untuk menutupi beliau tidak cukup, ditarik keatas, kakinya kelihatan, ditarik kebawah kepala beliau terlihat, akhirnya Rosululloh memerintahkan kafannya ditarik ke atas, dan bagian kaki bawahnya ditutup dengan rumput alang-alang.
Ada sebuah Qoidah yang mengatakan :
الفضل للمبتدي وان احسن المقتدي
“Keutamaan tetap bagi para pemula, walaupun penerus itu jauh lebih baik”
Maka dari itu saat anda menjadi orang besar, maka jangan melupakan guru pengajar Al-Qur’an anda. Karena Al-Qur’an merupakan satu ilmu yang harus dihidupkan dahulu bagi seorang anak kecil dan islam akan mati ketika tidak ada anak-anak kecil yang belajar Al-Qur’an. Seseorang yang mengajarkan Al-Qur’an disebut sebagai seorang Robbani
الربان : هو الذي يعلم صغار العلم قبل كباره
“Seorang yang mengajarkan ilmu-ilmu yang kecil (Yang dasar) sebelum ia mengajarkan ilmu-ilmu yang besar” .
بما كنتم تعلمون الكتاب و بما كنتم تدرسون
Inilah sebuah jembatan bagi orang-orang yang sudah pulang dari pondok, maka langkah pertama adalah mengajar Al-Quran kepada adank-anak kecil. Dengan keistiqomahnannya maka akhirnya menjadi pondok pesantren. Dari mengajar Al-Quran sendiri seseorang akan mendapatkan sebuah berkah tersendiri. Inilah sebuah wahyu, sebuah asas-asas ilmu yang diturunkan oleh Alloh, kepada kita, yang harus kita syukuri dan harus kita jadikan sebuah ni’mat yang sangat besar.
= والله يتولي الجميع برعايته =
Blogger Comment
Facebook Comment